Oleh: Widi Kusnadi, wartawan MINA
Bulan Ramadhan merupakan madrasah atau waktu pelatihan, tempat pendadaran bagi umat Islam untuk membangkitkan, menumbuhkan dan memupuk nilai-nilai luhur, kebaikan dan kemanusiaan.
Salah satu nilai luhur itu adalah persaudaraan sesama umat Islam (ukhuwah Islamiyah), persaudaraan antar sesama warga negara/bangsa (ukhuwah wathaniyah) dan persaudaraan antar sesama manusia sebagai makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala (ukhuwah basyariyah). Ketiga jenis ukhuwah itulah oleh KH Ahmad Sidiq dinamakan trilogi ukhuwah.
Dalil ayat Al-Qur’an tentang ukhuwah Islamiyah, terdapat pada surah Al-Hujurat [49} ayat ke-10, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (الحجرات [٤٩]: ١٠)
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”
Adapun dalil ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basyariyah, hal itu terdapat dalam surat yang sama, pada ayat ke-13:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (الحجرات [٤٩]: ١٣)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.”
Islam menjunjung tinggi hubungan persaudaraan di antara sesama manusia. Hubungan itu tidak terbatas pada kesamaan agama dan keyakinan, tetapi berdasarkan kesamaan hamba ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Persaudaraan tidak mengenal batas-batas teritorial, geografis, suku, etnis, ras, maupun warna kulit. Persaudaraan dalam Islam adalah menyatukan tujuan, memperkuat barisan, mendorong kerjasama, gotong royong, bahu membahu atas dasar kebaikan dan kasih sayang.
Adapun persaudaraan dalam konteks ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basyariyah, Islam mengajarkan azas persamaan derajat, keadilan, tolong menolong dan toleransi dalam menjalin komunikasi dan hubungan sosial.
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?
Kasih sayang kepada sesama orang beriman dan sesama manusia sebagai manifestasi kasih sayang Allah Yang Maha Pengasih (Ar-Rahman) kepada semua makhluk-makhuk-Nya. Sementara kepada sesama orang beriman, Allah memiliki sifat Ar-Rahim, maka kasih sayang kita kepada sesama orang beriman hendaknya seperti tubuh yang satu (kal jasadil wahid).
Maka, puasa Ramadhan yang kita lakukan akan menjadi sempurna dengan kita menumbuhkan rasa kasih sayang, menguatkan ukhuwah Islamiyah, membangun ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basyariyah.
Abu Sari’ Muhammad Abdul Hadi dalam kitab “Ahkamus Shaum wal I’tikaf” (Hukum Puasa dan I’tikaf) mengungkapkan bahwa di antara hikmah puasa adalah memperkokoh komunikasi vertikal seorang hamba kepada Allah Sang Maha Pencipta, sekaligus menguatkan rasa mahabbah (kecintaan) kepada sesama, sehingga akan mampu menjalin hubungan persaudaraan dan menghancurkan pilar-pilar keangkuhan.
Peduli Palestina
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Krisis Palestina juga bukan semata-mata urusan agama. Tetapi, itu adalah konflik antara bangsa yang terjajah dengan para penjajah, permusuhan antara bangsa yang ditindas dengan para penindas, peperangan antara negara yang ingin merdeka dan mendapatkan kembali haknya dengan pihak yang ingin melanggengkan nafsu penjajahan (kolonialismenya).
Apa yang dilakukan Zionis Yahudi terhadap rakyat Palestina adalah agresi, penjajahan, penindasan, dan pelanggaran HAM. Selain melanggar hukum internasional, tindakan-tindakan tercela itu tentu bertentangan dengan ajaran agama apa pun di dunia.
Penderitaan rakyat Palestina selayaknya menyatukan manusia di dunia ini yang memiliki hati nurani, dari manapun mereka berasal, untuk mengutuk kebiadaban Zionis Israel.
Di sisi lain, mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk terbebas dari penjajahan dan mendapatkan kembali hak-hak mereka ialah keharusan, karena membela mereka berarti membela kemanusiaan.
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Bagaimana membela Palestina? Ada cara-cara yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka, di antaranya:
Pertama, berdoa. Doa adalah senjata mukmin, bantuan terbesar dan mudah kita lakukan adalah doa. Lantunkan bait-bait doa kita di setiap tempat dan waktu mustajab. Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti akan mengabulkan doa-doa hamba yang penuh keikhlasan dan hanya berharap kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌۖ أُجِيبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِۖ فَلۡيَسۡتَجِيبُواْ لِي وَلۡيُؤۡمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمۡ يَرۡشُدُونَ (البقرة [٢]: ١٨٦)
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 186)
Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin
Kedua, menyebarkan berita yang valid dan benar tentang kejadian sesungguhnya di Palestina.
Hal itu sangat bermanfaat, di tengah gencarnya media-media pro Zionis dalam melakukan kebohongan, seolah-olah Zionis lah yang menjadi korban.
Viralkan berita Palestina ke seluruh dunia, kabarkan kepada mereka tentang kejadian yang sesungguhnya agar dunia tahu, Zionis lah yang melakukan kejahatan dan penjajahan.
Ketiga, mengajarkan pada generasi muda kita, kecintaan pada Masjidil Aqsa dan keutamaan bumi Palestina.
Baca Juga: Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa
Masjid Al-Aqsha milik umat Islam. Menjaga dan melindunginya adalah kewajiban. Sebaliknya mengacuhkan dan membiarkan Al-Aqsa ternoda adalah sebuah kemaksiatan.
Palestina adalah bumi para nabi. Membantu rakyat Palestina adalah kemuliaan. Sebaliknya, membiarkannya dalam penjajahan merupakan bentuk kelalaian.
Keempat, menyadarkan kaum Muslimin, bahwa untuk membebaskan Al-Aqsa dan Palestina, umat Islam harus saling membantu, bersinergi, berhimpun dalam shaf perjuangan yang sama, dalam ikatan persaudaraan yang hakiki, bersih dari segala kepentingan duniawi.
Persatuan umat merupakan kunci datangnya rahmat dan pertolongan. Sebaliknya, berpecah belah hanya akan melemahkan kekuatan umat Islam.
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati
Kelima, menyalurkan bantuan kepada lembaga-lembaga terpercaya, kiranya hal itu dapat membantu meringankan beban mereka.
Semoga umat Islam mampu bersatu padu dan saling membantu dan bangsa Palestina segera terbebas dari penjajahan, Al-Aqsa kembali ke pangkuan umat Islam.
Mari di bulan Ramadhan ini, kita tumbuhkan semangat persaudaraan, kita jalin kerja sama, tolong menolong antar sesama umat Islam, sesama bangsa Indonesia dan sebagai warga dunia yang menjunjung tinggi nilai-nila kemanusiaan. (A/P2/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menjaga Akidah di Era Digital