Khartoum, MINA – Bulan suci Ramadhan, tidak akan ada gencatan senjata di Sudan kecuali kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) meninggalkan rumah lokasi warga sipil, kata Jenderal Yasser al-Atta dari angkatan bersenjata Sudan, pada Ahad (10/3).
Pernyataan menyusul seruan Dewan Keamanan PBB melakukan gencatan senjata selama Ramadhan, yang dimulai Ahad (10/3) ini. RSF mengatakan mereka menyambut baik seruan gencatan senjata tersebut, demikian MEMO melaporkan.
Pernyataan Atta, yang dikeluarkan di saluran resmi Telegram tentara, mengutip kemajuan militer baru-baru ini yang dilakukan tentara di Omdurman, bagian dari Ibukota Sudan.
Dikatakan bahwa tidak akan ada gencatan senjata di bulan Ramadhan kecuali RSF mematuhi komitmen yang dibuat pada bulan Mei tahun lalu dalam perundingan yang dimediasi Saudi dan AS di Jeddah untuk menarik diri dari rumah-rumah warga sipil dan fasilitas umum.
Baca Juga: Syamsuri Firdaus Juara 1 MTQ Internasional di Kuwait
Ia juga mengatakan bahwa Mohamed Hamdan Dagalo, pemimpin RSF yang umumnya dikenal sebagai Hemedti, tidak boleh berperan dalam politik atau militer Sudan di masa depan.
Perang antara tentara Sudan dan RSF meletus pada pertengahan April 2023 di tengah ketegangan mengenai rencana transisi ke pemerintahan sipil. Kedua faksi tersebut melancarkan kudeta pada tahun 2021 yang menggagalkan transisi sebelumnya setelah penggulingan mantan pemimpin otokratis Omar al-Bashir pada tahun 2019.
Tentara berada dalam posisi yang tidak menguntungkan secara militer dalam konflik. RSF menduduki sebagian besar ibu kota Sudan pada hari-hari pertama pertempuran.
PBB mengatakan hampir 25 juta orang setengah dari populasi Sudan memerlukan bantuan kemanusiaan, sekitar 8 juta orang telah meninggalkan rumah mereka dan kelaparan meningkat. Amerika Serikat mengatakan pihak-pihak yang bertikai telah melakukan kejahatan perang.
Baca Juga: AS Jatuhkan Sanksi Enam Pejabat Senior Hamas
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga mendesak gencatan senjata saat umat Islam melaksanakan ibadah Ramadhan.
Duta Besar Sudan untuk PBB mengatakan kepada dewan keamanan PBB pada Kamis (7/3) bahwa kepala tentara dan dewan penguasa Abdel Fattah al-Burhan memuji seruan Guterres, namun bertanya-tanya bagaimana hal itu dapat dilaksanakan.
Kementerian Luar Negeri Sudan menyatakan, agar seruan gencatan senjata berhasil, RSF harus menarik diri dari daerah-daerah termasuk negara bagian El Gezira dan Sennar serta beberapa kota di Darfur, yang merupakan basis RSF. (T/R4/P2)
Baca Juga: Diveto AS, DK PBB Gagal Setujui Resolusi Gencatan Senjata Segera di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)