Tetangga: Sampai Sejauh Tujuh Pintu dari rumah kita
Tim IOL (Islamic Online) dalam sebuah artikel berjudul: “Neighbors: Up to Seven Doors Away” (Tetangga: Sampai Sejauh Tujuh Pintu) yang diterbitkan dalam situs www.islamonline.net menulis “Al-Qur’an mengatakan bahwa semua umat manusia adalah keturunan dari salah satu pasangan, Adam dan Hawa. Jadi kita semua adalah saudara dan saudari, dan perbedaan kita dalam bahasa dan warna kulit hanyalah rahmat agar kita tahu satu sama lain. Bahasa dan ras seharusnya tidak menjadi alasan untuk melakukan diskriminasi terhadap orang-orang. “
Seorang Muslim harus menjaga hubungan baik dengan kerabat, tapi dia juga jangan berlaku tidak adil mendukung mereka dibanding orang lain. Selanjutnya, seorang Muslim harus baik kepada tetangga-tetangganya, tidak peduli agama mereka. Tetapi Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam (damai dan berkah besertanya) mengajarkan kita bahwa “tetangga” bukan hanya satu pintu berikutnya tetapi mencakup semua orang sampai sejauh tujuh pintu dari rumanya dalam sebuah lingkungan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-11] Ragu-ragu Mundur!
Perhatian terhadap tetangga kita dapat berupa banyak bentuk. Ini berarti untuk memastikan bahwa tetangga kita memiliki kebutuhan dasar, bagi seorang Muslim tidak boleh makan sendiri jika tetangganya ada yang kelaparan. Ini berarti bahwa umat Islam harus berharap untuk tetangga mereka apa yang mereka inginkan untuk diri mereka sendiri. Ini berarti berbagi kebahagiaan dan kesedihan dengan mereka. Selanjutnya, artinya tidak memata-matai mereka dan menghormati privasi mereka, untuk tidak gosip tentang mereka, untuk tidak menyakiti mereka dengan cara apapun, dan untuk menjaga wilayah umum – seperti pintu masuk gedung apartemen, jalan-jalan dan trotoar – bersih.
Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam (damai dan berkah besertanya) menceritakan seorang wanita yang berdoa dan berpuasa banyak dan memberi sedekah banyak serta murah hati, tapi tetangganya mengeluh bahwa lidah yang sewenang-wenang. Dia mengatakan bahwa dia akan berada di neraka. Ketika ia diberitahu bahwa wanita lain yang tidak melakukan semua tindakan-tindakan tambahan ibadah tapi tetangganya senang dengan dia, dia mengatakan bahwa dia akan berada di surga. Jadi kita melihat pentingnya berperilaku baik kepada tetangga kita, baik dalam tindakan maupun kata-kata.
Bulan Ramadan ini merupakan waktu yang tepat untuk meningkatakan hubungan bertetangga yang baik dengan para tetangga kita, baik yang Muslim maupun non-Muslim umpamanya dengan cara mengundang mereka makan bersama dalam acara berbuka puasa dan bagi para tetangga non-Muslim, kesempatan ini dapat dijadikan sarana untuk mempromosian Islam dengan cara menunjukkan kepada mereka tentang apa itu Islam dan pergaulan bertetangga secara Islami yang sebenarnya. (T/E1/P02)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Enam Prinsip Pendidikan Islam
Versi Inggris artikel click disini: islam.html">THE HOLY MONTH OF RAMADAN IS THE PERFECT TIME TO PROMOTE ISLAM
*Editor MINA(Ia bisa dihubungi via email: [email protected])
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-10] Makanan dari Rezeki yang Halal
Sumber:
- http://muslimvillage.com
- http://articles.chicagotribune.com
- http://islamonline.net
- http://islamawareness.net
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya