Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cerita Arul Nasrullah; Taklim Pusat Saatnya Baju Baru dan Jajan Bakso

Redaksi Editor : Arif R - 5 jam yang lalu

5 jam yang lalu

54 Views

Arul Nasrullah

MOMEN Taklim Pusat sangat berkesan bagi saya dan tentu anak-anak lainnya yang sejak kecil menetap di Shuffah Al-Fatah Cileungsi. Pengalaman berkesan dan masih sangat ingat ketika Taklim Pusat tahun 1993. Dulu lebih dikenal dengan kegiatan taklim wilayah Jabodetabek.

Saat itu, Saya mendapat tugas untuk tampil berpidato dalam Bahasa Inggris, pengalaman tersebut tak bisa Saya lupakan. Acara biasanya dimulai Sabtu malam hingga Ahad siang, seperti tahun-tahun sebelumnya, yang Saya ingat.

Persiapan untuk tampil mewakili santri, Saya menghafal teks pidato Bahasa Inggris selama dua pekan, dihapal sampai lancar. Saat itu Saya masih kelas 4 Madrasah Ibtidaiyah (MI), mewakili santri Al-Fatah Cileungsi. Rasanya, sangat luar biasa dapat tampil pidato bahasa Inggris, mungkin kalau sekarang bisa didengarkan lagi rekamannya, malu juga.

Usai tampil berpidato di depan jamaah takim , Saya segera ganti pakaian baru yang dibelikan ibu, serasa mau lebaran saat itu suasananya. Dengan pakaian baru itu, Saya jualan jeruk pakai baskom. Saya keliling ke ibu-ibu di halaman masjid yang sedang mendengarkan taushiyah yang disampaikan para asatiz saat itu.

Baca Juga: Dapur Nenek Saya “Ibu Ani” Tempat Masak Taklim Pusat

Pokoknnya Saya  ngider tuh di halaman Masjid. Tidak sampai setengah jam dagangan jeruk Saya habis laku keras. Setelah dapat keuntungan dari jualan jeruk, keesokan harinya, Senin, Saya pergi ke tukang bakso dan es campur. Di situlah saya habiskan uang hasil jualan jeruk untuk makan bakso dan es campur.

Hal yang sangat berkesan, saat kita udah menunggu sejak dua pekan menuju ke hari H Taklim Pusat. Tiba-tiba hujan turun. Suasana berubah total, sepertinya kehidupan menjadi lebih tidak bersahabat dengan anak-anak yang sebaya Saya saat itu. Lingkungan Pesantren menjadi becek, tanah merah yang basah susah dilalui. Tapi, Saya tetap nekat beli bakso dan jajan es campur, bela-belain pergi meski becek akibat hujan yang tak kunjung henti.

Saya jarang makan bakso atau jajan es campur, kecuali pas ada acara Taklim Pusat. Di Talim itulah seperti hari lebaran bagi saya dan kawan-kawan di Cileungsi. [Arul Nasrullah AM]

Baca Juga: Dari Kupang ke Cileungsi, Bahagia Bertemu Imaam

Rekomendasi untuk Anda