Banten, 22 Muharram 1438/23 Oktober 2016 (MINA) – Diawali dengan mengucapan selamat merayakan Hari Santri, Presiden Joko Widodo mengajak seluruh santri untuk terus menyalakan kembali api semangat yang berkobar 71 tahun yang lalu ketika Kyai Hasyim Asy’ari menyampaikan resolusi jihad yang mampu membakar semangat para santri melawan penjajah.
“Dengan resolusi jihad itu, para santri berjuang bersama-sama dengan elemen bahasa yang lain untuk membela tanah airnya sampai titik darah penghabisan, akhirnya sejarah mencatat para santri telah mewakafkan hidupnya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan mewujudkan cita-cita kemerdekaan tersebut,” kata Presiden dalam sambutannya pada pembukaan Pekan Olahraga dan Seni Antar Pondok Pesantren Tingkat Nasional (Pospenas) ke-7 Tahun 2016 di Serang, Banten, Sabtu (22/10) malam.
Setelah 71 tahun berlalu, tambahnya, api semangat jihad itu tidak boleh padam, api semangat jihad harus menjadi bagian penting dalam membentuk kemerdekaan, semangat kemerdekaan, semangat kebangsaan, dan semangat keindonesiaan dari para santri di seluruh penjuru tanah air.
“Api semangat harus hidup terus di dada para santri untuk berjuang menghadapi tantangan tantangan baru di era kemerdekaan ini,” ucap Presiden yang disambut gemuruh ribuan santri yang memenuhi tribun Stadiun Maulana Yusuf Serang.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Presiden menegaskan, kita harus terus menyalakan api jihad dalam menghadapi kemiskinan, menghadapi kebodohan, dan menghadapi ketimpangan sosial. Bangsa kita adalah bangsa yang besar, untuk jadi bangsa yang besar yang diperhitungkan oleh bangsa-bangsa yang lain di dunia, menurutnya, kekuatan kita bukan semata-mata jumlah penduduk yang besar ataupun kekayaan alam yang berlimpah, tapi kekuatan kita sebagai bangsa sesungguhnya adalah semangat jihad kebangsaan.
“Semangat cinta tanah air yang telah diwariskan oleh para ulama pendahulu kita, dengan mewarisi semangat itu, saya berharap para santri berlomba-lomba meningkatkan kemampuan diri, terutama mengasah diri di bidang ilmu pengetahuan teknologi dan berprestasi di bidang olahraga, serta tidak lupa membangun kepribadian bangsa dengan menyemarakkan seni dan budaya,” ujarnya.
Bagi Presiden, dalam keterangan pres Kemenag yang dikutip MINA, itulah jihad kebangsaan, jihad untuk menjadi bangsa yang tangguh, bangsa yang produktif, bangsa yang inovatif, dan pantang menyerah.
“Saya yakin, dengan bekal semangat itu kita akan semakin optimis menghadapi segala hambatan dan tantangan untuk menjadi bangsa pemenang,” tutur Presiden mengakhiri sambutannya.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
Presiden sebelumnya menerima Mushaf Santri yang diserahkan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, mushaf Al-Quran yang ditulis oleh 40.128 santri-santri pada 12 Oktober 2016 lalu, dilakukan serentak di seluruh Provinsi. Mushaf Santri tersebut kemudian menjadi dokumen yang dimiliki dan dipelihara negara.
Pembukaan Pospenas yang dihadiri oleh sejumlah Menteri Kabinet Kerja di antaranya, Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Gubernur Banten Rano Karno, sejumlah pejabat Kemenag, Kakanwil Kemenag Provinsi, Bupati dan Walikota se Provinsi Banten, ulama dan tokoh masyarakat, serta ribuan santri yang datang dari pondok pesantren di Provinsi Banten. (T/ima/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September