Makkah, 14 Dzulhijjah 1436/28 September 2015 (MINA) – Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Abdul Djamil mengatakan, pihaknya memerlukan waktu yang cukup untuk menangani korban musibah Mina yang terjadi beberapa waktu lalu.
“Proses identifikasi jenazah korban memerlukan waktu yang cukup,” kata Abdul Djamil dalam kesempatan jumpa pers di Daker Makkah, Senin (28/9), demikian siaran pers Kemenag yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Hal itu, kata Abdul Djamil, disebabkan sedikitnya empat hal, yaitu: Pertama, pada dua hari awal setelah kejadian, Pemerintah Arab Saudi menutup akses untuk mendapatkan data-data awal korban dikarenakan mereka sedang proses evakuasi dan identifikasi awal.
“Kami baru mendapatkan akses ke tempat pemulasaraan jenazah pada tanggal 25 September 2015 pukul 23.00 WAS,” katanya.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Kedua, proses identifikasi dan pencocokan data yang relatif tidak mudah dikarenakan foto kondisi jenazah yang berbeda dengan foto pada Siskohat dan E-Hajj. “Tim PPIH melakukan inventarisasi foto-foto yang diduga memiliki kemiripan dengan wajah-wajah jenazah,” ujarnya.
Ketiga, banyak foto tanpa disertai identitas yang meyakinkan bahwa yang bersangkutan adalah jamaah haji Indonesia. Padahal menurut Djamil, diperlukan proses pengecekan data dan file pendukung yang memperkuat dugaan jamaah tersebut adalah jamaah haji Indonesia, baik berupa gelang jamaah, sobekan DAPIH, identitas maktab, kartu bis, tas paspor, aksesoris syal, kain ihram, kain kerudung, pakaian, dan lain sebagainya.
Keempat, perlunya prinsip kehati-hatian agar tidak terjadi kesalahan penyampaian informasi kepada keluarga jamaah haji.
Dari proses identifikasi yang sudah berlangsung dalam tiga hari terakhir, Abdul Djamil memetakan tiga kriteria korban dalam peristiwa ini, yaitu: jamaah yang meninggal dunia, jamaah yang cedera, dan yang belum kembali ke pemondokan.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Untuk jamaah yang telah meninggal dunia, tim PPIH melakukan proses identifikasi berupa pencocokan data foto jenazah, kondisi fisik, dan foto yang terdata dalam siskohat dan E-Hajj.
Untuk jamaah yang cedera, lanjut Djamil, tim PPIH melakukan inventarisasi ke beberapa rumah sakit Arab Saudi di Makkah.
“Adapun untuk jamaah yang masih belum kembali, tim PPIH melakukan inventarisasi data laporan dari para ketua kloter dan sanak/saudara yang kebetulan mendampingi jamaah yang bersangkutan,” pungkasnya.(T/P011/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain