Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bulan Ramadhan Ibarat Permainan Ular Tangga, Dimana Posisi Kita?

Widi Kusnadi Editor : Zaenal Muttaqin - Senin, 24 Maret 2025 - 15:13 WIB

Senin, 24 Maret 2025 - 15:13 WIB

50 Views

Permainan ular tangga, sebuah renungan di bulan Ramadhan (foto: Tunashijau)

BULAN Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan keistimewaan. Layaknya permainan ular tangga, bulan ini menghadirkan kesempatan untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi melalui amal ibadah dan kebaikan.

Sebaliknya, jika kita lengah dan melakukan perbuatan maksiat, kita justru akan terjatuh ke derajat yang lebih rendah. Oleh karena itu, Ramadhan adalah momen yang sangat penting untuk menguatkan diri dalam ibadah dan menjauhi hal-hal yang bisa merusak pahala kita.

Dalam permainan ular tangga, setiap langkah membawa peluang. Tangga yang membawa kita naik atau ular yang menurunkan kita. Begitu pula di bulan Ramadhan, setiap hari adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Ramadhan disebut sebagai bulan yang penuh rahmat, ampunan, dan pembebasan dari api neraka. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

Baca Juga: Tetap Istiqamah Meski Luka Tak Jua Reda

يَهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمْ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)

Ayat di atas menegaskan bahwa tujuan puasa Ramadhan adalah untuk meraih ketakwaan, yaitu derajat tertinggi di sisi Allah. Artinya, puasa dan amal ibadah lainnya di bulan itu akan mengantarkan kita kepada maqam yang mulia, lebih unggul dari hari-hari biasanya.

Dalam konteks ini, ibarat tangga dalam permainan, ketakwaan adalah puncak yang harus kita capai. Setiap amal kebaikan seperti shalat tarawih, membaca Al-Qur’an, berzikir, dan bersedekah adalah anak tangga yang membantu kita mencapai derajat tersebut.

Baca Juga: Gaza, Kebebasan Pers, dan Tanggung Jawab Dunia

Namun, tidak sedikit pula yang tergelincir. Seperti ular dalam permainan ular tangga yang menjatuhkan pemainnya dari posisi tinggi, perbuatan maksiat selama Ramadhan dapat merusak pahala puasa dan menurunkan derajat kita.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

رُبَّ صَائِمٝ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِّيَامِهِ إِلَّا الْجُوَعُ وَالْعَطَشُ

“Betapa banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan An-Nasa’i)

Baca Juga: Pemuda dan Tanggung Jawab Pembebasan Al-Aqsa

Hadits di atas mengingatkan kita bahwa sekadar menahan lapar dan haus tidak cukup. Jika puasa tidak diiringi dengan menjaga lisan, perbuatan, dan hati, maka puasa kita bisa kehilangan nilainya.

Ramadhan juga dikenal sebagai bulan ampunan. Allah membuka pintu surga selebar-lebarnya dan menutup pintu neraka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ

“Ketika Ramadhan tiba, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Baca Juga: Zionis Pencipta Doktrin Antisemitisme

Dengan begitu banyaknya peluang yang diberikan Allah, amat disayangkan jika kita menyia-nyiakannya. Mari kita jadikan Ramadhan sebagai tangga untuk naik ke derajat yang lebih tinggi, bukan malah terjatuh karena kelalaian.

Selama Ramadhan, mari kita perbanyak amal ibadah seperti shalat berjamaah, qiyamullail, membaca Al-Qur’an, dan membantu sesama. Kita juga harus berhati-hati menjaga diri dari hal-hal yang dapat mengurangi pahala, seperti menggunjing, berbohong, atau melakukan perbuatan sia-sia.

Dengan begitu, kita akan mampu mencapai puncak tangga yang mengantarkan kita pada keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Di akhir Ramadhan, semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih dekat dengan Allah. Jangan sampai Ramadhan berlalu tanpa meninggalkan perubahan positif dalam diri kita.

Baca Juga: Palestina dalam Kitab-Kitab Suci: Perspektif Islam, Yahudi, dan Kristen

Sebagaimana permainan ular tangga membutuhkan strategi dan kehati-hatian, Ramadhan pun memerlukan kesungguhan hati dan niat yang tulus. Jadikan Ramadhan kali ini sebagai momen untuk memperbaiki diri dan meraih derajat tertinggi di sisi Allah Ta’ala.

Semoga kita semua mampu memanfaatkan bulan yang penuh rahmat ini dengan sebaik-baiknya, sehingga di penghujung Ramadhan, kita dapat merasakan kemenangan sejati. Aamiin ya Rabbal ‘alamin. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Jangan Jadi Generasi Rebahan

Rekomendasi untuk Anda

Kata Mereka
Ramadhan 1446 H
Kolom