Kolombo, 5 Syawal 1434/12 Agustus 2013 (MINA) – Serangan massa Budha terhadap sebuah masjid di kota Kolombo, Sri Lanka, meningkatkan ketegangan agama dan menyebabkan penduduk minoritas Muslim dalam ketakutan.
Polisi Sri Lanka telah menghentikan jam malam. Namun, ratusan aparat keamanan, termasuk polisi anti huru-hara dan pasukan komando, tetap waspada di distrik Grandpass sejak Ahad (11/8), menyusul kekerasan pada yang melukai sedikitnya empat orang pada Sabtu malam.
“Jam malam itu dicabut pagi ini, tapi kami memiliki kehadiran yang kuat di daerah,” kata juru bicara polisi, Aljazeera melaporkan yang dikutip MINA (Mi’raj News Agency).
Tidak ada reaksi langsung dari pemerintah atas kekerasan yang diikuti keberatan Budha untuk pembukaan masjid baru. Namun, tokoh agama menyatakan keprihatinannya atas insiden itu.
Baca Juga: HRW: Pengungsi Afghanistan di Abu Dhabi Kondisinya Memprihatinkan
“Dengan serangan ini, kami khawatir lagi dan kami melihat hal ini kelanjutan tren (anti-Muslim). Kami mengutuk serangan ini,” kata Fazin Farook, juru bicara All Ceylon Jamiyyathul Ulama, badan tingkat tinggi pemimpin agama Sri Lanka.
Farook mencatat bahwa kekerasan terakhir itu terjadi lima bulan setelah kampanye anti-Muslim memuncak dalam pembakaran dua perusahaan milik muslim di luar kota Kolombo.
“Pemerintah juga telah melakukan banyak upaya untuk menenangkan situasi, tapi insiden ini datang tiba-tiba dan mengkhawatirkan masyarakat,” kata Farook.
Dewan Muslim Sri Lanka, sebuah payung organisasi masyarakat sipil Muslim, juga menyatakan keprihatinannya.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Dewan Muslim mengatakan, serangan itu terjadi meskipun ada jaminan dari otoritas negara bahwa masjid baru di daerah tersebut bisa dibangun meskipun diprotes oleh sekelompok komunitas Budha.
“Ada polisi dikerahkan untuk menjaga masjid, tapi sayangnya para polisi tidak dapat menegakkan hukum dan ketertiban,” kata NM Ameen, ketua Dewan Muslim Sri Lanka. “Masyarakat sangat khawatir dan prihatin tentang keselamatan mereka,” ujarnya.
Empat orang terluka dalam serangan itu, termasuk dua polisi yang menjaga masjid, masih berada di rumah sakit.
Dalam kekerasan Sabtu malam, lonceng kuil memanggil puluhan orang Budha yang menyerbu masjid dan mulai melemparkan batu dan memukuli jamaah. Menurut kesaksian warga, beberapa rumah di daerah tersebut juga rusak.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Seorang pejabat keamanan Sri Lanka mengatakan, umat Budha keberatan dengan masjid baru yang telah didirikan untuk menggantikan tempat ibadah yang sudah tua.
“Komunitas Budha keberatan dengan relokasi masjid dan masalah dimulai saat shalat di masjid baru itu pada Sabtu malam,” kata seorang pejabat yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
Sementara tiga biksu dan 14 orang lainnya ditangkap sehubungan dengan serangan pembakaran pada Maret lalu di perusahaan milik Muslim, kemudian dibebaskan karena polisi dan korban tidak mengajukan tuntutan.
Tujuh puluh persen dari 20 juta penduduk Sri Lanka adalah penganut Budhisme, sementara Muslim merupakan minoritas agama terbesar kedua dengan jumlah di bawah 10 persen setelah Hindu sekitar 13 persen. Penduduk Lainnya adalah Kristen. (T/P09/P02).
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam