Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA
Wudhu adalah syarat sah shalat seorang muslim. Shalat seseorang itu akan diterima atau tidak sangat tergantung bagaimana wudhunya. Jika wudhunya sempurna, maka insya Allah shalatnya pun akan diterima Allah Ta’ala. Wudhu adalah amalan mulia yang memiliki banyak keutamaan sebagaimana dijelaskan beberapa hadits Nabi SAW di antaranya sebagai berikut.
Wudhu menjadi jalan bergugurannya dosa. Nabi SAW bersabda,
قال النبي صلي الله عليه وسلم :(( من توضأ وأحسن الوضوء خرجت خطاياه من جسده حتي تخرج من تحت أظفاره )) رواه مسلم
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,”Siapa berwudhu dan membaguskan wudhunya (menyempurnakan wudhu dengan memperhatikan fardhu dan sunah-sunahnya), maka keluarlah dosa-dosa dari jasadnya hingga keluar dari bawah kuku-kukunya.” (HR Muslim).
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-25] Tentang Bersedekah Tidak Mesti dengan Harta
Secara syari’at wudhu’ ialah menggunakan air yang suci untuk mencuci anggota-anggota tertentu yang sudah diterangkan dan disyari’at kan Allah subhanahu wata’ala. Allah berfirman yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak melakukan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan , kedua mata-kaki.” (Qs. Al-Maaidah: 6).
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan diterima shalat orang yang berhadast sehingga ia berwudhu.” (HR. Al Bukhari, Muslim & Ibnu Majah).
Rasulullah bersabda, “Apabila seorang Muslim atau mukmin berwudhu membasuh mukanya, maka semua dosa-dosa wajahnya yang diperbuat oleh mata, keluar bersama tetesan air atau tetesan air yang terakhir. Apabila membasuh kedua tanganya, maka keluarlah dosa-dosa dari kedua tanganya bersama tetesan air atau tetesan air yang terakhir, apabila membasuh kedua kakinya, maka semua dosa-dosa yang dikerjakan oleh kedua kakinya keluar bersama tetesan air atau air yang terakhir, sehingga bila ia selesai (berwudhu) telah bersih dari dosa-dosanya.” (HR. Muslim)
Rasulullah SAW, bersabda, “Tidaklah seorang Muslim berwudhu dan membaguskan wudhunya kemudian melaksanakan shalat, kecuali Allah mengampuni dosa antara shalat ketika itu sampai shalat yang selanjutnya.” (HR. Muslim).
Baca Juga: Tafsir Surat Al-Fatihah: Makna dan Keutamaannya bagi Kehidupan Sehari-Hari
Dari hadis di atas dapat disimpulkan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan kita untuk membaguskan wudhu atau melakukannya dengan benar, tentunya harus sesuai dengan apa yang dicontohkan Rasulullah SAW.
Bagaimana Wudhu Yang Sempurna?
Pertama, niat. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amal-amal itu tergantung oleh niat.” (HR. Muslim). Niat itu cukup di dalam hati dan tidak harus diucapkan oleh lisan.
Kedua, membasuh telapak tangan. Dari Humran Maula ‘Utsman ia berkata, “Sesungguhnya ‘Utsman bin Affan minta air wudhu maka beliau berwudhu, beliau membasuh kedua telapak tangannya tiga kali, kemudian berkumur-kumur dan istinsar (menghembuskan air dari hidung setelah menghirupnya), kemudian membasuh muka tiga kali dan tangan kanan sampai ke siku tiga kali, demikian pula tangan kiri, kemudian mengusap kepala, kemudian membasuh kaki kiri demikian pula, kemudian Utsman bin Affan berkata.” Aku melihat Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian shalat dua rakaat dengan tidak disibukkan sesuatu pada dirinya (khusuk) niscaya diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.” (HR. Ahmad).
Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Tentang Urusan Dunia
Ketiga, berkumur-kumur, beristinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung) dan istinsar (mengeluarkan air dari hidung) dengan tangan satu dan menggunakan air yang diambil oleh tangan tersebut. Dari Abdullah bin Zaid ra, ia berkata,
“Saya melihat Nabi SAW berkumur-kumur dan menghirup air ke dalam hidung dengan satu telapak tangan, beliau mengerjakan demikian itu tiga kali.” (HR. Muslim).
Keempat, membasuh muka. Kelima, membasuh tangan kanan sampai ke siku atau lebih, kemudian tangan kiri, dan memulainya dari ujung jari. Keenam, mengusap kepala dimulai dari bagian depan (tempat tumbuhnya rambut), kemudian ke belakang sampai tengkuk, lalu mengembalikan ke depan.
Dari Abdullah bin Zaid berkata, “Sesungguhnya Rasulullah SAW mengusap kepalanya dengan kedua tangannya maka beliau mengedepankan dan mengebelakangkan kedua tangannya maka beliau mengedepankan dan mengebelakangkan kedua tangannya, beliau memulai dari bagian depan kepala kemudian mengusapnya sampai ke tengkuknya, kemudian beliau membasuh kedua kakinya.” (HR. Bukhari).
Baca Juga: [Hadits Al-Arbain ke-24] Tentang Haramnya Berbuat Zalim
Ketujuh, mengusap daun telinga dengan memasukkan kedua jari telunjuk kedalam telinga kemudian menggosok bagian dalamnya dengan jari telunjuk dan bagian luar dengan ibu jari. Air untuk mengusap telinga bukan sisa air yang dipergunakan untuk mengusap kepala. Nabi SAW bersabda, “Kemudian beliau mengusap kepalanya maka memasukan kedua jari telunjuknya pada kedua lubang telinga dan mengusap bagian luar kedua telinga dengan ibu jari, dan bagian dalam kedua telinga dengan jari telunjuk, kemudian membasuh kakinya tiga kali tiga kali.” (HR. Abu Dawud).
Kedelapan, membasuh kaki kanan sampai mata kaki atau lebih kemudian kaki kiri dan memulainya dari ujung jari. Kesembilan, menyempurnakan basuhan dan usapan terhadap anggota wudhu. Kesepuluh, berdo’a setelah wudhu dengan membaca, “Asyhadu Allaa Ilaaha Illahu Wa Anna Muhammadan ‘Abduhu Wa Rasuuluhu.”
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seseorang di antara kamu berwudhu dan ia menyempurnakan wudhunya, kemudian berdo’a “Asyhadu Allaa Ilaaha Illahu Wa Anna Muhammadan ‘Abduhu Wa Rasuuluhu, melainkan dibukakan baginya pintu-pintu jannah yang delapan, ia bisa masuk dari mana saja yang ia kehendaki.” (HR. Muslim).
Mari sempurnakan wudhu, agar sempurna pula shalat kita. Sebab shalat akan diterima jika wudhu yang dilakukan seorang itu sempurna syarat rukunnya, wallahua’lam.(A/RS3/P1)
Baca Juga: Keutamaan Menulis: Perspektif Ilmiah dan Syari
(dari berbagai sumber)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-23] Keutamaan Bersuci, Shalat, Sedekah, Sabar, dan Al-Quran