Cahaya di Wajah Orang yang Faham Syariat Allah

Oleh Bahron Ansori, jurnalis MINA

Sebagai hamba Allah Ta’ala, sudah menjadi kewajiban untuk beribadah kepada Allah. Salah satu bentuk kewajiban beribadah itu adalah hendaknya setiap muslim berusaha untuk memperhatikan, mengkaji, menghafal sunnah Nabi-Nya  untuk kemudian diamalkan dan didakwahkan. Atas dasar itulah tujuan Allah Tabaraka wa Ta’ala menciptakan manusia.

Imam at-Tirmidzi dan selain beliau meriwayatkan sebuah hadits dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu bahwa ia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مَقَالَتِي فَوَعَاهَا وَحَفِظَهَا وَبَلَّغَهَا ، فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ ، ثَلَاثٌ لَا يُغِلُّ عَلَيْهِنَّ قَلْبُ مُسْلِمٍ : إِخْلَاصُ الْعَمَلِ لِلَّهِ ، وَمُنَاصَحَةُ أَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ ، وَلُزُومُ جَمَاعَتِهِمْ ، فَإِنَّ الدَّعْوَةَ تُحِيطُ مِنْ وَرَائِهِمْ

“Semoga Allah memberikan nudhrah ( di wajah) kepada orang yang mendengarkan sabdaku lalu ia memahaminya, menghafalnya, dan menyampaikan-nya. Berapa banyak orang yang membawa ilmu agama kepada orang yang lebih paham darinya. Ada tiga perkara yang tidak akan dengki hati muslim dengannya: mengikhlaskan amal karena Allah, menasihati pemimpin kaum muslimin, dan berpegang kepada jamaah mereka karena doa mereka meliputi dari belakang mereka.”

Hadits ini diriwayatkan lebih dari satu orang  sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Ada sekitar 20 orang sahabat Nabi yang meriwayatkan hadits ini. Coba renungkan dengan mendalam pelajaran dari hadits di atas. Renungkan seruan yang penuh berkah yang diserukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bagi orang-orang yang menghafalkan sabdanya. Orang yang mendengarkan hadits, kemudian memahaminya, dan menyampaikannya sebagaimana yang ia dengar dan kadar yang ia pahami,, maka akan Allah berikan cahaya di wajahnya.

Bila kita ingin ada dan menjadi kelompok Nabi, sukses menghadapi tantatangan kehidupan di abad ini, maka renungkan hadits Nabi berikut ini. Lalu sambut seruan itu, seruan sebaik-baik manusia, Muhammad bin Abdullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Setiap muslim sadar dengan sesadar-sadarnya bahwa ia sangat membutuhkan Allah untuk menerangi wajahnya? Bukankah kita sangat menginginkan termasuk golongan yang disebutkan Nabi dalam hadits ini?

Makna dari kalimat “Semoga Allah memberikan nudhrah (cahaya di wajah) kepada orang yang mendengarkan sabdaku” adalah Allah menjadikan wajah seseorang bercahaya, menarik, dan berwibawa. Menarik secara kasat mata maupun secara batinnya. Menarik secara batinnya adalah pemiliknya menghiasi diri dengan indahnya sunnah, berpegang teguh dengannya, dan menghafalkannya. Keindahan dari dalam ini merupakan sebuah keberkahan dan buah dari penerimaannya terhadap sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan berpegang teguh dengannya.

Kemudian sabda Nabi ini “Semoga Allah memberi-kan nudhrah (cahaya di wajah) kepada orang yang mendengarkan sabdaku lalu ia memahaminya, menghafalnya, dan menyampaikannya”. Adalah empat kalimat yang Allah berikan manfaat yang begitu besar dengan kalimat-kalimat tersebut. “Mendengarkan sabdaku lalu ia memahaminya, menghafalnya, dan menyampaikannya”. Dari hadits ini para ulama mengambil beberapa pelajaran antara lain sebagai berikut.

Pertama: Seseorang harus mendengarkan sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam

Ini adalah sebuah kewajiban bagi seorang muslim. Seorang muslim harus memberikan porsi waktu dalam kesehariannya untuk mendengarkan sabda-sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Tidak pantas bagi seorang muslim, melewati hari-hari atau bahkan bulan tanpa meluangkan waktu untuk mendengarkan hadits Nabi dan mengambil pelajaran darinya.

Kedua: Memahami hadits Nabi

Jika kita telah mendengarkan sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, maka bersemangatlah untuk memahaminya. Bersungguh-sungguhlah memberi perhatian padanya dan memahaminya sesuai dengan apa yang dimaksud oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai penuturnya.

Ketiga: Menghafalnya

Ketika seseorang sudah mendengar, lalu memahami-nya, maka tingkatan berikutnya adalah menghafalkan hadits tersebut agar ia senantiasa tersimpan dalam pikiran.

Keempat: Menyampaikannya kepada orang lain

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengatakan “kemudian menyampaikannya”. Menghafal hadits, memberikan perhatian padanya, dan menyampaikannya kepada orang lain adalah bentuk penerimaan seseorang terhadap seruan Nabi dan kesuksesannya dalam menyambut ajakan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Jangan kita mengatakan, “hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam itu banyak sekali, tidak mungkin bagi saya untuk menghafalnya. Tidak ada kesempatan bagi saya untuk memberikan perhatian padanya”. Jika itu terjadi, maka yang demikian adalah tipuan setan. Wajib bagi kita bertakwa kepada Allah sesuai dengan kemampuan kita. Hafalkan satu, dua, tiga, atau bahkan sepuluh hadits. Bersungguh-sungguhlah untuk menghafalnya dan menaruh perhatian kepadanya. Kita senantiasa dalam kebaikan selama kita melakukan yang demikian. Jangan sampai kita termasuk orang yang menyia-nyiakan hadits Nabi.

Dalam sabdanya yang lain, yang patut setiap muslim renungkan adalah sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di bawah ini,

ثَلَاثٌ لَا يُغِلُّ عَلَيْهِنَّ قَلْبُ مُسْلِمٍ : إِخْلَاصُ الْعَمَلِ لِلَّهِ، وَمُنَاصَحَةُ

أَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ، وَلُزُومُ جَمَاعَتِهِمْ، فَإِنَّ الدَّعْوَةَ تُحِيطُ مِنْ وَرَائِهِمْ

“Ada tiga hal yang dengannya hati seorang muslim akan bersih (dari khianat, dengki dan keburukan), yaitu: (1) beramal dengan ikhlas karena Allah, (2) menasihati ulil amri (penguasa), dan (3) berpegang teguh pada jamaah muslimin, karena doa mereka meliputi dari belakang mereka.”

Itulah tiga kalimat penting yang disampaikan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Itulah pengarahan dari beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bagi mereka yang ingin membersihkan hati. Beliau mengarahkan kita agar memberi perhatian terhadap hadits dan menghafal-kannya, lalu beliau iringi dengan tiga hal yang bisa membuat hati menjadi bersih.

Hafalkanlah ketiga wasiat ini dengan kesungguhan. Fahamilah dengan pemahaman yang benar. Wajib bagi kita semua untuk mengamalkan dan mempraktikkannya. Karena ketiga kalimat ini adalah rangkaian dari hadits yang beliau perintahkan untuk menghafal dan mengamalkannya. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyebutkan ganjarannya adalah Allah akan menerangi wajah seseorang, membaguskan penampilannya, dan memberinya kewibawaan, wallahua’lam. (RS3/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.