Aljir, MINA – Massa aksi pro-Palestina melakukan protes di ibu kota Aljazair, Aljir, dengan menggeruduk cabang Kentucky Fried Chicken (KFC) pertama di negara itu, Selasa (16/4).
KFC tersebut baru saja dibuka di tengah genosida Israel ke Palestina yang masih terus terjadi. Para pengunjuk rasa akhirnya berhasil memaksa KFC menutupi logo mereka.
Puluhan pengunjuk rasa turun ke jalan dalam demonstrasi menentang raksasa makanan cepat saji Amerika tersebut, mengutuk hubungan mereka dengan Israel. Protes diadakan di Lapangan Dali Ibrahim, melansir Marocco World News.
Para pengunjuk rasa menyerukan boikot terhadap semua produk yang mendukung pendudukan Israel, termasuk KFC.
Baca Juga: Smotrich: Israel Tolak Normalisasi dengan Saudi jika Harus Ada Negara Palestina
Mereka menuntut pihak berwenang untuk menutup cabang tersebut, sambil memegang poster bertuliskan “Boikot KFC.”
Video online menunjukkan bahwa demonstrasi tersebut menyebabkan intervensi polisi yang menggunakan gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa.
Pembukaan cabang KFC di Aljazair memicu kemarahan di platform media sosial, terutama karena hal tersebut bertepatan dengan kampanye boikot yang sedang berlangsung untuk memprotes perang berdarah Pasukan Pendudukan Israel (IOF) di Gaza selama lebih dari enam bulan.
“Mereka yang menyetujui pembukaan KFC di Aljazair adalah pengkhianat terhadap nilai-nilai bangsa,” kata salah satu pengguna di X. Pengguna media sosial lainnya menggambarkan tindakan tersebut sebagai hal yang “sangat memalukan.”
Baca Juga: Hamas Kutuk Agresi Penjajah Israel terhadap Suriah
Setelah unjuk rasa itu beredar banyak video yang mendokumentasikan momen logo Kentucky dikaburkan dengan tutup hitam dari restoran yang baru dibuka dua hari lalu, mengutip Al Jazeera.
Di Aljazair, KFC merupakan anak perusahaan Yum Brands yang awalnya merupakan divisi dari PepsiCo. Perusahaan ini menghadapi boikot di seluruh dunia karena dukungannya terhadap pendudukan Israel.
Restoran cepat saji ini adalah salah satu dari banyak merek yang terkena dampak kampanye boikot atas dukungan mereka terhadap pendudukan Israel. Ini termasuk McDonalds, Starbucks, Coca-Cola, Zara, dan lain-lain.
Khususnya, di bidang makanan cepat saji, boikot tersebut sangat mempengaruhi penjualan McDonald’s, dengan chief financial officer perusahaan tersebut Ian Borden mengumumkan kerugian finansial sekitar 7 miliar euro.
Baca Juga: Pemukim Yahudi Ekstremis Rebut Rumah Warga Yerusalem di Silwan
Sebagai tanggapan, perusahaan memutuskan untuk membeli kembali seluruh 225 restorannya di Israel dari pewaralaba Alonyal.
Boikot terhadap perusahaan-perusahaan yang mendukung Israel dan IOF pada umumnya telah mendapatkan perhatian di seluruh dunia, terutama di negara-negara mayoritas Muslim serta di seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara.
Sejak dimulainya perang di Gaza pada bulan Oktober, pasukan penjajah Israel telah merenggut nyawa lebih dari 33.000 warga Palestina, kebanyakan anak-anak dan perempuan dan menyebabkan kehancuran yang meluas di jalur yang terkepung itu. (T/Ai/R1)
Baca Juga: Media Ibrani: Netanyahu Hadir di Pengadilan Atas Tuduhan Korupsi
Mi’raj News Agency (MINA)