Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

CAMP PELARIAN POLITIK IRAN DI BANDARA BAGHDAD DIHUJANI ROKET

Syauqi S - Sabtu, 31 Oktober 2015 - 20:47 WIB

Sabtu, 31 Oktober 2015 - 20:47 WIB

437 Views ㅤ

Kondisi Camp Liberty pascaserangan terbaru. Fasilitas tersebut dihuni oleh ribuan eksil penentang pemerintah Iran. (Foto: Rudaw.net)
Kondisi <a href=

Camp Liberty pascaserangan terbaru. Fasilitas tersebut dihuni oleh ribuan eksil penentang pemerintah Iran. (Foto: Rudaw.net)" width="300" height="187" /> Kondisi Camp Liberty pascaserangan terbaru. Fasilitas tersebut dihuni oleh ribuan eksil penentang pemerintah Iran. (Foto: Rudaw.net)

Baghdad, 18 Muharram 1437/31 Oktober 2015 – Bekas markas militer di dekat Bandar Udara Internasional Baghdad di Irak, dinamakan Camp Liberty,  yang menjadi tempat penampungan para tokoh kelompok oposisi Iran, dihujani sekitar 80  roket.

Lebih dari 20 orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam insiden tersebut. Demikian Gulf News, Jumat, yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Para pejabat mengatakan tiga tentara Irak tewas dan pihak eksil Iran, yang dikenal dengan Organisasi Masyarakat Mujahidin Iran (People’s Mujahedeen Organisation of Iran/PMOI), menyebut sedikitnya 20 anggota mereka tewas dalam serangan.

Dilaporkan, kerusakan belum sepenuhnya terverifikasi, tapi kepolisian Irak mengonfirmasi sedikitnya 16 roket dijatuhi di markas militer yang disebut Camp Liberty tersebut. Sementara PMOI menyebut 80 roket menghujani fasilitas itu.

Baca Juga: Dubes UEA Ungkap Pelibatan Indonesia dalam Misi Kemanusiaan di Gaza

Sejak 2012, Pemerintah Irak menjadikan Camp Liberty sebagai tempat penampungan bagi 2.250 anggota PMOI, yang sudah menjadi eksil sejak Revolusi Islam Iran pada 1979.

Semula PMOI berpihak kepada Presiden Saddam Hussein saat Perang Iran-Irak pada 1980-an, tapi kemudian berseberangan dengan Baghdad setelah pemimpin Irak itu digulingkan oleh invasi militer sekutu pimpinan Amerika Serikat (AS) pada Maret 2003.

Sejauh ini tidak ada yang mengaku bertanggung jawab, tetapi sejumlah pemimpin PMOI, yang memiliki pendukung kuat di Washington dan di beberapa ibu kota negara Eropa, menyalahkan pemerintah Iran berada di balik serangan itu.

“Pemimpin di Baghdad yang didukung Teheran sengaja membiarkan serangan itu terjadi,” ungkap PMOI dalam pernyataanya seperti dikutip The Washington Times.

Baca Juga: Aktivis AS Serukan Boikot Black Friday, Protes Dukungan Pemerintah untuk Israel

Di tempat terpisah, Maryam Rajavi, Presiden Dewan Nasional Perlawanan Iran yang berbasis di Paris, Perancis, induk organisasi PMOI, juga menyalahkan serangan tersebut kepada Iran.

“Agen rezim Iran dalam pemerintah Irak bertanggung jawab atas serangan terbaru,” ujarnya dalam sebuah pernyataan. “Amerika Serikat dan PBB sepenuhnya menyadari kenyataan ini,” tegasnya.

Menurut sumber keamanan, roket-roket itu ditembakkan dari wilayah barat Baghdad yang disebut Bakriya pada Kamis (29/10) malam. Daerah barat Baghdad dikenal sebagai basis kelompok milisi Syiah. Adapun kelompok Islamic State (ISIS) tidak memiliki kepentingan untuk menyerang PMOI.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan AS, Jumat (30/10), mengutuk keras serangan yang menyasar PMOI tersebut. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyerukan agar para pelaku diseret ke pengadilan.

Baca Juga: Menlu Inggris: Israel Punya Kewajiban Hukum Intenasional

Juru bicara komando operasi gabungan Irak, Yahya Rasool, mengatakan penyelidikan atas serangan itu sedang berlangsung. Rasool mengatakan truk yang dipasangkan tabung peluncur roket ditemukan di Bakriya, sebalah utara Camp Liberty.

“Orang-orang yang berada di balik serangan ini adalah penjahat teroris yang ingin mengacaukan negara,” katanya, tanpa menyebut nama kelompok atau negara. (P022/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Ekspor Minyak Mentah Turkiye ke Israel Tetap Lanjut Meski Ada Seruan Embargo

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Timur Tengah
Dunia Islam
Dunia Islam
Timur Tengah