Jakarta, 3 Dzulqa’dah 1437/6 Agustus 2016 (MINA) – Buku berjudul Kebangkitan Santri Cendekia “Jejak Historis, Basis Sosial dan Persebarannya” baru saja diluncurkan di Museum Kebangkitan Nasional Jakarta pada Sabtu ini (6/8).
Perkembangan para kelas menengah santri pada orde baru hingga reformasi dibahas dalam buku ini, di mana banyak terjadi dinamika dan periode krusial terkait hubungan Islam dengan negara Indonesia.
“Buku ini potret dari perjalanan generasi santri,” ujar penulis buku tersebut, Mastuki HS kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di sela peluncuran buku.
Sedikit menjelaskan isi buku, Mastuki mengatakan, para santri kelas menengah pada waktu itu, seperti KH. Hasyim Asyari, KH. Wahid Hasyim, dan sebagainya memiliki peran yang besar kepada Islam juga Indonesia dan pada masa kini mendapat ledakan besar. Perkembangan dan pertumbuhan tersebut diungkap pada bukunya.
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian
“Pada orde baru, depolitisasi Islam menyebabkan anak-anak santri terbatas ruang geraknya, tapi manfaatnya bahwa ketika politik tersebut tertutup bagi mereka, mereka bergerak di lini-lini lainnya, mereka sekolah, masuk LSM, dan seterusnya, jadi ini manfaatnya,” katanya.
Ia juga mengatakan, bahwa majunya para santri lebih jauh kedepannya nanti itu terdapat dua perspektif, menurutnya bisa lebih maju atau juga bisa mundur. Karena di dalam santri kelas menengah sendiri sampai sekarang masih terjadi dinamika seperti perdebatan sudut pandang.
“Posisi santri itu akan semakin banyak mereka akan semakin solid, santri kelas menengah selalu punya kepentingan, di dalam santri sendiri terjadi gejolak, dinamika yang akan bisa merugikan santri,” jelasnya. (L/M09/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025