Jambi, MINA – Pemerintah Provinsi Jambi sebanyak 22 ton garam disiapkan untuk disemai ke langit untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama musim kemarau dengan menyemai awan menggunakan teknologi modifikasi cuaca (TMC), Selasa (8/7). Pemprov Jambi bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
“Langkah ini ditujukan untuk meningkatkan curah hujan di wilayah rawan karhutla, terutama di lahan gambut. Dua daerah yang menjadi fokus utama adalah Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat, karena keduanya memiliki lahan gambut yang luas dan mudah terbakar jika terlalu kering,” ucap Faisal, Supervisi BMKG RI untuk wilayah Jambi.
Awalnya, pemerintah menyiapkan 12 ton garam. Namun, karena potensi titik panas masih tinggi, sebanyak 10 ton tambahan kembali disiapkan. Hingga saat ini, sekitar 13 ton dari total 22 ton garam telah disemai menggunakan pesawat milik PT Wira Karya Sakti (WKS) yang beroperasi di wilayah Jambi.
Berdasarkan evaluasi beberapa hari terakhir, intensitas hujan di sejumlah wilayah Jambi mulai meningkat. Hasil pemantauan satelit juga menunjukkan belum ada hotspot atau titik panas yang mengindikasikan kebakaran. Selain itu, permukaan air tanah di wilayah gambut juga mulai naik, terutama di dua kabupaten pesisir timur tersebut.
Baca Juga: Indonesia Peringkat Ketiga Dunia dalam Indeks Ekonomi Islam Global 2025
Hal ini menjadi sinyal positif bahwa TMC mulai menunjukkan dampak. Dengan operasi TMC ini, pemerintah berharap kelembaban tanah di lahan gambut tetap terjaga dan risiko kebakaran bisa ditekan sejak dini.
Kolaborasi antara pemerintah daerah, BMKG, dan pihak swasta seperti PT WKS menjadi langkah strategis menjaga lingkungan Jambi tetap aman selama musim kemarau. Pemerintah Provinsi Jambi berkomitmen untuk terus memantau situasi dan melakukan upaya pencegahan karhutla secara intensif.
Melalui TMC, pemerintah berharap dapat mengurangi risiko karhutla dan menjaga keseimbangan lingkungan di Provinsi Jambi. Dengan demikian, masyarakat dapat merasa aman dan nyaman dalam melakukan aktivitas sehari-hari. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Erupsi Eksplosif Gunung Lewotobi NTT: Kolom Abu Capai 18.000 Meter