Doha, MINA – Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas berduka atas meninggalnya cendekiawan dan akademisi ternama Pakistan Khurshid Ahmed, yang meninggal pada Ahad (13/4) di Leicester, Inggris, pada usia 93 tahun setelah sakit lama.
Dilansir dar QNN, Selasa (15/4), Hamas merilis pernyataan yang memuji Profesor Ahmed sebagai “seorang pemikir hebat, pengkhotbah yang bijaksana, mentor yang cakap, politisi yang brilian, dan pembela yang berani atas perjuangan umat.”
Hamas menyoroti dukungan Profesor Ahmed yang tak tergoyahkan untuk Palestina, Yerusalem, dan Masjid Al-Aqsa, dan mencatat suaranya yang kuat dalam membela Gaza dari serangan Israel.
Dalam pernyataannya, Hamas menyampaikan belasungkawa kepada keluarganya, murid-muridnya, pengagumnya, dan rakyat Pakistan, berdoa agar Tuhan memberinya belas kasihan dan derajat tertinggi di Surga.
Baca Juga: Saudi Luncurkan Platform Tasreeh untuk Izin Jamaah dan Pekerja Haji
“Dengan meninggalnya dia, umat Islam telah kehilangan cahaya penuntun, tetapi warisannya akan terus menerangi jalan bagi generasi mendatang,” kata pernyataan itu.
Ahmed adalah seorang ekonom, filsuf, politikus, dan cendekiawan Islam yang sangat dihormati atas karya perintisnya dalam ekonomi Islam dan pemikiran sosial-politik. Ia menulis banyak buku tentang literatur Islam, ekonomi, dan isu-isu sosial.
Partai Jamaat-e-Islami menggambarkannya sebagai “salah satu pemikir perintis ekonomi Islam dan sebuah institusi dalam dirinya sendiri.” Ia menjabat sebagai wakil ketua partai selama lebih dari dua dekade, mengundurkan diri pada tahun 2015.
Pada tahun 1950-an, ia menjabat dua periode sebagai Presiden Islami Jamiat Talaba, organisasi mahasiswa terbesar di Pakistan. Kemudian mendirikan Institute of Policy Studies, sebuah lembaga pemikir yang berpusat di Islamabad. Ia juga menyunting Tarjuman-ul-Quran, sebuah majalah Islam terkemuka, selama hampir 20 tahun.
Baca Juga: Mesir dan Qatar Tekankan Penghentikan Genosida di Gaza
Ia terpilih menjadi anggota Senat Pakistan tiga kali dan menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi Perencanaan. Ia juga menerima gelar doktor kehormatan dalam bidang pendidikan dari Universitas Leicester, tempat ia mengajar filsafat kontemporer.
Bersama dengan cendekiawan lainnya, Khurram Murad, Ahmad mendirikan Islamic Foundation di Leicestershire, yang menjadi salah satu lembaga Muslim paling berpengaruh di Inggris. Yayasan tersebut memainkan peran penting dalam pengembangan pendidikan dan kewarganegaraan dalam komunitas Muslim Inggris selama akhir abad ke-20.
Penghormatan mengalir dari seluruh dunia Muslim. Muslim Council of Britain (MCB) menggambarkannya sebagai “tokoh terkemuka dalam pemikiran Islam kontemporer” dan memuji perannya dalam membentuk wacana melalui penerbitan, program pelatihan, dan keterlibatan antaragama dari Islamic Foundation.
Ahmed menerima banyak penghargaan atas karyanya, termasuk penghargaan sipil tertinggi Pakistan, Nishan-e-Imtiaz, pada tahun 2011. Ia juga mendapat penghargaan dari Islamic Development Bank pada tahun 1989 atas kontribusinya terhadap ekonomi Islam dan menerima King Faisal Award for Service to Islam pada tahun 1990. []
Baca Juga: Ribuan Warga Turkiye Gelar Pawai Kecam Serangan Israel
Mi’raj News Agency (MINA)