Srinagar, MINA – Perburuan liar menjadi tantangan terbesar bagi pihak berwenang di Kashmir dalam melindungi ratusan ribu burung yang datang bermigrasi ke lahan basah di wilayah lembah yang diduduki oleh India.
Pengawas Satwa Liar Regional Kashmir, Rashid Yahya Naqash, mengatakan, Departemen Perlindungan Satwa Liar juga telah memulai kampanye melawan para pemburu liar dan semua lahan basah dipantau dengan cermat, demikian Rising Kashmir melaporkan, Rabu (27/11).
Seperti setiap tahun, lahan basah Lembah Kashmir mulai menerima jamaah besar burung-burung yang bermigrasi dari seluruh dunia.
Sesuai perkiraan kasar oleh pejabat, setidaknya 1,50 lakh burung (1 lakh = 100.000) yang bermigrasi telah mendarat di Hokersar musim ini yang meliputi Mallards, Coots, Little Grebe, Grey Lake Goose, Pintail, dan Moorhen Lokal.
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
Sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Satwa Liar India, 1972, siapa pun yang berani berburu, merebus, menangkap atau menjual burung-burung ini dapat dikenakan hukuman penjara satu tahun dengan denda hingga Rs 10.000.
Naqash mengatakan, Departemen telah mendaftarkan banyak kasus kriminal orang-orang yang ditangkap saat berburu, memburu, menangkap dan menjual burung-burung yang bermigrasi ini.
“Pengadilan mengambil pandangan serius dalam pelanggaran yang dilakukan terhadap burung-burung ini, termasuk penolakan terhadap permohonan jaminan dan menolak izin untuk melepaskan senjata yang disita dari orang-orang tersebut,” katanya.
Rata-rata, sekitar 2 persen dari total burung yang bermigrasi mati setiap tahun karena perburuan. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Iran, Rusia, Turkiye Kutuk Kekejaman Israel di Palestina dan Lebanon
Mi’rj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lanjutkan Kunjungan Kenegaraan, Presiden Prabowo Bertolak ke AS