oleh: Widi Kusnadi, wartawan MINA
Ramadhan merupakan bulan yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat Islam di seluruh dunia. Di Indonesia dan negeri-negeri mayoritas Muslim, kehadiran bulan Ramadhan membuat bahagia tidak hanya umat Islam saja, tetapi juga umat non-Muslim ikut gembira dengan kedatangannya. Umat non-Muslim juga ikut merasakan keberkahan bulan Ramadhan.
Khususnya bagi para pedagang, bulan Ramadhan menjadi keberkahan buat mereka. Di bulan itu, banyak masyarakat membeli barang-barang kebutuhan, mulai dari makanan untuk berbuka, pakaian untuk hari raya, hingga kebutuhan mudik ke kampung halaman mengunjungi orang tua dan sanak saudara.
Harga-harga barang kebutuhan menjelang dan selama bulan Ramadhan juga mengalami kenaikan seiring permintaan masyarakat yang terus meningkat. Apalagi setelah pandemi, masyarakat sudah kembali berkativitas secara normal seperti halnya sebelumnya.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Namun, bagi umat Islam, kenaikan harga-harga itu harus pula diiringi dengan naiknya semangat dalam beribadah di bulan Ramadhan. Dengan naiknya semangat beribadah, hal itu tentunya juga akan menaikkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Jangan sampai semangat kita dalam beribadah, kalah dengan naiknya harga-harga kebutuhan pokok di pasar. Jangan sampai naiknya harga-harga itu diikuti pula dengan naiknya tekanan darah dan asam urat kita.
Bagaimana cara menaikkan semangat kita dalam beribadah di bulan Ramadhan ini:
Pertama, memahami keutamaan bulan Ramadhan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah Ra bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi Wasalam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Al-Bukhari).
Dalam kitab Fathul Baari dijelaskan, yang dimaksud berpuasa atas dasar iman yaitu berpuasa karena meyakini akan kewajiban puasa. Sedangkan yang dimaksud ihtisaban adalah mengharap pahala dari Allah Ta’ala.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Puasa Ramadhan merupakan sebab masuk surga. Hal itu berdasarkan hadits:
عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: “أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ فَقَالَ: أَرَأَيْت إذَا صَلَّيْت الْمَكْتُوبَاتِ، وَصُمْت رَمَضَانَ، وَأَحْلَلْت الْحَلَالَ، وَحَرَّمْت الْحَرَامَ، وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئًا؛ أَأَدْخُلُ الْجَنَّةَ؟ قَالَ: نَعَمْ”. رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Abu Abdillah Jarir Al-Anshari Radhiallahu anhu, menerangkan, ada seorang lelaki yang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi Wasalam, ”Bagaimana pendapatmu jika aku telah mengerjakan sholat maktubah (sholat fardhu lima waktu), berpuasa Ramadhan, menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram, dan aku tidak menambahnya dengan suatu apapun. Apakah aku bisa masuk surga?” Rasul menjawab, ”Ya.” (HR Muslim).
Ramadhan juga merupakan bulan terkabulnya doa, sebagaimana Rasulullah Shallallahu alaihi Wasalam bersabda:
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
إِنَّ لِلّهِ فِى كُلِّ يَوْمٍ عِتْقَاءَ مِنَ النَّارِ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ ,وَإِنَّ لِكُلِّ مُسْلِمٍ دَعْوَةً يَدْعُوْ بِهَا فَيَسْتَجِيْبُ لَهُ
”Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan, dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a, akan dikabulkan.” (HR. Al-Bazaar)
Bulan Ramadhan, Allah Ta’ala melipatgandakan pahala tanpa batas. Hal itu berdasarkan hadits:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?
“Semua amal Bani Adam akan dilipat gandakan kebaikan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Azza Wa Jallah berfirman, ‘Kecuali puasa, maka ia untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya.” (HR Muslim)
Kedua, berada di lingkungan orang-orang sholeh
Manusia itu laksana sekawanan burung, memiliki naluri untuk berkumpul dengan sejenisnya. Oleh karena itu, jika kita ingin menjadi orang shalih, hendaklah berusaha berkawan dan berkumpul dengan orang-orang shalih. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allâh, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur).” [At-Taubah:119]
Lingkungan yang baik akan membantu kita menjaga semangat dalam beribadah. Orang-orang di sekitar kita akan mengingatkan dan memberi nasihat apabila kita mengalami penurunan semangat.
Maka, berkumpul dengan orang-orang shaleh akan sangat membantu kita dalam menjaga dan memelihara semangat dalam ibadah, khususnya di bulan Ramdhan ini.
Ketiga, mengurangi aktivitas keduniaan
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Setelah selama sebelas bulan lamanya kita sibuk dalam urusan dunia kita. Maka di momen bulan Ramadhan ini, mari kita proiritaskan ibadah kepada Allah Ta’ala. Aturlah jadwal aktifitas sesuai dengan target-target yang kita tetapkan.
Prioritaskan kegiatan ibadah, baik berupa ibadah mahdhah, seperti shalat berjamaah, shalat tarawih, tadarus Al-Qur’an, juga ibadah sosial seperti memberi bantuan kepada keluarga dan saudara yang membutuhkan, memberi santunan kepada fakir miskin, dan kegiatan sosial lainnya.
Wallahu a’lam bis Shawab. (A/P2/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin