New York, 29 Rabiul Akhir 1438/28 Januari 2017 (MINA) – Pada peringatan Hari Holokaus di Amerika Serikat, Jumat (27/1), sebuah komunitas anti diskriminasi mempublikasikan sejarah terlupakan para Muslim yang menyelamatkan Yahudi pada saat Holokaus, dikenal sebagai masa pahit bagi kaum itu.
Holokaus disebut sebagai pembantaian sekitar enam juta Yahudi di Eropa pada masa Perang Dunia II oleh Jerman Nazi di bawah kepemimpinan Adolf Hitler. Menurut laporan, dari sembilan juta Yahudi yang tinggal di Eropa sebelum Holokaus, sekitar dua pertiganya tewas.
Muslim dan Yahudi kerap dikenal karena sering bertentangan, namun melalui kelompok yang bernama “I am Your Protector” tersebut, sebuah pameran di salah satu Sinagog di New York dibuat untuk menyadarkan kaum Yahudi bahwa Muslim juga pernah berjasa kepada mereka.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Salah satu kisah yang ditampilkan dalam pameran adalah Khaled Abdul Wahab, seorang Muslim yang memberikan perlindungan terhadap puluhan Yahudi di Tunisia dari para tentara Nazi. Di samping Khlaed, Abdul Hussein Sardari, seorang diplomat Iran yang dipuji karena membantu ribuan orang Yahudi melarikan diri dari para tentara dengan meloloskan paspor mereka.
Kelompok itu juga menampilkan Pilkus, keluarga Muslim di Albania yang menampung wanita muda Yahudi Johanna Neumann beserta ibunya di rumah mereka selama masa pendudukan Jerman dan mereka meyakinkan para tentara bahwa keduanya adalah bagian dari anggota keluarga yang sedang berkunjung dari Jerman.
“Mereka membahayakan hidupnya untuk menyelamatkan kami, jika waktu itu identitas kami terbongkar, mungkin seluruh keluarga kami tidak ada yang selamat,” ungkap Johanna yang kini berusia 86 tahun kepada majalah TIME.
Johanna juga mengatakan, “apa yang mereka lakukan, tidak dilakukan kebanyakan warga Eropa. Mereka bekerja sama untuk membantu Yahudi.”
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
Pameran menampilkan 15 kisah berbeda yang secara spontan membantu Yahudi dari pembunuhan Nazi. “Kisah-kisah yang sangat menyentuh karena menampilkan kisah dari sisi kemanusiaan yang berbeda. Ini menunjukkan bahwa kita masih memiliki harapan bahkan pada saat seperti Holokaus.” kata Mehnaz Afridi, seorang profesor Manhattan College yang mempelajari Islam dan Holokaus.
Pameran juga ditujukan untuk melawan anti Islam yang semakin berkembang di AS utamanya setelah Donald Trump terpilih jadi Presiden AS akhir tahun lalu.
Pada tahun 2015, kejahatan terhadap Muslim di AS meningkat dari 154 pada 2014 menjadi 257 kasus, menurut laporan FBI.(T/E1/RS3)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan