Catatan Konferensi OKI: Erdogan Serukan Bersatu Hadapi Israel

Istanbul, MINA – Berbicara pada Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pada Jumat (17/5), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan para pemimpin negara-negara Muslim untuk menghadapi Israel.

Erdogan berbicara beberapa hari setelah puluhan warga terbunuh oleh penembak jitu Israel ketika mereka memperingati 70 tahun pendudukan Israel.

Ia juga mengatakan, Israel harus bertanggung jawab atas pembunuhan yang mengundang kecaman internasional yang luas dan memicu gelombang protes dari Asia, Timur Tengah, hingga Afrika Utara.

“Untuk mengambil tindakan bagi warga Palestina yang dibantai oleh Israel adalah dengan menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa kemanusiaan tidak mati,” kata Erdogan kepada para pemimpin Muslim yang berkumpul di kota terbesar Turki, Istanbul.

Presiden Turki menggambarkan pembunuhan Israel atas warga Palestina sebagai “premanisme, kekejaman dan teror negara,” dan mengatakan, pengakuan AS atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel pasti akan menghantuinya.

“Jalur Gaza telah diubah menjadi kamp konsentrasi besar bagi jutaan orang yang kehilangan hak paling mendasar untuk bepergian, pendidikan, pekerjaan, dan perawatan medis,” ujarnya.

Beberapa kepala negara menghadiri KTT Istanbul. Al Jazeera melaporkan.

Arab Saudi, tuan rumah 57 anggota OKI, hanya mengirim seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri. Bahrain, Mesir, dan UEA juga mengirim menteri tingkat rendah.

Berbicara pada konferensi itu, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani mengatakan, perjuangan Palestina telah “menjadi simbol bagi orang-orang yang tertindas di mana-mana” dan mengutuk Israel karena “pembantaian brutal” para demonstran damai.

“Siapa di antara kita yang tidak tahu pengepungan yang dideklarasikan dan dipaksakan di Jalur Gaza dan hukuman kolektif terhadap penduduknya?” kata Emir Al Thani.

“Jalur Gaza telah diubah menjadi kamp konsentrasi besar bagi jutaan orang yang kehilangan hak paling dasar mereka untuk bepergian, pendidikan, pekerjaan dan perawatan medis,” katanya.

“Ketika putra-putra mereka mengambil senjata, mereka disebut teroris, dan ketika mereka melakukan demonstrasi damai, mereka disebut ekstrimis, dan ditembak mati dengan amunisi hidup,” lanjutnya.

Berbicara pada forum yang sama, Raja Yordania Abdullah II mendesak diadopsinya langkah-langkah darurat untuk mendukung “perlawanan Palestina”.

Sementara Presiden Iran Hassan Rouhani menyerukan langkah-langkah ekonomi dan politik terhadap AS dan Israel.

Pada Jumat malamnya, Sidang mengeluarkan komunike akhir yang menyerukan PBB untuk melakukan penyelidikan internasional terhadap pembunuhan di Jakur Gaza, pembentukan pasukan perlindungan internasional untuk Palestina, dan agar OKI menempatkan pembatasan ekonomi di negara, perusahaan atau individu yang mengakui aneksasi Israel atas Yerusalem.

Sekali Lagi, Bersatu

Sebelum Penutupan Sidang KTTLB OKI pada hari itu, Presiden Turki Erdogan mengatakan di depan lebih dari 10.000 warga di pasar malam Yenikapi, Istanbul, bahwa dunia Muslim harus bersatu dan “menyatukan diri kembali”.

“Orang-orang Muslim terlalu sibuk bertempur dan tidak setuju dengan diri mereka sendiri, dan menghindar ketika berhadapan dengan musuh-musuh mereka,” katanya kepada hadirin.

“Sejak 1947, Israel telah bebas melakukan apa yang disukainya di wilayah ini. Mereka melakukan apa pun yang mereka suka. Tetapi kenyataan ini bisa dibatalkan, jika kita bersatu,” ujar Erdogan,

Awal pekan ini, Turki memanggil utusannya di Israel dan AS setelah pembunuhan warga Palestina dan relokasi kedutaan Washington dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Tolgar Memis, seorang Jerman-Turki, mengatakan ia datang ke pertemuan umum itu untuk mendukung pernyataan dan kebijakan Erdogan baru-baru ini terhadap Israel.

“Apa yang telah kita lihat selama beberapa tahun terakhir, semua ketidakadilan, dan apa yang terjadi awal pekan ini, itu tidak bisa diterima,” ujarnya.

“Erdogan telah membuat langkah besar dalam membela Palestina, sesuatu yang wajib dia lakukan, dan mudah-mudahan para pemimpin lain akan mengikuti isyaratnya,” imbuhnya. (T/RS2/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.