Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BSP dan Semangat Membela Al Aqsa

Bahron Ansori - Jumat, 18 November 2022 - 15:41 WIB

Jumat, 18 November 2022 - 15:41 WIB

9 Views

Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA

November 2022 ini adalah Bulan Solidaritas Palesetina (BSP) yang diperingati di Indonesia. Sementara PBB menetapkan 29 November sebagai Hari Solidaritas Palestina. Dalam rangka menyemarakkan BSP ini, Jama’ah Muslimin (Hizbullah) dari pusat hingga beberapa daerah di Indonesia mengadakan berbagai kegiatan sebagai wujud kepedulian terhadap muslim Palestina dan Masjid Al Aqsa.

Beberapa rangkaian kegiatan BSP yang digelar oleh Jama’ah Muslimin (Hizbullah) yang berpusat di Bogor itu antara lain, Gerak Jalan Cinta Al Aqsa, pengibaran bendera Indonesai – Palestina di Puncak Gunung Muria, Gowes to Al Aqsa, puisi tentang Al Aqsa, cerdas cermat seputar Al Aqsa, lomba tahfidz Qur’an dan sederet rangkaian acara lainnya.

Tentu saja, masih banyak cara yang bisa dilakukan setiap muslim untuk mengekspresikan kecintaanya pada muslim Palestina dan Masjidil Aqsa. Selain yang disebutkan di atas, Jama’ah Muslimin (Hizbullah) juga mengadakan lomba menulis artikel tentang kondisi muslim Palestina dan Masjid Al Aqsa.

Baca Juga: ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu, Yordania: Siap Laksanakan

Masjid Al Aqsha dan sejarah singkatnya

Masjid Al Aqsa sebagaimana yang dipahami mayoritas muslim, adalah kiblat pertama umat Islam. Hanya saja kiblat pertama itu kini tidak bisa dikunjungi oleh umat Islam dari berbagai belahan negeri. Ini akibat pencaplokan yang dilakukan oleh penjajah zionis yahudi.

Para nabi dari masa ke masa banyak yang memakmurkan Masjid Al Aqsa. Berikut nabi-nabi yang punya andil besar menjaga, merawat dan memuliakan Masjid Al Aqsa.

Nabi Ibrahim as dan keturunannya

Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok

Allah Swt memilih Baitul Maqdis sebagai tempat tinggal baru bagi Ibrahim as dan tempat hijrahnya setelah mengalami kezaliman dan penderitaan disebabkan oleh kaumnya sendiri di Iraq. Allah swt berfirman dalam surah Al Anbiya’ ayat 71, “Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia.”

Banyak sumber yang menunjukkan, Nabi Ibrahim as berulang kali datang ke Mekkah dari Baitul Maqdis. Di salah satu kunjunganya, ia pernah memperbaharui bangunan Ka’bah. Meski demikian, kita belum menemukan sumber yang menerangkah apakah Nabi Ibrahim as pernah memperbaharui bangunan Masjid Al Aqsa seperti yang dia lakukan terhadap Ka’bah atau tidak?

Ibnu Taimiyah pernah menyebutkan, “Masjid Al Aqsa telah ada sejak era Nabi Ibrahim as,” dan pada tempat lain ia menyebutkan, Al Aqsa dulu adalah tempat shalat para Nabi sejak jaman Nabi Ibrahim as, “Masjid Al Aqsa adalah tempat shalat para Nabi sejak jaman Al Khalil (Nabi Ibrahim as).” (Ibnu Taimiyah: Al Fatawa, 27/257).

Ketika Nabi Ibrahim as hijrah dan menetap di Baitul Maqdis, ia ditemani oleh Nabi Luth as yang tak lain adalah keponakannya. Nabi Ibrahim as dikaruniai Ismail dan Ishaq ketika  berada di Baitul Maqdis. Begitu juga Nabi Ishaq as dikaruniai Ya’qub ketika berada di Baitul Maqdis. Nabi Ya’qub as kemudian menetap di Baitul Maqdis dan dikaruniai Yusuf as hingga anak-anaknya yang lain. Keturunan mereka ini disebut sebagai Bani Israil.

Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional

Setelah kisah masyhur Yusuf as dan saudara-saudaranya di Mesir, Nabi Ya’qub as pada akhir hayatnya pindah ke Mesir hinggga wafat di sana. Namun, jasadnya kemudian dipindahkan ke daerah Baitul Maqdis dan dimakamkan di samping ayahnya Ishaq as dan kakeknya Ibrahim as sesuai dengan wasiatnya.

Dari keturunan Ya’qub as (Bani Israil), Allah Swt mengutus Musa as sebagai Nabi di Mesir. Lalu kisah yang terkenal antara Musa as dan Firaun, hingga Allah Swt perintahkan Musa as dan kaumnya untuk keluar dari Mesir dan hijrah menuju Baitul Maqdis, firman Allah Swt dalam Surah Al Maidah ayat 21, “Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi.”

Setelah Musa as wafat, maka Yusya’ bin Nun memimpin generasi baru dan membawa mereka masuk ke tanah suci. Nabi Saw bersabda, “Sesungguhnya matahari tidak ditahan (cahayanya), kecuali kepada Yusya’ ketika ia dalam perjalanan menuju Baitul Maqdis.” (HR. Ahmad; 8145).

Yusya’ as adalah salah satu nabi yang tidak disebutkan dalam Al Quran, tetapi Rasulullah Saw telah mengabarkan tentang kenabiannya. Abu Hurairah telah meriwayatkan,  Rasulullah Saw bersabda, “Salah satu Nabi pernah berperang, lalu ia berkata kepada matahari, ”Engkau diperintah (oleh Allah Swt) dan aku pun demikian. Ya Allah, tahanlah (cahayanya) atas kami.” (HR. Ahmad; 8070).

Baca Juga: Parlemen Arab Minta Dunia Internasional Terus Beri Dukungan untuk Palestina

Nabi Sulaiman as

Setelah Yusya’ bin Nun, Al Quran berbicara tentang nabi-nabi yang berasal dari Bani Israil yang memerintah di Baitul Maqdis. Mereka adalah Nabi Daud as dan anaknya Nabi Sualiman as. Tampaknya ketika itu Baitul Maqdis butuh pembangunan dan kontruksi, maka Nabi Sulaiman as pun memperbaharui bangunannya.

Tentu saja pembangunan ini hanyalah pembaharuan bukan pembangunan dari awal, persis seperti pembaharuan bangunan masjid Haram (Ka’bah) oleh Nabi Ibrahim as. Imam Al Qurthubi menjelaskan hal itu dalam syarah hadits Abu Dzar ra ketika ia bertanya kepada Nabi Saw, “Masjid apa yang pertama kali di bangun di muka bumi?”

Nabi Saw menjawab, “Masjid Haram.” Kemudian ia bertanya lagi, “Kemudian masjid apa?” Nabi Saw menjawab, “Masjid Al Aqsa.” Ia bertanya lagi: “Berapa lama jarak anatara keduanya?” Nabi Saw menjawab, “Empat puluh tahun.” (HR Bukhori: 3212, Muslim: 850).

Baca Juga: Ribuan Warga Yordania Tolak Pembubaran UNRWA

Hal itu berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr ra, dari Rasulullah Saw beliau bersabda, “Ketika Sulaiman as telah selesai membangun Baitul Maqdis, beliau memohon kepada Allah tiga hal: agar Allah Swt memberinya hukum yang sesuai dengan hukum-Nya, agar Allah Swt memberinya kekuasaan yang tidak akan dimiliki oleh seorangpun setelahnya, dan agar siapa saja yang datang ke Baitul Maqdis semata-mata hanya ingin shalat di dalamnya, keluar dari dosa-dosanya seperti baru dilahirkan dari rahim ibunya.”

Lalu Rasulullah Saw melanjutkan, “Adapun permintaan dua yang pertama dikabulkan oleh Allah Swt. Dan aku berharap agar permintaan yang ketiga pun dikabulkan.” (HR Ahmad: 6486, Nasa’i: 762, dan selain mereka).

Allah Swt berfirman dalam surah Saba’ ayat 12-13, “Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaanya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala. Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah, hai keluarga Daud, untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih.”

Nabi Zakaria as, Nabi Yahya as dan Nabi Isa as

Baca Juga: Wasekjen MUI Ingatkan Generasi Muda Islam Tak Ikuti Paham Agnostik

Jelas banyak dari para Nabi mengikuti jejak Nabi Sulaiman as di Baitul Maqdis, tetapi Al Quran hanya berbicara tentang tiga saja dari mereka dalam satu periode. Mereka yang tiga ini sangat terikat dengan Baitul Maqdis dan masjid Al Aqsa. Mereka adalah; Nabi Zakaria as beserta anaknya Nabi Yahya as, dan Nabi Isa as. Masjid Al Aqsa sangat penting dalam kehidupan, da’wah dan usaha mereka yang terus menerus untuk memberikan petunjuk dan memperbaiki Bani Israil. Masjid Al Aqsa juga merupakan tempat kumpul dan mimbar da’wah mereka.

Setelah istri Imran (ibunda dari Maryam) bernadzar, anaknya yang lahir kelak akan berkhidmat di Masjid Al Aqsa, sesuai dengan kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang soleh dari Bani Israil kala itu. Kemudian ia melahirkan anaknya yaitu Maryam binti Imran. Lalu Zakaria as menempatkan Maryam disuatu tempat mulia di Masjid Al Aqsa agar ia bisa beribadah dan berkhidmat di situ.

Setelah itu, terjadilah peristiwa yang terkenal yaitu dia mengandung Isa as. Maka Isa as adalah Nabi terakhir yang dilahirkan dan diutus menjadi nabi di Baitul Maqdis dan nabi terakhir sebelum kedatangan Nabi Muhammad Saw. (Ibnu Katsir: Qoshash Al Anbiya’, hal. 681-692).

Nabi Zakaria as dikaruniai seorang anak bernama Nabi Yahya as, dimana Nabi Isa as hidup sejaman dengannya. Mereka benar-benar berusaha dalam mendakwahi Bani Israil dan menjalankan tugas-tugas kenabian. Hal itu ditujukkan dalam sebuah hadits shahih, dari Al Harits bin Al ‘Asy’ari ra, Nabi Saw telah bersabda, “Sesungguhnya Allah Swt telah memerintahkan Yahya bin Zakaria dengan lima perkara, dia mengamalkannya dan memerinthahkan Bani Israil untuk mengamalkannya pula.”

Baca Juga: Iran: Referendum Nasional Satu-satunya Solusi Demokratis bagi Palestina

Nabi Saw melanjutkan, “Tapi dia lamban dalam menjalankan lima perkara tersebut.” Lalu Isa berkata kepadanya, “Sesungguhnya engkau telah diperintahkan dengan lima perkara dimana engkau mengamalkannya dan memerintahkan Bani Israil untuk mengamalkannya juga, maka pilihlah apakah engkau yang akan memerintahkan Bani Israil mengamalkannya atau aku yang akan memerintahkan mereka untuk mengamalkannya?”

Maka Yahya menjawab, “Jika engkau mendahuluiku menyeru mereka untuk mengamalkan lima perkara tersebut, maka aku takut akan disiksa.” Kemudian dia mengumpulkan Bani Israil di Baitul Maqdis hingga masjid menjadi penuh dan orang-orang duduk di atas balkon-balkon, lalu ia mengingatkan mereka …….” (HR Ahmad: 17541). Hadits ini menujukkan bahwa dulu masjid Al Aqsa cukup besar dan luas, dan juga memiliki balkon-balkon yang tinggi pada era Nabi Isa as.

Setelah Nabi Isa as, maka terhentilah pengutusan para nabi. Hingga Allah Swt mengutus Nabi Muhammad Saw untuk menyempurnakan jalan yang telah dilalui oleh para Nabi sebelumnya bersama Al Aqsa. Maka Nabi Saw melakukan isro’ ke masjid Al Aqsa dan mi’roj ke langit dari masjid Al Aqsa, dan di dalamnya pula Nabi Saw bertindak sebagai imam shalat bagi para nabi.

Kesimpulannya, Masjid Al Aqsa adalah masjid yang dibangun oleh nabi. Lalu dilanjutkan oleh para nabi lainnya dalam menjaga dan membelanya. Maka semakin agung kedudukan Masjid Al Aqsa dan makin bertambahlah keberkahannya. Kini, tugas setiap muslim yang ada di muka bumi adalah berjuang dengan berbagai upaya untuk mengembalikan kemuliaan dan keberkahan Masjid Al Aqsa.(A/RS3/P2)

Baca Juga: MBS Seru Israel Gencatan Senjata Segera, Tidak Serang Iran

Refrensi:

– Masjidil Aqsha, 40 Fakta yang belum terungkap

– Sejarah dan Keutamaan Masjid Al Aqsha dan Al Quds

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Polusi Udara Parah, Pakistan Tutup Sekolah dan Toko di Punjab

Rekomendasi untuk Anda