TUBUH manusia terdiri sekitar 60% air, yang berperan penting dalam berbagai fungsi biologis, termasuk sirkulasi darah, pencernaan, regulasi suhu, serta transportasi nutrisi dan oksigen ke sel-sel tubuh. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam National Academy of Medicine, kebutuhan cairan harian untuk pria dewasa adalah sekitar 3,7 liter dan untuk wanita dewasa sekitar 2,7 liter. Kekurangan cairan dapat menyebabkan dehidrasi, yang berisiko mengganggu keseimbangan elektrolit dan kinerja organ tubuh.
Memenuhi kebutuhan cairan tidak hanya berasal dari air putih, tetapi juga dari makanan dan minuman lain. Sebuah studi dalam American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa sekitar 20% kebutuhan cairan tubuh dapat diperoleh dari makanan dengan kandungan air tinggi, seperti buah dan sayuran. Contohnya, semangka mengandung 92% air, sedangkan mentimun mengandung sekitar 96% air, sehingga konsumsi makanan ini dapat membantu hidrasi tubuh.
Salah satu cara mudah mencukupi kebutuhan cairan adalah dengan mengadopsi kebiasaan minum air secara teratur. Sebuah penelitian dalam Journal of the International Society of Sports Nutrition menekankan pentingnya membagi konsumsi air sepanjang hari daripada minum dalam jumlah besar sekaligus. Memulai hari dengan segelas air setelah bangun tidur dan minum secara berkala setiap beberapa jam membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Menyesuaikan asupan cairan berdasarkan aktivitas fisik juga penting. Menurut penelitian dalam European Journal of Applied Physiology, tubuh kehilangan lebih banyak cairan melalui keringat saat berolahraga, terutama di lingkungan panas. Oleh karena itu, atlet atau individu yang aktif disarankan untuk minum sekitar 500 ml air satu jam sebelum berolahraga dan mengonsumsi cairan tambahan selama serta setelah aktivitas fisik untuk mengganti kehilangan cairan.
Baca Juga: Mengenal Gangguan Kesehatan Mental dan Cara Mengatasinya
Selain aktivitas fisik, suhu lingkungan juga memengaruhi kebutuhan cairan tubuh. Studi dalam Environmental Health Perspectives menunjukkan bahwa cuaca panas meningkatkan risiko dehidrasi karena tubuh kehilangan lebih banyak cairan melalui keringat. Oleh sebab itu, individu yang tinggal di daerah tropis atau sering terpapar suhu tinggi harus lebih waspada terhadap tanda-tanda dehidrasi, seperti rasa haus yang berlebihan, urin berwarna pekat, dan kelelahan.
Pola makan yang kaya akan elektrolit juga membantu mempertahankan keseimbangan cairan. Penelitian dalam Journal of the American College of Nutrition menyatakan bahwa mineral seperti natrium, kalium, dan magnesium berperan dalam menjaga tekanan osmotik dan keseimbangan air dalam tubuh. Konsumsi makanan seperti pisang (kaya kalium), bayam (kaya magnesium), dan yogurt (mengandung natrium alami) dapat membantu tubuh dalam mempertahankan hidrasi yang optimal.
Beberapa kebiasaan buruk dapat menyebabkan dehidrasi, seperti konsumsi kafein dan alkohol dalam jumlah berlebihan. Studi dalam British Journal of Nutrition menunjukkan bahwa kafein bersifat diuretik ringan yang dapat meningkatkan pengeluaran cairan melalui urin. Meskipun konsumsi kafein dalam jumlah moderat tidak menyebabkan dehidrasi signifikan, mengimbanginya dengan asupan air yang cukup sangat dianjurkan.
Teknologi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya hidrasi. Aplikasi pengingat minum air telah terbukti efektif dalam meningkatkan asupan cairan harian, menurut studi dalam Journal of Medical Internet Research. Aplikasi ini membantu pengguna dalam mengatur jadwal minum serta memantau jumlah air yang dikonsumsi, sehingga kebiasaan hidrasi lebih terjaga.
Baca Juga: Ini Dia 10 Makanan Terbaik Saat Berbuka Puasa
Memperhatikan warna urin adalah cara sederhana untuk memantau tingkat hidrasi tubuh. Penelitian dalam Clinical Journal of Sport Medicine menyebutkan bahwa urin berwarna jernih hingga kuning muda menandakan hidrasi yang baik, sementara urin yang lebih pekat menunjukkan kebutuhan tambahan cairan. Oleh karena itu, mengamati warna urin bisa menjadi indikator alami dalam menilai kecukupan cairan tubuh.
Mencukupi kebutuhan cairan tubuh tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik tetapi juga kognitif. Studi dalam Journal of Nutrition, Health & Aging menemukan bahwa dehidrasi ringan dapat mempengaruhi konsentrasi, daya ingat, dan suasana hati seseorang. Oleh karena itu, menjaga asupan cairan yang cukup setiap hari tidak hanya mendukung fungsi tubuh yang optimal tetapi juga meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup secara keseluruhan.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: 5 Olaharaga yang Baik Saat Puasa Ramadhan