Buku Laporan Investigasi Jurnalis Washington Post Ungkap Trump Remehkan Virus Corona

Washington, MINA – Presiden Amerika Serikat (AS) tahu “mematikan” dan lebih buruk daripada flu, bahkan ketika dia dengan sengaja menyesatkan publik AS pada Februari dan Maret tentang risikonya, menurut sebuah buku hasil investigasi jurnalistik ditulis oleh jurnalis terkenal AS .

Woodward adalah jurnalis yang laporan-laporannya akhirnya memaksa Presiden Richard Nixon, juga dari Partai Republik, untuk mundur sebagai Presiden AS tahun 1974 karena penyusupan-penyusupan yang dilakukan timnya terhadap tim kampanye pesaingnya dari Partai Demokrat. Kasus ini disebut Skandal Watergate. Laporannya ditulis dalam buku All The President’s Men.

Buku tentang Trump berjudul Rage dan akan mulai beredar pada 15 Septemberi mendatang.

Trump mengatakan dalam rekaman percakapan dengan Woodward, dia meremehkan risiko virus corona selama ini karena tidak ingin menimbulkan kepanikan, menurut sebuah laporan di The Washington Post.

“Anda hanya menghirup udara dan begitulah cara berlalu,” kata Trump kepada Woodward dalam panggilan telepon 7 Februari, demikian dikutip dari Al Jazeera.

“Dan itu yang sangat rumit. Itu yang sangat sensitif. Itu juga lebih mematikan daripada flu berat Anda,” kata Trump.

“Ini hal yang mematikan,” ulang Presiden menekankan, menurut laporan itu.

Menurut buku Woodward, Trump telah mengetahui dari penasihat keamanan nasionalnya dalam briefing intelijen pada 28 Januari bahwa virus tersebut menghadirkan ancaman serius.

“Ini akan menjadi ancaman keamanan nasional terbesar yang Anda hadapi dalam kepresidenan Anda,” kata Penasihat Keamanan Nasional Presiden, Robert O’Brien, kepada Trump, menurut Woodward yang melakukan 18 wawancara empat mata dengan Presiden dari Desember 2019 hingga Juli 2020.

“Ini akan menjadi hal terberat yang Anda hadapi,” kata O’Brien kepada Trump.

Setelah peringatan intelijen berulang kali, Trump meremehkan ancaman virus di depan umum selama Februari dan tidak membunyikan alarm publik tentang risiko tersebut bagi warga AS.

“Kami cukup banyak menutupnya dari Cina,” kata Trump kepada pembawa acara Fox News Sean Hannity pada 2 Februari.

Kritikus berpendapat, tanggapan lambat Presiden dan kegagalan mengembangkan strategi nasional untuk melawan virus telah mengakibatkan lebih banyak kematian daripada yang diperlukan dan kerusakan ekonomi yang berkelanjutan karena pandemi.

AS telah menderita lebih dari 190.000 kematian dan mencatat lebih dari 6,5 juta kasus COVID-19, menurut Universitas Johns Hopkins. (T/RI-1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)