Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Canyoneering, Cara Lain Menikmati Keindahan Curug

Arina Islami Editor : Widi Kusnadi - 19 detik yang lalu

19 detik yang lalu

2 Views

Canyoneering di Curug Cikondang, Cianjur, Jawa Barat pada 15 September 2024. (Foto: Arina/MINA)

Biasanya, para wisatawan menikmati keindahan curug dengan berendam atau berenang di airnya yang jernih, sesekali melompat dari atas bebatuan lalu menyelam. Menikmati curug dengan cara seperti ini tentu menyenangkan, tetapi tidak ada salahnya mencoba cara lain yang tidak kalah seru yaitu dengan Canyoneering.

Canyoneering adalah sebuah aktivitas petualangan di ngarai (canyon) atau di tebing curug dengan menggunakan berbagai teknik, seperti trekking, renang, memanjat, dan lainnya. Jika dilihat sepintas, Canyoneering tidak jauh berbeda dengan memanjat tebing, hanya saja kegiatan ini dilakukan di curug yang tinggi dengan aliran air yang deras. Apabila panjat tebing dilakukan dengan cara naik atau memanjat ke atas, maka Canyoneering di curug dilakukan dengan cara menuruni tebing curug dari atas ke bawah.

Canyoneering termasuk olahraga ekstrem yang akhir-akhir ini sedang ramai diikuti anak-anak muda. Anda bisa mencobanya tanpa perlu khawatir karena selama aktivitas ini dilakukan di bawah pengawasan ahli dengan perlengkapan yang safety maka Anda bisa menikmati Canyoneering dengan aman dan nyaman.

Pada 15 September lalu, saya berkesempatan merasakan pengalaman luar biasa dengan mencoba Canyoneering di Curug Cikondang, Cianjur, Jawa Barat. Canyoneering di curug ini dilakukan dari ketinggian 35 meter, lumayan membuat dengkul saya sedikit gemetar. Sebelum melakukan aktivitas ini, para peserta diberi arahan terlebih dahulu oleh instrukstur. Seluruh peserta menyimak dengan saksama, termasuk saya. Sebagai pemula, saya sedikit was-was namun si instruktur berkali-kali mengingatkan untuk tidak panik apabila terjadi trouble di tengah perjalanan menuruni tebing curug.

Baca Juga: Negara-Negara Eropa Larang Gunakan Ponsel di Sekolah 

Kami tergabung dalam sebuah tim dengan jumlah 17 peserta. Saya menjadi lima orang pertama yang melakukan Canyoneering. Kami mengenakan helm, kacamata air, lengkap dengan pelindung lutut dan siku. Menurut para saver (tim pengawas dan penyelamat), debit air di hari itu tidak begitu deras sehingga diprediksi akan lebih aman.

Setiap langkah dalam Canyoneering adalah pengalaman yang tak terlupakan. Bayangkan berdiri di tepi jurang yang menjulang tinggi, air terjun yang menyapu lembah di bawah, dan suara gemuruh air yang menghentak di telinga. Kegiatan ini mengajak kita menyaksikan keindahan alam yang mungkin tidak pernah kita lihat sebelumnya. Ngarai yang terjal dan batu-batu besar yang dikerjakan oleh alam selama ribuan tahun menjadi saksi perjalanan kita.

Canyoneering bukan hanya tentang menikmati pemandangan. Aktivitas ini juga menguji batasan fisik dan mental kita. Menuruni tebing sembari dihujani derasnya air terjun yang dingin adalah tantangan yang menuntut keberanian dan ketahanan. Dalam momen-momen tersebut, kita belajar untuk mempercayai diri sendiri dan menghadapi ketakutan yang selama ini menghambat kita. Setiap rintangan yang berhasil dilalui membawa kepuasan tersendiri, seolah kita baru saja menaklukkan gunung yang ada dalam diri kita.

Beberapa kali pandangan saya kabur karena derasnya air. Beberapa kali pula saya kehilangan pijakan karena permukaan tebing yang tidak rata. Saat itu, saya hanya mengandalkan seutas tali yang menjadi pengaman bagi tubuh saya sembari mengingat pesan instruktur, “Jangan panik! Ulurkan talinya pelan-pelan dan tetap mencari pijakan yang baru. Jangan melihat ke atas karena air yang deras akan menyakiti wajah.”

Baca Juga: Yayasan Askara Hadirkan Program We CAN Farming untuk Generasi Pencinta Kebun

Setelah sampai di bawah, rasanya benar-benar lega dan puas. Saya tidak pernah menyangka bisa menuruni tebing terjal dengan aliran air yang deras itu. Setiap peserta diberi kesempatan maksimal dua kali untuk melakukan Canyoneering. Sayangnya, saya tidak bisa mengambil kesempatan kedua karena tangan saya terasa kram akibat dinginnya air. Tapi tentu, saya tidak sabar ingin melakukan Canyoneering lagi di curug yang lebih tinggi.

Canyoneering menjadi cara lain menikmati keindahan curug. Anda bisa mengajak keluarga atau teman-teman untuk mencoba aktivitas seru ini. Namun Anda tidak disarankan membawa anak-anak di bawah umur saat melakukan olahraga ekstrem tersebut. Selain itu, pastikan Anda dalam kondisi fisik yang prima ketika mencoba Canyoneering. Melakukan olahraga ringan beberapa hari sebelum Canyoneering juga menjadi pilihan yang bagus untuk mencegah terjadinya cedera.

Dana yang perlu Anda siapkan untuk mencoba Canyoneering ialah sekitar Rp 300.000 – Rp 350.000. Nominal ini di luar biaya parkir dan tiket masuk. Jika ingin menghemat budget, pilihan terbaik ialah menggunakan jasa Open Trip. Pekan lalu, saya menggunakan jasa ini dengan harga Rp 430.000, included biaya tranportasi pulang-pergi dari Cibubur-Cianjur, tiket masuk Curug Cikondang, tiket parkir, tiket Canyoneering beserta pemandunya, hingga foto dan video dokumentasi. Angka ini tentu sangat sepadan dengan pengalaman dan pemandangan yang disajikan. Menggunakan jasa Open Trip juga membuka peluang untuk menemukan teman baru yang memiliki kesamaan hobi.

Perlu diingat bahwa melakukan olahraga ekstrem selalu memiliki risiko. Maka dari itu, mematuhi aturan-aturan dan mengikuti arahan instruktur serta berdoa adalah tiga poin yang tidak boleh diabaikan.

Baca Juga: Menangkap Ayat-ayat Kauniyah dalam Kegiatan Camping

Sebagai pemula, bukan hanya pengalaman yang didapat dari aktivitas Canyoneering, sedikit lebam di tubuh mungkin akan menjadi oleh-oleh yang akan Anda nikmati. Tapi jangan khawatir, benturan kecil tidak akan membahayakanmu. Tentu, saya juga membawa tanda biru itu usai melakukan Canyoneering pada pekan lalu. Meski demikian, saya tidak menyesal malah bisa disebut kecanduan dan ingin mencoba Canyoneering lagi di curug yang berbeda.

Kata orang, “Kita hanya muda sekali, maka lakukan apapun yang berarti.”

Yuk, tunggu apa lagi? Ada waktu, ada duit, gasss

 

Baca Juga: Tiga Alumni Al-Fatah Lampung Ikut MTQ Nasional di Kalimantan

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda