Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bukber di Restoran Budaya Tren di Kashmir

Ali Farkhan Tsani - 4 menit yang lalu

4 menit yang lalu

5 Views

Bukber di restoran, di Kashmir. (Daily Good Morning Kashmir)

Srinagar, MINA – Mengiringi bulan suci Ramadhan, buka bersama hidangan tradisional istimewa dan prasmanan di restoran dan kedai menjadi tren di seluruh Kashmir.

Dari pedagang kaki lima di pinggir-pinggir jalan yang ramai, hingga restoran kelas atas, budaya kuliner selama berbuka puasa bersama telah berubah menjadi pengalaman kuliner yang megah. Daily Good Morning Kashmir melaporkan, Ahad (9/3).

Warga setempat mengatakan, tren tersebut bukan hanya tentang pesta tetapi juga tentang ikatan komunitas.

“Ramadhan adalah bulan spiritualitas, tetapi makanan tetap menjadi bagian besar dari perayaan kita. Restoran dan kafetaria menawarkan prasmanan buka puasa yang unik, yang dinikmati orang-orang bersama keluarga dan teman-teman mereka,” kata Irfan Ahmad, warga Hazratbal, Srinagar.

Baca Juga: Seharkhwans, Penjaga Tradisi Ramadhan Kuno di Kashmir

Dari piring wazwan hingga kebab, kurma, dan minuman segar, restoran dan kafetaria di seluruh Lembah telah memperkenalkan menu khusus yang melayani peningkatan permintaan.

“Restoran kami telah memperkenalkan prasmanan buka puasa dengan banyak hidangan, termasuk hidangan tradisional Kashmir seperti kebab, gushtaba, dan rogan josh. Responsnya sangat bagus,” kata seorang pemilik restoran di Hyderpora, Srinagar.

Demikian pula, tidak hanya di kota Srinagar tetapi juga di distrik lain, tren hidangan buka puasa semakin populer.

“Di Baramulla, Sopore, dan Shopian, bersama dengan distrik lain, hotel dan kafetaria menawarkan paket kombo untuk buka puasa, yang mencakup semuanya mulai dari makanan penutup hingga kebab. Ini adalah tren baru yang kami saksikan dalam beberapa tahun terakhir,” kata Junaid, warga lokal Baramulla.

Baca Juga: Dari Gerobak Ketoprak ke Ayat Suci, Kisah Daiman dan Transformasi Spiritual di Tengah Hiruk Pikuk Kota Semarang

Di sisi lain, warga lokal juga menyatakan kekhawatiran atas kenaikan harga pangan selama bulan suci Ramadhan.

“Meskipun variasinya menarik, harganya telah meroket. Makanan buka puasa sederhana yang dulunya seharga Rs 200 (Rp37.400,-) tahun lalu sekarang harganya sekitar Rs 300-350 (Rp56.000,- hingga Rp65.400,-).

Pemerintah harus memantau harga pangan,” kata Shabir Hussain, warga lokal Srinagar. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Mendadak Halal di Amerika

Rekomendasi untuk Anda

Ramadhan 1446 H