Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cara Efektif Mengelola Stres agar Tetap Produktif

Bahron Ansori Editor : Arif R - 17 detik yang lalu

17 detik yang lalu

0 Views

Stres akan jadi bahan introspeksi jika dikelola dengan baik (foto: ig)

STRES adalah kondisi psikologis yang umum terjadi akibat tekanan hidup yang berlebihan. Dalam Islam, stres dipandang sebagai ujian dan peluang untuk meningkatkan ketakwaan.

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an, “Dan sungguh, akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155).

Stres yang dikelola dengan baik dapat menjadi pemicu produktivitas, tetapi jika tidak, dapat menyebabkan gangguan fisik dan mental. Penelitian menunjukkan bahwa stres kronis meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, depresi, dan gangguan kognitif (American Psychological Association, 2020).

Mengelola stres dimulai dengan memperkuat hubungan dengan Allah Ta’ala. Shalat, dzikir, dan membaca Al-Qur’an adalah bentuk ibadah yang dapat menenangkan jiwa. Studi yang diterbitkan dalam Journal of Religion and Health (2019) menunjukkan bahwa aktivitas spiritual, seperti berdoa, dapat menurunkan hormon kortisol yang berhubungan dengan stres. Firman Allah dalam QS. Ar-Ra’d: 28 menegaskan: “Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”

Baca Juga: Rahasia Manfaat Buah Pepaya untuk Hidup Sehat dan Bugar

Islam mengajarkan keseimbangan dalam segala aspek kehidupan, termasuk menjaga kesehatan fisik. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah.” (HR. Muslim).

Olahraga rutin, tidur cukup, dan pola makan seimbang berperan penting dalam mengelola stres. Sebuah penelitian dari Harvard Medical School (2018) menyebutkan bahwa olahraga aerobik dapat meningkatkan produksi endorfin, hormon kebahagiaan yang membantu mengurangi stres.

Selain itu, manajemen waktu yang baik dapat mencegah timbulnya stres akibat pekerjaan yang menumpuk. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan contoh dengan membagi waktu untuk ibadah, keluarga, dan aktivitas duniawi.

Penelitian dari American Management Association (2021) menemukan bahwa individu yang menggunakan teknik manajemen waktu seperti to-do list memiliki tingkat stres yang lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak melakukannya.

Baca Juga: Manfaat Ilmiah Madu dalam Thibbun Nabawi untuk Kesehatan Modern

Kembangkan juga sikap tawakal. Sebab tawakal adalah bentuk keyakinan bahwa setelah berusaha maksimal, hasilnya diserahkan sepenuhnya kepada Allah. Sikap ini mengurangi beban pikiran yang tidak perlu.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Seandainya kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya Dia akan memberikan rezeki kepadamu sebagaimana Dia memberikan rezeki kepada burung.” (HR. Tirmidzi). Studi psikologi dari Universitas Toronto (2020) menemukan bahwa sikap pasrah pada kehendak Tuhan membantu individu menghadapi situasi sulit dengan lebih tenang.

Yang tidak kalah penting ketika stres tapi tetap produktif adalah dengan memanfaatkan dukungan sosial. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk saling mendukung dalam kebaikan. Dukungan dari keluarga, sahabat, atau komunitas dapat membantu mengurangi rasa kesepian yang sering memperburuk stres. Sebuah studi dalam Social Science & Medicine (2017) menyatakan bahwa hubungan sosial yang erat dapat menurunkan risiko gangguan kesehatan mental akibat stres.

Latih juga kesabaran saat menerima ujian. Kesabaran adalah kunci dalam menghadapi stres. Allah berjanji akan memberikan ganjaran besar kepada orang yang bersabar (QS. Az-Zumar: 10). Dalam konteks sains, kesabaran dapat dikaitkan dengan emotional resilience, yaitu kemampuan untuk bangkit kembali dari tekanan. Penelitian dari Psychological Bulletin (2019) menunjukkan bahwa orang yang memiliki kemampuan ini cenderung lebih produktif meskipun menghadapi banyak tantangan.

Baca Juga: Manfaat Seledri: Solusi Hipertensi Menurut Penelitian Modern dan Sunnah Nabi

Agar tetap produktif saat stres usahakan juga menghindari perilaku negatif. Perilaku negatif seperti mengeluh atau menyalahkan orang lain hanya akan memperburuk stres. Islam mengajarkan umatnya untuk tidak berprasangka buruk (QS. Al-Hujurat: 12). Psikolog menemukan bahwa sikap negatif meningkatkan aktivitas amigdala di otak, yang memperburuk respons stres (Smith et al., 2020).

Memanfaatkan waktu untuk beristirahat dan berkarya asalkan sudah menjadi komitmen dalam diri, juga bisa jadi jalan untuk terus produktif. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan keseimbangan antara bekerja dan beristirahat. Beliau bersabda: “Tuhanmu mempunyai hak atasmu, dirimu mempunyai hak atasmu, dan keluargamu mempunyai hak atasmu.” (HR. Bukhari).

Beristirahat sejenak dapat meningkatkan fokus dan produktivitas. Sebuah studi dari Universitas Stanford (2016) menunjukkan bahwa istirahat sejenak saat bekerja meningkatkan kinerja hingga 40%.

Stres, jika dikelola dengan baik, dapat menjadi sarana introspeksi dan perbaikan diri. Islam menyediakan pedoman lengkap untuk menghadapi stres melalui ibadah, manajemen diri, dan dukungan sosial. Bukti ilmiah juga mendukung efektivitas metode ini, menunjukkan bahwa pendekatan spiritual dan praktis dapat membantu menjaga produktivitas meskipun menghadapi tekanan hidup. Dengan mengelola stres sesuai ajaran Islam, umat dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.[]

Baca Juga: Thibbun Nabawi: Fakta Ilmiah di Balik Khasiat Habbatussauda

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

MINA Health