B’Tselem: Narasi Israel tentang Pembunuhan Shireen Abu Akleh ‘Tidak Benar’

Foto: Anadolu Agency (AA)

Al-Quds, MINA – Narasi tentara Israel tentang Shireen Abu Akleh adalah “tidak benar”, Pusat Informasi Israel untuk Hak Asasi Manusia di Wilayah Pendudukan (B’Tselem) melaporkan.

“Pagi ini, peneliti lapangan B’Tselem di Jenin mendokumentasikan lokasi persis di mana pria bersenjata Palestina yang digambarkan dalam video yang didistribusikan oleh tentara Israel, menembak, serta lokasi persis di mana Wartawan Shireen Abu Akleh terbunuh,” kata B’Tselem melalui laman Twitter nya seperti dikutip MEMO, Kamis (12/5).

B’Tselem menegaskan kembali, dokumentasi tembakan Palestina yang didistribusikan oleh militer Israel tidak bisa menjadi bukti tembakan yang menewaskan Jurnalis Shireen Abu Akleh.

Juru bicara B’Tselem, Karim Jobran, mengatakan kepada Anadolu bahwa lokasi yang muncul dalam video yang disebarluaskan oleh pejabat Israel itu jauh dari lokasi pembunuhan Abu Akleh.

Jobran mengatakan, B’Tselem telah melakukan penyelidikan awal, dan akan segera melakukan penyelidikan menyeluruh.

“Informasi yang kami miliki, membuktikan bahwa narasi tentara Israel tidak benar,” katanya.

Sementara Direktur Eksekutif B’Tselem mengatakan, tidak seorang pun harus percaya Israel berjanji untuk menyelidiki apa yang telah terjadi, karena janji penyelidikan tidak lain adalah langkah pertama dalam pengapuran terorganisir Israel.

“Israel tidak mampu dan tidak mau melakukan investigasi semacam itu yang membuka pintu bagi tanggung jawab hukum internasional,” ujarnya.

Zionis Israel pada Rabu (11/5) kemarin membunuh jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh, saat dia meliput penyerbuan tentara pendudukan ke kamp pengungsi Jenin.

Shireen Abu Akleh mengenakan jaket antipeluru dengan jelas menampilkan kata ‘PRESS’, dan mengenakan helm, namun peluru penembak jitu masuk ke kepalanya dari telinganya, membunuhnya.

Rekan-rekan di sekitarnya juga ditembak ketika mereka mencoba menyelamatkannya di tempat kejadian.

Perserikatan Bangsa-Bangsa, AS, Inggris, dan Uni Eropa telah menyerukan penyelidikan menyeluruh atas kematian perempuan berusia 51 tahun itu. (T/R6/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)