Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cara Allah Menjawab Doa Kaum Muslimin untuk Menghancurkan Zionis Israel

Widi Kusnadi Editor : Bahron Ans. - 1 menit yang lalu

1 menit yang lalu

0 Views

Sinyal kehancuran dengan tragedi kebakaran di AS (foto: Fpik)

DI TENGAH tragedi kemanusiaan yang terjadi di Gaza dan wilayah Palestina lainnya, kaum Muslimin di seluruh dunia tidak henti-hentinya memanjatkan doa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar musuh-musuh Islam, termasuk Zionis Israel, segera hancur.

Sementara itu, sudah lebih dari 50 ribu jiwa melayang, ratusan ribu lainnya terluka. Tapi para pemimpin Dunia Islam, terutama negara-negara di sekelilingnya masih menutup mata dan telinga, seolah tak mendengar dan melihat tragedi itu. Butuh berapa banyak lagi kah nyawa yang harus melayang untuk menyadarkan mereka?

Doa yang lahir dari rasa pedih dan pilu yang mendalam terhadap penderitaan saudara-saudara di Palestina yang terus-menerus menghadapi aksi genosida tak berkesudahan. Sudah 17 bulan lamanya mereka dibombardir Zionis Israel. Kecaman dan seruan dunia internasional seakan tak berdaya menghentikannya.

Namun, bagaimana Allah Ta’ala menjawab doa-doa kaum Muslimin tersebut? Dalam perjalanan sejarah, kita dapat melihat bagaimana Allah kehendak dan bertindak, sering kali melalui proses dan hikmah tersembunyi, yang jarang diprediksi manusia.

Baca Juga: HAM Versi Amerika, Hak untuk Menindas yang Lemah

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:

وَلَا تَحْسَبَنَّ ٱللَّهَ غَٰفِلًا عَمَّا يَعْمَلُ ٱلظَّٰلِمُونَ ۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ ٱلْأَبْصَٰرُ (ابراهيم [١٤]: ٤٢)

Janganlah kamu mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang diperbuat oleh orang-orang zalim. Sesungguhnya, Allah menangguhkan mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.” (Qs. Ibrahim [14[: 42)

Ayat ini menjadi pengingat bagi kaum Muslimin bahwa Allah tidak pernah lengah atas kezaliman yang dilakukan oleh musuh-musuh-Nya. Para ulama menjelaskan bahwa tangguhan tersebut bukanlah kelalaian, melainkan bagian dari sunnatullah (ketetapan Allah) untuk memberikan kesempatan kepada orang zalim agar mereka semakin larut dalam dosa, hingga akhirnya Dia menghancurkan mereka dengan cara yang tidak mereka sadari sebelumnya.

Syaikh Yusuf al-Qaradawi Rahimahullah, salah seorang ulama terkemuka, pernah menyebutkan bahwa doa kaum Muslimin adalah salah satu senjata terkuat dalam melawan kezaliman. Beliau mengatakan, “Ketika seluruh kekuatan dunia tampak tidak mampu menghadapi kezaliman, doa seorang hamba kepada Rabb-nya adalah senjata yang tidak akan pernah gagal.”

Baca Juga: ​Tarian Erotis Wanita Arab dan Derita Palestina

Genosida di Gaza dan Perlawanan Kaum Muslimin

Aksi genosida yang dilakukan oleh Zionis Israel terhadap rakyat Palestina sesungguhnya telah berlangsung selama puluhan tahun. Setiap hari, berita tentang korban jiwa, penghancuran rumah, dan blokade yang mencekik rakyat Palestina menyayat hati umat Islam.

Dalam situasi seperti itu, kaum Muslimin hanya memiliki satu tempat bergantung, yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala. Doa-doa untuk kehancuran Zionis menjadi pengharapan terbesar di tengah ketidakmampuan dunia internasional untuk menghentikan kedzaliman mereka.

Sebagai umat yang beriman, kita yakin bahwa doa-doa ini tidak akan sia-sia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Baca Juga: Ketika Dolar AS Jadi Alat Imperialisme Modern

إِتَّقُوا دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ، فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ (رواه البخارى و مسلم)

“Takutlah akan doa orang yang terzalimi, karena tidak ada hijab antara doanya dan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kehancuran Ekonomi AS, Sinyal Kehancuran Zionis Israel

Amerika Serikat (AS) dikenal sebagai sekutu utama Zionis Israel. Dukungan finansial dan militer yang diberikan oleh AS menjadi tulang punggung bagi kelangsungan negara Zionis.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, tanda-tanda kehancuran ekonomi AS semakin jelas terlihat. Krisis ekonomi, kebijakan yang kontroversial, dan konflik internal di dalam negeri menjadi bukti bahwa kekuatan adidaya ini sedang terus melemah.

Baca Juga: Amerika dan Imperialisme Modern, Dunia dalam Cengkeraman Dollar

Salah satu kebijakan yang menjadi bumerang adalah perang dagang yang dilancarkan oleh Presiden Donald Trump. Kebijakan ini memicu perlawanan dari negara-negara lain, termasuk China.

Ketegangan ini tidak hanya merugikan ekonomi global, tetapi juga melemahkan posisi AS di panggung internasional. Negara-negara sekutu AS mulai mempertimbangkan kembali hubungan mereka, yang secara tidak langsung melemahkan dukungan terhadap Zionis Israel.

Ketergantungan Israel pada bantuan AS menjadi salah satu kelemahan utama Zionis. Dengan melemahnya AS, kelangsungan hidup Israel juga berada dalam ancaman serius.

Seperti yang dikatakan oleh sejarawan Arnold J. Toynbee, “Kehancuran sebuah bangsa sering kali dimulai dari dalam, ketika mereka kehilangan kekuatan moral dan sosial.” Hal itu tampak jelas pada kondisi AS dan Israel saat ini.

Baca Juga: Fakta Mengejutkan, Israel adalah Negara Ilegal Menurut Hukum Dunia

Tantangan serius yang dihadapi AS dalam beberapa tahun terakhir ini datang dari berbagai dimensi: ekonomi, sosial, politik, dan moral. Krisis utang dapat menekan anggaran negara, sementara kesenjangan sosial memperbesar potensi konflik di masyarakat.

Tidak hanya itu, ketidakstabilan politik akibat polarisasi ekstrem mengurangi efektivitas pemerintahan, ditambah krisis moral melemahkan solidaritas serta nilai-nilai kolektif. Gabungan dari masalah-masalah itu menciptakan gambaran suram tentang masa depan AS.

Kehancuran AS dalam Perspektif Islam

Dalam sejarah Islam, kehancuran sebuah bangsa atau kelompok zalim selalu terjadi ketika mereka melampaui batas-batas kemanusiaan.

Baca Juga: Senjata Amerika dan Darah Muslim Palestina

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَإِذَآ أَرَدْنَآ أَن نُّهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا۟ فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا ٱلْقَوْلُ فَدَمَّرْنَٰهَا تَدْمِيرًا [١٦] وَكَمْ أَهْلَكْنَا مِنَ ٱلْقُرُونِ مِنۢ بَعْدِ نُوحٍ ۗ وَكَفَىٰ بِرَبِّكَ بِذُنُوبِ عِبَادِهِۦ خَبِيرًۢا بَصِيرًا[١٧] (الاسراء [١٧]: ١٦ــ١٧)

“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang yang hidup mewah di negeri itu (agar menaati Allah), tetapi bila mereka melakukan kedurhakaan di dalam (negeri) itu, maka sepantasnya berlakulah terhadapnya perkataan (hukuman Kami), kemudian Kami meluluh lantakkannya (negeri itu). Dan berapa banyak kaum setelah Nuh, yang telah Kami binasakan. Dan cukuplah Tuhanmu Yang Maha Mengetahui, Maha Melihat dosa hamba-hamba-Nya.” (Qs. Al-Isra [17]: 16-17)

Imam Ibnu Katsir Rahimahullah menjelaskan, tidaklah Allah Ta’ala menghancurkan suatu bangsa, kecuali Dia terlebih dahulu mengirim orang-orang untuk memberi peringatan agar para pemimpin menegakkan keadilan, berbuat ketaatan dan menghentikan segala bentuk kemaksiatan dan kedzaliman.

Namun, jika para penguasa tetap berbuat dzalim, mereka terus-menerus melakukan kedurhakaan dan kerusakan, sementara peringatan tidak dihiraukan, maka saat itulah berlaku ketetapan Allah, yakni kehancuran negeri tersebut.

Baca Juga: Negara Penjajah, Arogansi Israel atas Nama Keamanan

Kehancuran bisa terjadi dengan berbagai cara. Jika umat terdahulu dihancurkan dengan bencana alam seperti: hujan badai dan banjir bandang, sebagaimana yang ditimpakan pada kaum Nabi Nuh Alaihi salam dan gempa bumi dan likuifaksi seperti yang menimpa kaum Nabi Luth Alaihi salam.

Di dalam negeri AS, berbagai bencana seperti badai, banjir dan kebakaran melanda. Kerugian akibat bencana itu mencapai ratusan miliar dolar. Tetapi ternyata peringatan itu tidak dihilaukan oleh pemimpinnya. Mereka tetap sombong dan terus mendukung Zionis yang melakukan kejahatan kemanusiaan.

Kehancuran juga bisa terjadi karena wabah penyakit menular, pandemi dan lainnya seperti yang terjadi pada kaum Nabi Hud, Shaleh, Musa Alaihimus salam dan nabi-nabi lainnya.

Di AS, penyakit akibat LGBT, seks bebas dan narkoba marak di tengah-tengah masyarakatnya. Namun, hal itu tidak membuat sadar pemerintahnya. Pemerintah Trump menganggap hal itu kejadian biasa saja sehingga tidak perlu penanganan dari pemerintah.

Baca Juga: Tangan Berdarah Zionis, Pembantai Anak-Anak Gaza

Kehancuran kaum yang dzalim adalah ketetapan Allah Ta’ala. Cepat atau lambat, AS tidak akan mampu bertahan dengan kondisi itu. Tanda-tanda kehancuran mereka semakin nyata seiring melemahnya ekonomi, keuangan dan krisis multidimensi di negara itu.

Kepastian Kemenangan dan Harapan Umat

Kehancuran Zionis Israel dan AS adalah bagian dari janji Allah kepada kaum Muslimin. Meskipun prosesnya mungkin tidak sesuai dengan prediksi dan keinginan manusia, kita yakin bahwa keadilan pasti akan terwujud.

Ibn Katsir menyatakan, “Allah menunda kehancuran kaum zalim untuk memberikan waktu bagi mereka agar bertobat. Namun, jika mereka tetap dalam kesombongan, maka kehancuran mereka akan datang dengan tiba-tiba.”

Baca Juga: ​Amerika: Pelindung Penjahat Perang, Penjual Keadilan di Palestina

Kehancuran AS sudah di depan mata. Itulah cara Allah Ta’ala menghancurkan Zionis Israel, dimulai dari sekutu utamanya yang dihancurkan dulu. Dengan demikian Zionis Israel tak punya lagi sekutu yang mampu menopang dan mendukung kejahatannya.

Maka, kaum Muslimin harus terus memperkuat doa, meningkatkan solidaritas, dan mendukung perjuangan saudara-saudara kita di Palestina. Dengan berpegang teguh pada keyakinan dan kekuatan doa, kemenangan umat Islam akan menjadi kenyataan.

Allah Ta’ala berfirman:

وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ ۚ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا (الاسراء [١٧]: ٨١)

“Dan katakanlah, ‘Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap.’ Sesungguhnya, yang batil itu pasti lenyap.” (Qs. Al-Isra’ [17]: 81).

Baca Juga: Zionis Penjajah Abadi Tanah Para Nabi

Jadi, di tengah tragedi genosida yang menimpa Palestina, kaum Muslimin harus terus menaruh harapan kepada Allah Ta’ala. Doa yang dipanjatkan dengan keimanan adalah senjata ampuh yang tidak pernah gagal. Meski kehancuran musuh-musuh Islam seperti Zionis Israel dan sekutunya belum terlihat nyata, tanda-tandanya mulai tampak. Allah tidak pernah lalai terhadap kezaliman. Kemenangan Islam hanyalah soal waktu. Tetaplah berdoa, bersatu, dan berjuang di jalan-Nya. Sebab kebenaran pasti menang dan kebatilan pasti musnah.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda