Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cara Ampuh Melindungi Akun Media Sosial dari Peretasan

Redaksi Editor : Arif R - 18 detik yang lalu

18 detik yang lalu

1 Views

Ilustrasi

Oleh Teuku Farhan, Praktisi IT

DI ERA digital saat ini, media sosial telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Mulai dari komunikasi pribadi, bisnis, hingga kampanye sosial dan politik, semua dijalankan lewat platform seperti Instagram, WhatsApp, Facebook, X (Twitter), TikTok, dan lainnya. Namun, semakin besar ketergantungan pada media sosial, semakin tinggi pula risiko peretasan (hacking) yang mengintai.

Akun yang diretas bisa dimanfaatkan untuk menyebar hoaks, penipuan, hingga pencurian identitas. Maka penting bagi siapa saja, baik individu maupun organisasi, untuk memahami cara melindungi akun media sosialnya.

Berikut beberapa langkah penting agar dapat meminimalisir dari ancaman peretasan akun media sosial:

Baca Juga: Boikot Zionis Senjata Paling Mematikan   

  1. Gunakan Kata Sandi yang Kuat dan Unik

Gunakan kombinasi huruf besar, kecil, angka, dan simbol dalam kata sandi Anda. Jangan gunakan nama, tanggal lahir, atau informasi mudah ditebak. Hindari juga menggunakan kata sandi yang sama untuk banyak akun.

Gunakan password manager seperti aplikasi Proton Pass atau Bitwarden jika perlu (hindari password manager dari browser), agar mudah mengelola berbagai kata sandi dengan aman. Memang terlihat kok semakin lama makin ribet tapi apa boleh buat. Berbalik dengan teori teknologi seharusnya mempermudah.

  1. Aktifkan Autentikasi Dua Faktor (2FA)

Autentikasi dua faktor memberikan lapisan keamanan tambahan. Saat Anda login, sistem akan meminta kode verifikasi yang dikirim ke ponsel atau aplikasi otentikasi Anda. Jadi meski hacker mengetahui kata sandi Anda, mereka tetap tidak bisa masuk tanpa kode tersebut.

  1. Waspadai Phishing

Phishing adalah upaya penipuan untuk mencuri data login dengan menyamar sebagai pihak terpercaya. Hindari mengklik tautan mencurigakan dari email, DM, atau SMS, terutama jika diminta memasukkan kata sandi. Selalu cek alamat URL dan pastikan resmi.

Baca Juga: Merajut Jalan Indonesia Menuju Pusat Ekonomi Syariah Dunia

  1. Logout dari Perangkat Tidak Dikenal

Seringkali kita lupa logout dari perangkat publik atau perangkat orang lain. Pastikan Anda selalu keluar dari akun media sosial setelah digunakan, terutama di warnet, kantor umum, atau perangkat pinjaman. Anda juga bisa cek daftar perangkat login dari pengaturan akun dan keluarkan akses mencurigakan.

  1. Perbarui Aplikasi Secara Berkala

Versi terbaru aplikasi media sosial sering kali memuat patch keamanan untuk menutup celah peretasan. Jangan tunda update. Gunakan juga sistem operasi (OS) dan browser versi terbaru demi keamanan menyeluruh. Juga hindari  sembarangan klik iklan di aplikasi.

  1. Batasi Informasi Pribadi di Profil

Semakin banyak informasi pribadi yang Anda bagikan, semakin mudah hacker menyusunnya untuk membobol akun. Hindari mencantumkan nomor telepon, email utama, alamat rumah, atau tanggal lahir secara publik. Hindari juga posting foto anak-anak yang bisa jadi sasaran predator anak.

  1. Cek Aplikasi Terhubung

Banyak pengguna mengizinkan aplikasi pihak ketiga mengakses akun mereka, misalnya untuk bermain game atau kuis. Hapus akses aplikasi yang tidak dikenal atau tidak digunakan lagi dari pengaturan keamanan akun Anda.

Baca Juga: Zionisme Adalah Terorisme: Dunia Buta, Palestina Menderita

  1. Edukasi Diri dan Orang Sekitar

Kebocoran data tidak selalu terjadi karena kelalaian sendiri, tetapi juga dari orang terdekat atau rekan kerja. Ajarkan pentingnya keamanan digital pada keluarga, tim kerja, atau komunitas Anda. Konsultasi ke ahli teknologi informasi karena perkembangan teknologi sangat cepat berubah.

  1. Laporkan dan Amankan Segera Jika Diretas

Jika akun Anda diretas, segera laporkan ke platform media sosial tersebut dan ikuti prosedur pemulihan. Hubungi kontak darurat di platform, ubah semua kata sandi, dan beritahu pengikut agar mereka tidak tertipu.

  1. Gunakan Email dan Nomor Telepon Cadangan

Daftarkan lebih dari satu email atau nomor telepon di akun media sosial Anda. Ini berguna saat Anda kehilangan akses dan perlu memulihkan akun.   

  1. Waspada Rekayasa Sosial

Rekayasa sosial atau Social Engineering adalah upaya manipulatif yang digunakan peretas untuk mengecoh korban agar memberikan akses atau informasi pribadi secara sukarela. Maka penting untuk berfikir kritis dan berada dalam kesadaran diantaranya dengan cara selalu dalam keadaan berzikir.

Baca Juga: Mindset Tauhid, Dasar Kesuksesan Menurut Al-Qur’an

Tips agar terhindar dari rekayasa sosial (social engineering):

  1. Jangan Mudah Percaya dengan Pesan yang Mendesak 

Penipu sering mengirim pesan seolah-olah dalam keadaan darurat, seperti “akun Anda diblokir” atau “anak Anda kecelakaan”. Tujuannya agar korban panik dan langsung mengikuti instruksi. Contoh: SMS mengatasnamakan bank meminta verifikasi dengan klik tautan.

  1. Waspadai Telepon Mengaku dari Lembaga Resmi 

Jangan berikan data pribadi seperti OTP, PIN, atau password meskipun penelepon mengaku dari bank, kepolisian, atau instansi pemerintah. Contoh: Telepon mengaku dari CS bank meminta verifikasi data karena ada transaksi mencurigakan.

  1. Hati-Hati dengan Tautan Mencurigakan 

Modus ini sering dikirim melalui DM, email, atau WA yang tampak resmi. Cek ulang alamat URL, jangan klik jika mencurigakan. Contoh: Undangan pernikahan online yang ternyata berisi malware.

Baca Juga: Mencintai Al-Aqsa: Identitas Muslim Sejati

  1. Verifikasi Permintaan Transfer Dana

Jangan langsung percaya jika ada permintaan transfer uang, bahkan dari teman atau atasan. Pastikan langsung melalui panggilan suara atau tatap muka. Contoh: Akun WhatsApp teman diretas lalu minta ditransfer dana darurat.

  1. Jangan Tergiur Hadiah atau Lomba Fiktif

Banyak modus penipuan mengatasnamakan brand besar, undian, atau giveaway palsu. Contoh: “Selamat! Anda menang iPhone. Klik link ini untuk klaim hadiah.”

  1. Jangan Unggah Data Sensitif di Media Sosial

Peretas bisa mengumpulkan info kecil dari postingan (nama ibu, tanggal lahir, sekolah, nama hewan peliharaan) untuk meretas akun Anda. Contoh: Gunakan informasi publik Anda untuk menjawab pertanyaan pemulihan akun.

Rekayasa sosial lebih mengandalkan kelengahan dan emosi Anda dibanding kelemahan sistem. Maka, skeptis, tenang, dan waspada adalah tameng terbaik.

Baca Juga: Serangan Zionis Malah Hidupkan Kembali Nasionalisme Iran

Dalam Islam di antara tameng terbaik adalah menjaga zikir pagi dan petang. Didalamnya ads doa dan zikir perlindungan dari kejahatan makhluk seperti: Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihi syai-un fil ardhi wa laa fissamaa’i wa huwas samii’ul ‘aliim.

Artinya, “Dengan nama Allah yang dengan sebab nama-Nya tidak ada sesuatu pun di bumi maupun di langit yang dapat membahayakan (mendatangkan mudharat), dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Jangan hanya andalkan akal yang terbatas. Pandu dengan wahyu.

Kesadaran Adalah Perlindungan Terbaik

Teknologi terus berkembang, begitu juga dengan metode peretasan apalagi dengan tren teknologi AI yang semakin canggih meniru segala hal. Namun, ancaman terbesar biasanya bukan teknologi itu sendiri, tapi kelalaian pengguna.

Baca Juga: Peluncuran Kalender Hijrah Global: Langkah Strategis Menyatukan Umat Islam

Dengan menjaga keamanan dasar seperti kata sandi, verifikasi ganda, phishing dan kewaspadaan terhadap rekayasa sosial dengan tetap menjaga kesadaran sambil berzikir, Anda bisa mengurangi risiko secara signifikan. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Kutukan Dekade ke-8, Isyarat Runtuhnya Negara Yahudi

Rekomendasi untuk Anda