Washington, 6 Shafar 1437/18 November 2015 (MINA) – Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), organisasi hak-hak sipil dan advokasi Muslim terbesar di AS, menyerukan kepada para pemimpin politik dan agama agar menolak Islamofobia di tengah lonjakan insiden anti-Muslim menyusul serangan teror di Paris.
“Sikap Islamofobia oleh sejumlah pemimpin politik dan agama telah mendorong tindakan penuh kebencian terbaru fanatik anti-Muslim,” kata CAIR dalam situsnya dirilis pada hari Rabu.
Direktur Eksekutif Nasional CAIR, Nihad Awad, mengatakan “kami menyerukan otoritas penegak hukum setempat untuk memberikan patroli tambahan di kawasan tempat beradanya masjid dan lembaga-lembaga Islam.
“Kami mendesak pejabat pemerintah dan calon presiden untuk tidak mengkambing hitam Muslim Amerika dan jangan membiarkan Islam dicela kaum Islamofobia atau dengan tindakan atau teror anti-Islam.”
Baca Juga: Trump Akan Terapkan Lagi Kebijakan Deportasi Imigran
Dalam insiden terbaru, para pengacau menodai dengan tinja pintu mesjid di Islamic Center Pflugerville dekat Austin, Texas, dan merobek halaman Al-Quran dan melempar robekan tersebut ke tanah penuh dengan kotoran.
CAIR menyerukan pihak penegak hukum negara bagian dan federal untuk menyelidiki vandalisme tersebut sebagai kejahatan kebencian.
CAIR juga mengecam pernyataan yang anti-bukan Amerika dengan meningkatnya jumlah gubernur Republik menentang penerimaan pengungsi Suriah ke negara bagian mereka. “Mengalahkan ISIS melibatkan proyeksi cita-cita Amerika kepada dunia.”
Penolakan pengungsi yang bukan Amerika, yang menghadapi pemeriksaan keamanan yang ketat sebelum masuk, mengirim pesan yang sepenuhnya salah. Gubernur yang menolak mereka yang melarikan diri dari perang dan penganiayaan meninggalkan cita-cita kita dan mereka memperlihatkan ketakutan kita kepada dunia,” kata CAIR dalam sebuah pernyataan. (T/R07/R01)
Baca Juga: Trump Janji Dukung Agresi Israel di Gaza Jika Gencatan Senjata Dilanggar
Mi’raj Islam News Agency (MINA)