Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Chad-Turki Teken Kesepakatan Perkuat Hubungan Kerja Sama

Syauqi S - Kamis, 28 Desember 2017 - 11:32 WIB

Kamis, 28 Desember 2017 - 11:32 WIB

158 Views ㅤ

hurriyetdailynews.com

hurriyetdailynews.com

N’Djamena, Chad, MINA – Presiden Recep Tayyip Erdogan -tiba di Chad kemarin untuk kunjungan satu hari yang bertujuan memperdalam hubungan antara kedua negara, Hurriyet Daily News melaporkan.

Erdogan disambut di bandara N’Djamena di ibu kota oleh Presiden Chad Idriss Deby dan anggota kabinet. Kunjungan pemimpin Turki ke Chad merupakan pemberhentian kedua dalam tur tiga negara Afrika, yang didahului di Sudan dan diikuti oleh Tunisia.

Kunjungan tersebut, yang pertama kali dilakukan oleh seorang presiden Turki di Chad, didominasi oleh forum bisnis untuk membahas investasi dan penandatanganan sejumlah kesepakatan untuk memperkuat kemitraan ekonomi yang ada. Selama perjalanan, Erdogan mengadakan pertemuan dengan Deby, disusul konferensi pers.

“Kami tidak pernah melihat Afrika seperti penjajah yang datang ke tanah ini … Hubungan kita di benua Afrika didasarkan pada rasa saling menghormati, cinta, prinsip sama-sama menguntungkan. Kami mencoba mengembangkan hubungan kita dengan pemahaman yang ingin dikembangkan bersama, diatasi bersama, diperkaya bersama,” kata Erdogan, berbicara di Forum Bisnis Chad-Turki di N’djamena.

Baca Juga: Gedung Putih Luncurkan Operasi Militer Regional di Amerika Latin, Targetkan Kartel Narkoba

Dia menyerukan untuk meningkatkan perdagangan bilateral dengan Chad dengan meminta investor Turki untuk berinvestasi lebih banyak di negara Afrika tengah tersebut.

Turki memiliki 80 juta penduduk dan Chad memiliki 15 juta. Ini berarti kedua negara kita yangbersaudara memiliki 95 juta jiwa,” kata Erdogan.

“Volume perdagangan saat ini belum cukup. Kita perlu meningkatkan perdagangan kita,” tambahnya.

Hubungan kedua negara telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun hubungan politik antara dua negara terjalin sejak abad ke-16, revitalisasi hubungan tidak terjadi sampai tahun 1969, ketika sebuah kedutaan Turki dibuka di negara tersebut.

Baca Juga: Latihan Terbang di Karelia Berujung Tragedi, Jet Sukhoi Su-30 Rusia Jatuh

Pada 2000, Presiden Turki era itu, Suleyman Demirel mengundang Presiden Debi ke Turki dan pada tahun 2014, perdana menteri Chad Payimi Daubet juga melakukan kunjungan ke negara tersebut, memperkuat hubungan bilateral.

Menjelang kunjungan Erdogan ke Chad, Yayasan Maarif menandatangani sebuah kesepakatan dengan otoritas Chad untuk mengalihkan administrasi lima sekolah Kelompok Teror Gulen (FETO) dan sebuah asrama.

Di antara institusi tersebut adalah taman kanak-kanak, sekolah dasar, dua sekolah menengah pertama dan dua sekolah menengah atas di samping asrama.

Lembaga tersebut akan terus beroperasi dengan administrator baru dan guru yang dikirim oleh Maarif. Dalam sebuah pidato, Duta Besar Turki untuk Chad Erdal Sabri Ergen mengucapkan terima kasih kepada kepala Maarif.

Baca Juga: Komunitas Internasional Kecam Pembakaran Masjid dan Al-Qur’an oleh Pemukim Ilegal Israel di Tepi Barat

“Sekolah-sekolah ini akan sangat berkontribusi untuk sistem pendidikan Chad,” ujarnya.

Berbicara kepada Anadolu Agency, Menteri Pendidikan Chad Ahmad Khazali Acyl mengatakan transfer sekolah merupakan langkah penting dalam hubungan kedua negara.

Chad, meski salah satu negara terbesar di benua Afrika, adalah salah satu negara termiskin di dunia. Dalam daftar Human Development Index (HDI), Chad menduduki peringkat 186 pada 2017 di antara 188 negara. (T/R11)

Miraj News Agency (MINA)

Baca Juga: Sholat Istisqa Digelar Serentak di Seluruh Arab Saudi

Rekomendasi untuk Anda