Buku: Dunia Dalam Genggaman Bung Karno

Oleh : Sigit Aris Prasetyo

Nama besar   atau telah menjadi legenda yang tak lekang jaman, bergaung di seantero dunia, tidak hanya dikenal oleh para pemimpin dunia, tetapi juga dikagumi jutaan umat manusia.

Mereka menganggap Sukarno tak hanya sebagai pahlawan Asia-Afrika, namun juga dunia karena visinya yang pernah ia kemukakan dalam dua pidatonya “Let a New Asia Africa be Born” dan “To Build The World A New”

Dia memperjuangkan nilai-nilai universal, seperti hakikat kemerdekaan, dunia tanpa kolonialisme, persamaan hak dan kesamaan derajat bagi seluruh umat manusia dan tantanan dunia baru yang lebih aman, adil dan sejahtera.

Seorang filsuf Inggris Bertrand Rusell menyebut Bung Karno sebagai “One of the greatest thinkers of the twentieth century.” Sanjungan serupa juga diberikan oleh Emilio P. Cortez, seorang tokoh ternama Filipina yang berkata “Sukarno is the greatest leader of Asia!”

Sukarno, pemimpin yang berprinsip, negosiator, orator dan konseptor ulung. Ia juga seorang praktisi diplomasi Indonesia yang paling cerdas dalam sejarah Indonesia dan menakjubkan.

Ia bergerak cepat dan gesit menjalin hubungan dengan tokoh-, dari negara-negara besar atau kecil, menawarkan pemikiran-pemikiran baru dalam mewujudkan tata hubungan internasional yang lebih adil, damai dan sejahtera.

Sukarno juga seorang manusia yang mengagungkan persahabatan. Ia menyukai pertemanan tulus apa adanya tanpa mengorbankan kepentingan bangsanya. Hasrat menjalin persahabatan inilah yang menjadi senjata pamungkasnya untuk membina hubungan baik dengan tokoh-tokoh penting dunia.

Bung Karno juga mampu dan bahkan menarik perhatian para pemimpin negara besar, seperti D. Eisenhower, Nikita Krushchev, J.F Kennedy, Voroshilov, Mao Zendong, Chou Enlai, Charles de Gaule, dan lainnya.

Dengan para pemimpin negara ketiga, Sukarno juga memiliki pertemanan yang luar biasa. Sejarah mencatat Sukarno menjalin pertemanan dengan pemimpin negara-negara Asia, Afrika, Eropa dan Amerika, seperti Jawaharlal Nehru, Josep Bros Tito, Norodom Sihanouk, Muhammad V, Gamal Abdul Nasser, Kim II Sung, Macapagal, Ho Chin Minh, Fidel Castro, Che Guevera dan lainya.

Sukarno mengaku telah mengunjungi duapertiga negara-negara di dunia. Jarak dan waktu tidak menjadi kendala baginya untuk melanglang buana, “itu karena aku pada dasarnya ingin berkawan” kata Sukarno.

Ia mengaku gemar melawat ke berbagai negara, yang salah satu tujuannya yaitu memperkenalkan bangsa Indonesia. Ia juga ingin mengajarkan kepada rakyatnya, bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan dapat bersanding sejajar dengan bangsa-bangsa dunia lainnya.

“Ada satu alasan mengapa aku melakukan perlawatan. Aku ingin agar Indonesia dikenal orang. Aku ingin dunia tahu, bagaimana rupa orang Indonesia, dan melihat bahwa kami bukan lagi “bangsa yang tolol” seperti yang berulang-ulang diucapkan orang Belanda,” kata Sukarno.

Persahabatan menurut Sukarno tidak harus disyaratkan dengan persamaan ideologi, agama, budaya dan pengelompokan-pengelompokan lainnya. Karena itu, Sukarno melanglang buana tanpa batas dalam menjalin persahabatan dan pertemanan dengan negara-negara di Timur dan Barat. “Aku menyukai orang Timur, aku menyukai orang Barat.”

Persahabatan Sukarno dengan pemimpin-pemimpin dunia bersifat lintas ideologi, budaya dan agama, dari pemimpin negara yang terpilih secara demokratis hingga otoriter tetap dirangkul, dari pemimpin negara yang berideologi sosialis hingga kapitalis tetap dia jadikan teman.

Sukarno bukan hanya milik Indonesia, namun ia telah menjadi milik dunia. Ketokohannya dan pemikiran-pemikirannya telah mengubah dunia, memberikan sumbangasih bagi peradaban manusia.

Pemikiran-pemikiran desarnya seperti nasionalisme, anti kolonialisme dan persamaan hak derajat manusia telah mengilhami beberapa negara untuk terus berjuang meraih kemerdekaan. Maka tidak mengherankan kalau penghargaan terhadap jasa dan kontribusinya hingga kini masih tergores dan dapat dilihat di berbagai negara sebagai warisan kemanusiaan.

berjudul “Dunia Dalam Genggaman Tangan Bung Karno” ini secara umum mengulas sisi-sisi persahabatan dan pertemanan Sukarno dengan kurang lebih 25 tokoh dunia dalam upayanya membangun tatanan dunia baru yang lebih aman, damai, adil dan sejahtera.

Gaya Bung Karno yang selalu percaya diri menemui dan menjalin pertemanan dengan para pemimpin dunia digambarkan dalam tulisan ini, termasuk kisah-kisah menarik yang belum banyak terekam oleh sejarah.

Penulis berharap buku ini dapat menjadi salah satu referensi untuk melihat sisi-sisi lain ketokohan Sukarno, khususnya cerita-cerita di balik persahabatannya dengan tokoh-tokoh dunia.

Tentu saja Sukarno hidup pada jamannya, namun tidak ada salahnya jika kita tetap mengambil pelajaran, mendalami atau bahkan meneruskan cita-cita atau pemikiran yang hingga kini masih relevan, terutama dalam membangun tatanan dunia baru.

(R10/RS1)

Mi’raj Islamic news Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.