Cahaya Allah Tidak Akan Pernah Padam

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior MINA (Mi’raj News Agency)

Di antara sifat orang-orang yang ingkar kepada hukum Allah dan malah jelas-jelas permusuhannya terhadap orang beriman adalah mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan perkataan dan perbuatan mereka. Mereka hendak memadamkan cahaya Islam dari muka bumi ini dengan kebencian mereka.

Namun, ternyata upaya mereka sia-sia belaka. Sebab cahaya Allah tidak akan mungkin dan tidak akan pernah padam. Justru semakin dipadamkan, semakin menyala.

Allah menyebutkan di dalam ayat-Nya:

يُرِيدُونَ لِيُطۡفِـُٔواْ نُورَ ٱللَّهِ بِأَفۡوَٲهِهِمۡ وَٱللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِۦ وَلَوۡ ڪَرِهَ ٱلۡكَـٰفِرُونَ

Artinya : “Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci.” (Q.S. Ash-Shaff [61] : 8).

Pada Tafsir Departemen Agama RI disebutkan, bahwa pada ayat ini diterangkan alasan-alasan orang-orang kafir yang demikian itu.

Mereka bermaksud dengan perbuatan dosa dan ucapan mengada-ada untuk memadamkan cahaya agama Islam yang menerangi manusia yang sedang berada dalam kegelapan.

Baca Juga:  “Gampong Keberagaman” Potret Toleransi di Kota Syariat

Perbuatan mereka itu tak ubahnya seperti orang yang ingin memadamkan cahaya matahari yang menyilaukan pemandangan dengan hembusan mulutnya yang tidak berarti itu.

Pada akhir ayat ini ditegaskan bahwa Allah akan tetap memancarkan cahaya agama-Nya ke seluruh penjuru dunia dengan menolong Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan orang-orang yang beriman walaupun orang-orang kafir tidak menyukainya.

Dalam kalimat “…..dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci”.

Pada ayat lain Allah menyebutkan:

يُرِيدُونَ أَن يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَن يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

Artinya : “Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayanya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. (Q.S. At-Taubah [9] : 32).

Berkaitan dengan ayat ini, Imam Ash-Shabuni menjelaskan bahwa mereka, yakni orang-orang kafir dari kalangan orang-orang musyrik dan ahli kitab, menginginkan untuk memadamkan cahaya Islam dan syari’at Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dengan mulut-mulut mereka yang hina.Dengan sekadar perdebatan yang mereka buat dan perkara-perkara yang mereka buat-buat.

Baca Juga:  “Gampong Keberagaman” Potret Toleransi di Kota Syariat

Padahal Islam adalah cahaya yang telah Allah Subhanahu Wa Ta’ala ciptakan untuk makhluk-Nya sebagai cahaya penerang.

Maka, perumpamaan mereka bagaikan orang yang ingin memadamkan cahaya bulan dan matahari dengan tiupan mulut mereka. Tentu tidak akan kesampaian.

Imam Al-Qurthubi menegaskan bahwa yang dimaksud cahaya Allah yang hendak ditutup oleh mulut-mulut orang kafir itu dalam ayat adalah berbagai bukti nyata serta argumentasi yang menunjukkan ketauhidan.

Sedangkan Allah tidak menghendaki segala sesuatu kecuali hanya menyempurnakan agama-Nya saja.

Begitulah, orang-orang kafir yang telah jelas kekafirannya dan tetap dalam kekafirannya, maka membungkam kebencian mulut mereka juga tidak akan meredam apa yang ada di hati mereka.

Oleh karena itu, Allah mengajarkan orang-orang beriman agar tidak menjadikan orang-orang kafir sebagai teman kepercayaan, karena mereka tidak henti-hentinya hendak memadamkan syarat Islam dan menimbulkan kemudharatan bagi orang beriman.

Baca Juga:  “Gampong Keberagaman” Potret Toleransi di Kota Syariat

Seperti di dalam firman-Nya disebutkan:

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَتَّخِذُواْ بِطَانَةً۬ مِّن دُونِكُمۡ لَا يَأۡلُونَكُمۡ خَبَالاً۬ وَدُّواْ مَا عَنِتُّمۡ قَدۡ بَدَتِ ٱلۡبَغۡضَآءُ مِنۡ أَفۡوَٲهِهِمۡ وَمَا تُخۡفِى صُدُورُهُمۡ أَكۡبَرُ‌ۚ قَدۡ بَيَّنَّا لَكُمُ ٱلۡأَيَـٰتِ‌ۖ إِن كُنتُمۡ تَعۡقِلُونَ

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu [karena] mereka tidak henti-hentinya [menimbulkan] kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat [Kami], jika kamu memahaminya”. (Q.S. Ali Imran [3] : 118).

Tentu menjadi pekerjaan penting dan besar bagi kaum Muslimin untuk menjaga harkat dan martabat Islam dan Kaum Muslimin dari kejahatan mulut dan perbuatan orang kafir yang bermaksud memusuhi dan menistakan ajaran Allah.

Menjadi introspeksi bagi kita umat Islam untuk meningkatkan kualitas iman, takwa, ibadah dan amal shalih, serta kualitas tarbiyah dan dakwah, agar keagungan Islam tetap terjaga dari orang-orang durhaka. (A/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)