Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bulan Rajab, Persiapan Jelang Bulan Suci Ramadhan

Ali Farkhan Tsani Editor : Bahron Ans. - 22 detik yang lalu

22 detik yang lalu

0 Views

WAKTU terus bergulir tanpa terasa, kini kita telah memasuki awal bulan Rajab 1446 Hijriyah. Setelah Rajab, kita akan melewati bulan Sya’ban sebelum akhirnya menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan.

Bulan suci Ramadhan pun tinggal hitungan dua bulan lagi, atau sekitar 60 hari lagi.

Kehadiran bulan Rajab menjadi pengingat bagi kita semua untuk bersiap menyambut tamu agung, yaitu bulan suci Ramadhan. Sejak memasuki bulan ini, sebaiknya kita mulai menjaga dan bahkan meningkatkan berbagai amalan ibadah, baik yang bersifat pribadi maupun kebaikan yang bermanfaat bagi sesama.

Bulan Rajab itu sendiri, sebagaimana bulan Muharram, termasuk ke dalam bulan-bulan haram. Ini seperti Allah sebutkan di dalam ayat-Nya,

Baca Juga: 10 Hikmah Hidup Berjama’ah dalam Menghadapi Tantangan Zaman

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (Qs At-Taubah [9]: 36).

Empat bulan haram yang dimaksud pada ayat tersebut adalah bulan Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram.

Dikatakan bulan-bulan haram karena pada keempat bulan tersebut harus dihormati (hurum) dan pada waktu itu tidak boleh (haram) melakukan peperangan. Ketetapan ini berlaku sejak syariat Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam dan Nabi Ismail ‘Alaihis Salam, sampai kepada syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.  Termasuk larangan berperang ini diketahui dan disepakati oleh orang-orang Jahiliyah, sebelum turunnya Al-Quran yang diterima Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Kecuali tentu kalau kaum Muslimin dikhianati atau diserang pada bulan haram itu, maka dalam hal ini kaum Muslimin wajib mempertahankan diri dan membela diri dari kejahatan musuh-musuhnya.

Baca Juga: 10 Kebiasaan Romantis agar Cinta Suami Istri Tetap Hangat

Di dalam hadits disebutkan,

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

“Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab yang terletak antara Jumadil (Akhir) dan Sya’ban.” (HR Bukhari dari Abu Bakar Radhiyallahu ‘Anhu).

Karena mulianya bulan-bulan tersebut, termasuk bulan Rajab, maka para ulama sangat suka untuk melakukan puasa sunah di dalamnya.

Ini seperti penjelasan sahabat Nabi, Abdullah bin ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhu, yang mengatakan, “Allah mengkhususkan empat bulan tersebut (Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram) sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci, maka melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan shalih yang dilakukan pun akan menuai pahala yang lebih banyak.”

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-36] Rajin Menolong

Pemuliaan amaliyah bulan Rajab ini tidak disebutkan shalat atau puasa yang dikhususkan pada bulan Rajab. Kalau mau melaksanakan shalat sunah, seperti dhuha, tahajud, qabliyah dan ba’diyah yang mengiringi shalat fardhu, maknanya ditingkatkan pada bulan Rajab ini.

Demikian pula kalau mau melaksanakan puasa sunah, seperti Senin dan Kamis. Maknanya adalah menggemarkan ibadah shalat sunah dan puasa sunah pada bulan-bulan haram, termasuk pada bulan Rajab ini.

Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ihya’ Ulumuddin menjelaskan, bahwa kesunahan puasa menjadi lebih kuat jika dilaksanakan pada hari-hari utama (al-ayyam al-fadhilah). Hari- hari utama ini dapat ditemukan pada tiap tahun, tiap bulan dan tiap pekan.

Terkait siklus bulanan ini Imam Al-Ghazali menyatakan bahwa Rajab terkategori bulan-bulan utama (al-asyhur al-fadhilah) di samping Dzulhijjah, Muharram dan Sya’ban. Bulan Rajab juga terkategori bulan-bulan haram (al-asyhur al-hurum) di samping Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram.

Baca Juga: Sejarah dan Keagungan Masjid Al-Aqsa

Imam An-Nawawi dalam Kitab Syarah an-Nawawi ‘ala Shahih Muslim menguraikan, memang benar  tidak ada satupun ditemukan hadits shahih mengenai puasa Rajab. Namun telah jelas dan shahih riwayat bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyukai puasa dan memperbanyak ibadah pada bulan haram, dan Rajab adalah salah satu dari bulan haram.

Al-Hafidz Al-‘Iraqi dalam al-Tabshirah wa al–Tadzkirah mengatakan, “Adapun hadis dha’if (lemah) yang tidak maudhu’ (palsu), maka para ulama telah memperbolehkan mempermudah dalam sanad dan periwayatannya tanpa menjelaskan kedha’ifannya. Selama hadits tersebut tidak berkaitan dengan hukum dan aqidah, akan tetapi berkaitan dengan targhib (motivasi) dan tarhib (peringatan) seperti nasihat, kisah-kisah, dan keutamaan amal (fadha’il al-a’mal)”.

Semoga kita dapat meningkatkan ibadah pada bulan Rajab, seperti shalat sunah dan puasa sunah di dalamnya. Termasuk ibadah-ibadah lainnya yang bernilai sosial atau keumatan seperti infaq, sedekah dan menolong sesama. Wabil khusus memberikan bantuan kemanusiaan kepada saudara-saudara kita yang tertindas di Palestina.

Pada bulan Rajab ini pula, marilah kita meningkatkan produktivitas dan kualitas amal shalih dan mengoptimalkan berjihad di jalan Allah.

Baca Juga: Masjid Al-Aqsa: Ikon Perjuangan Palestina

Sekaligus marilah kita jadikan bulan Rajab ini sebagai bulan persiapan menjelang bulan suci Ramadhan.

“Ya Allah berkahilah bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah usia kami hingga bulan suci Ramadhan”. Aamiin.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Ridha, Tingkatan Tertinggi Ibadah Seorang Hamba

Rekomendasi untuk Anda