Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cara Mengatasi Anak yang Kecanduan Pornografi

Bahron Ansori - Selasa, 24 Januari 2017 - 14:14 WIB

Selasa, 24 Januari 2017 - 14:14 WIB

868 Views

Agus Sudarmaji. (dok. mirajnews)

Oleh Etha Rachmah, Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung

Agus Sudarmaji. (dok. mirajnews)

Allah SWT berfirman,

وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

“Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allahlah pahala yang besar.” (QS. Al-Anfal: 28).

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Ayat di atas menjelaskan bahwasanya harta dan anak itu adalah cobaan, banyak yang menganggap bahwa harta dan anak adalah perhiasan. Ya, hal itu memang tidak salah karena sesuai dengan ayat berikut:

الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi shalih adalah lebih baik pahalanya di sisi Rabbmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (QS. Al-Kahfi: 46)

Dari dua dalil di atas, sudah jelas bahwa anak adalah perhiasan dan cobaan bagi orangtua. Seperti kasus berikut yang: pada awalnya anak tersebut baik-baik saja, tidak ada yang tahu bahwa anak tersebut mempunyai kasus, yakni kecanduan pornografi. Lantas bagaimana cara orangtua dalam menangani hal tersebut?

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Berikut ini adalah pendapat dari seorang psikolog Agus Sudarmadji.

Pertama, untuk mencegah anak agar tidak terjerumus pada pornografi adalah dengan cara orangtua Muslim harus melaksanakan tarbiyatul aulad sesuai Al Quran dan Sunnah. Artinya mereka (orangtua) harus selalu belajar untuk memahami tuntunan Islam dalam pendidikan anak serta menguasai dan mengamalkan teknik atau metodologinya yang komprehensip sampai tuntas.

Sejak kecil anak dibimbing dengan nilai-nilai iman dan taqwa seiring dilatih untuk menegakkan salat lima waktu secara disiplin berikut ibadah lain yang diwajibkan seperti puasa Ramadan. Juga diajarkan Al Quran dengan benar sejak usia dini sampai tumbuh kebiasaan membacanya setiap hari. Pendidikan akhlak dimantapkan dengan prinsip living values of akhlaqul karimah atau menjadikan akhlak hidup dalam diri si anak.

Kedua, berbekal semua pondasi tarbiyah di atas anak akan tumbuh menjadi remaja yang cinta kepada Allah, Rasulullah dan Al Quran serta cenderung memilih teman yang memiliki nilai yang sama dengannya. Seiring perkembangan usianya memasuki masa remaja pola asuh mulai disesuaikan dari yang bersifat pembentukan menuju pengembangan dan pemantapan. Pola komunikasi mulai berkembang dari sekedar orangtua – anak menjadi orangtua – remaja. Remaja memang perlu diawasi, tapi orangtua jangan lantas mudah untuk mencurigai. Coba bangun kepercayaan kepada anak untuk tumbuh menjadi pribadi yang berintegritas dan dapat dipercaya, bukan terus menerus diawasi seperti anak kecil atau orangtua sulit menjadi percaya kepadanya.

Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?

Artinya, pendidikan remaja tidak tiba-tiba diberikan saat anak masuk usia remaja namun sudah dimulai di masa kanak-kanak dengan membangun karakter manusia yang terpercaya. Bila orangtua memerankan dirinya sebagai pengawas yang berlebihan maka anak/remaja tumbuhnya menjadi pribadi yang tergantung dan tidak mampu mandiri sebagai manusia terpercaya.

Ketiga, bila seorang sudah sampai pada taraf kecanduan pornografi maka sebaiknya dikonsultasikan kepada ahlinya, bisa psikolog atau pendidik yang memang berkompetensi menangani kasus semacam itu. Bila tidak mampu membayar ahli professional, bisa lakukan sendiri dengan disiplin antara lain seperti dibawah ini seperti; 1). Buat kontrak terapi dengan anak bahwa dalam kurun 90 hari anak harus menjalani terapi bebas pornografi. Ajak anak berdisiplin dengan semua proses terapi. 2). Selama masa terapi buat kesepakatan dengan anak tidak memegang HP android, ganti dengan HP non android bila memang harus menjaga komunikasi harian. Bila di rumah ada PC / Laptop jangan biarkan ia bermain sendirian. 3). Bangun kesadaran dalam diri anak bahwa menonton konten pornografi adalah maksiat dan menimbulkan dosa serta merusak jiwa dan raganya. Bawa anak untuk menjauhinya dengan menuntunya bertaqarub ilallah melalui berbagai ibadah rutin antara lain;

1. Menjaga pandangan terhadap lawan jenis (ghodul bashor).
2. Menjaga sholat fardhu selalu berjamaah di masjid dan tidak masbuq.
3. Menjaga anak membaca Al Quran sehari minimal satu juz, sebaiknya setiap habis sholat lima waktu minimal dua lembar mushaf       Al Quran.
4. Membantu anak untuk menghafal Al Quran terutama yang mampu dijangkaunya seperti juz’amma.
5. Mendorong anak menjaga wudhu setiap saat.
6. Melatihnya untuk mengusir godaan syetan dengan kepekaan batin melalui doa-doa pengusir syetan sesuai sunnah (bisa doa       ruqyah sunnah).
7. Mengajaknya mulai membiasakan diri mengerjakan salat-salat sunnah seperti salat Dhuha dan Qiyamul lail.
8. Jaga anak agar tidak kemasukan makanan yang syubhat apalagi yang haram termasuk asap rokok.
9. Orangtua semakin meningkatkan doa agar Allah menolong dan melindungan sang anak yang bermasalah. Doa orangtua yang ikhlas memiliki kekuatan tersendiri.(M07/RS3)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Rekomendasi untuk Anda

Feature
Indonesia
Indonesia
Kolom
Eropa
Indonesia