Jakarta, MINA – Buku “Muslim Melayu Penemu Australia” kini kembali hadir dalam cetakan ketiga. Buku karya Dr. Teuku Chalidin Yacob ini diterbitkan lagi oleh MINA Publishing House pada 26 Oktober 2024, setelah sebelumnya sukses dengan cetakan pertama pada Muharram 1438/Oktober 2016 dan cetakan kedua pada Sya’ban 1438/Mei 2017.
Rana Setiawan, Ketua Tim Penerbitan Buku “Muslim Melayu Penemu Australia,” dari MINA Publishing House, menyatakan rasa syukur atas capaian tersebut.
“Kami merasa sangat bangga dan bersyukur atas sambutan yang luar biasa terhadap buku ‘Muslim Melayu Penemu Australia’. Tidak hanya bagi kami sebagai penerbit, keberhasilan ini juga merupakan pencapaian signifikan untuk dunia sejarah dan kajian akademis terkait peradaban Islam di Australia,” ujarnya di Jakarta, Selasa (29/10).
Buku tersebut mengungkap sejarah penting mengenai hubungan Muslim Melayu dengan benua Australia, suatu fakta yang selama ini jarang terungkap dalam literatur sejarah arus utama.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jakarta Senin ini Cerah Sepanjang Hari
Bahkan, keberadaan buku itu di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan Australia, Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), serta di berbagai perpustakaan perguruan tinggi di Aceh dan Makassar semakin menegaskan statusnya sebagai referensi penting bagi penelitian sejarah peradaban Islam di Australia.
Karya itu berawal dari tesis Dr. Teuku Chalidin Yacob dalam bidang pendidikan dan pemikiran Islam untuk doktor di Universitas Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia, pada tahun 1431 Hijriyah/2009 Masehi.
Penelitian yang mendalam itu berhasil menghadirkan wawasan baru mengenai peran penting Muslim Melayu, khususnya Muslim Indonesia di Australia jauh sebelum kedatangan Kapten James Cook.
Menurut Rana, kontribusi itu memperkaya khazanah ilmu pengetahuan Islam dan membuka ruang bagi kajian lebih lanjut dalam hubungan historis antara kedua bangsa.
Baca Juga: Komisi VIII: Revisi UU Haji Penting Segera Dilakukan
Dia juga menekankan bahwa buku ini telah menjadi rujukan dalam berbagai penelitian akademis terkait peradaban Islam dan sejarah hubungan Muslim Melayu-Australia.
“MINA Publishing House berkomitmen untuk terus mendukung penyebaran ilmu pengetahuan ini. Insya Allah, kami mencetak ulang buku ini dengan tambahan data dan kajian terbaru, sehingga tetap relevan bagi para pembaca dan peneliti. Ke depan rencana akan diterbitkan dalam bahasa Inggris dan Arab,” kata Rana.
Dengan terbitnya cetakan ketiga ini, lanjut dia, MINA Publishing House berharap buku “Muslim Melayu Penemu Australia” terus memberi manfaat dan memperkaya wawasan sejarah bagi khalayak luas.
“Buku cetakan ketiga memiliki tampilan cover dan layout yang diperbarui untuk memberikan kesan yang lebih menarik dan segar bagi pembacanya,” tambah Rana.
Baca Juga: DPR: Swasembada Pangan dan Energi Langkah Penting Perkuat Kedaulatan Nasional
Dalam sambutannya, penulis buku itu, Dr. Chalidin juga mengucapkan terima kasih kepada para tokoh dan institusi yang telah memberikan dukungan dan informasi berharga selama proses penelitian yang menjadi buku khazanah pengetahuan perkembangan komunitas Muslim di Australia.
Dia berharap buku ini juga dapat membuka wawasan dan memberikan kontribusi dalam meluruskan sejarah Muslim Melayu di Australia.
“Saya berharap buku ini dapat diterima dengan baik oleh pembaca, dan segala saran serta kritik sangat saya nantikan demi kesempurnaan karya ini,” kata Chalidin.
Dia menjelaskan, buku tersebut memiliki latar belakang kompleks dari penelitiannya selama ini, yang mencakup wawancara dengan tokoh Muslim Bugis-Makassar di Australia serta kajian terhadap batu nisan bercirikan Melayu dan bahasa-bahasa serapan di kalangan suku Aborigin, adalah alasan di balik proses yang panjang tersebut.
Baca Juga: Komisi I: Parlemen Sambut Baik Indonesia Gabung BRICS
“Saya berharap karya ini menjadi titik awal bagi pembaca untuk memahami sejarah Muslim Melayu sebagai penemu Benua Australia,” pungkas Chalidin.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran Apresiasi Indonesia yang Kecam Serangan Israel ke Negaranya