Havana , 11 Syawal 1435/7 Agustus 2014 (MINA) – Tokoh Kuba, Fidel Castro, menuduh Israel mempraktikkan “bentuk menjijikkan dari fasisme” dalam perang brutal terhadap Jalur Gaza, sehingga merupakan sebuah perang “genosida yang mengerikan”.
“Saya pikir, ini bentuk fasisme baru dan menjijikkan, yang muncul dengan kekuatan besar pada saat ini, ketika lebih dari tujuh miliar penduduk berjuang untuk kelangsungan hidup mereka,” tulis mantan Presiden Cuba itu dalam kolom surat kabar kabar setempat, Granma. Media Middle East Monitor (MEMO) melaporkan dan diberitakan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis.
Fidel adalah salah seorang pendiri Gerakan Non Blok antara lain bersama Presiden Soekarno dari Indonesia pada awal 1960-an. Ia adalah penentang keras hegemoni Amerika Serikat sejak masa perang dingin. Ia langsung memutuskan hubungan diplomatik negaranya dengan Israel tahun 1973 setelah Perang Yom Kipuur yang dilancarkan Israel.
Kolom Fidel Castro tersebut diberi judul “Palestinian Holocaust in Gaza”. Artikel kolom ini muncul di saat gencatan senjata selama 72 jam antara Israel dengan Hamas tengah berlangsung di Gaza.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
Castro mengutip kekejaman zionis Israel telah melancarkan “pembunuhan massal” sehingga sekitar 2.000 warga Palestina tewas, melukai hampir 9.000 orang dan puluhan ribu orang mengungsi.
“Genosida Nazi Yahudi membuat marah semua bangsa yang ada di bumi, tapi mengapa Israel percaya bahwa dunia tidak akan sensitif terhadap genosida yang mengerikan yang saat ini sedang dilakukannya terhadap rakyat Palestina? Melibatkan AS ?”
Lanjut Castro, dengan mengkritik sejarah imperialisme Eropa dan Amerika, ia memperingatkan bahwa “hari-hari ini telah muncul kekuatan-kekuatan untuk melawan negara penindas (AS)”, terutama tercatat seperti Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan.
Memasuki pekan keempat atau hari ke-29 agresi Israel terhadap Jalur Gaza, korban meninggal dan luka luka telah melampaui jumlah 11.000 jiwa, yang terdiri dari 1.865 syahid dan 9.563 luka luka.
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
“Jadi total korban berjumlah 11.428 orang, yang mayoritas adalah wanita, anak-anak dan lansia,” demikian Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina, Dr. Ashraf Al Qadra, dalam keterangan resminya Senin (4/8) pukul 21.00 waktu Gaza.
Ia menguraikan, dari 1.865 korban meninggal di antaranya 429 adalah anak-anak, 243 wanita dan 79 lansia. Sedangakan korban luka sejumlah 9.563 di antaranya 2.877 anak anak, 1.853 wanita dan 374 lansia.
Israel sudah menerima milyaran dolar uang pembayar pajak Amerika setiap tahunnya. Di bawah 10 tahun, ada perjanjian bantuan antara Washington dan Tel Aviv yang ditandatangani pada tahun 2007, sudah $ 30 milyar uang Amerika mengalir ke Israel.
Bantuan militer tahunan AS ke Israel telah ditingkatkan dari $ 2,4 milyar menjadi $ 3,1 milyar sampai 2017 di bawah perjanjian yang ada.
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu
Sementara itu, pejabat AS dan Israel telah membahas lonjakan bantuan militer AS ke Israel dalam paket bantuan baru yang akan diperpanjang sampai 2027. (T/P012/IR)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Israel Dukung Gencatan Senjata dengan Lebanon