Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

CHAD TUTUP PERBATASAN DENGAN AFRIKA TENGAH

Redaksi MINA - Selasa, 13 Mei 2014 - 09:52 WIB

Selasa, 13 Mei 2014 - 09:52 WIB

595 Views

Daha, Chad, 14 Rajab 1435/13 Mei 2014 (MINA) – Presiden Chad Idriss Deby mengumumkan perbatasan negara itu dengan Republik Afrika Tengah telah ditutup, menunggu diakhirinya kekerasan antar komunal di sana yang telah menewaskan ribuan orang dan memaksa hampir satu juta orang mengungsi.

Dalam pidatonya yang diterbitkan oleh situs kepresidenan, Senin (12/5), Deby mengatakan 1.000 km perbatasan akan tetap dibuka bagi warga negara Chad di Republik Afrika Tengah yang ingin kembali ke negerinya, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

“Mulai hari ini perbatasan kami dengan negara ini tertutup rapat,” kata Deby selama kunjungan Ahad ke kota Daha, 20km dari perbatasan.

“Kecuali kasus yang tepat (pulangnya warga Chad), tidak ada orang yang berwenang untuk menyeberangi perbatasan ini sampai krisis di Republik Afrika Tengah teratasi,” tambahnya.

Baca Juga: Selama 84 Pekan Ribuan Warga Maroko Protes Genosida di Gaza

Ribuan tentara Perancis dan Afrika telah gagal menghentikan gelombang pembunuhan yang meletus setelah gerakan oposisi bersenjata Seleka merebut kekuasaan di bekas koloni Perancis yang mayoritas penduduknya Kristen, pada Maret 2013.

Pemimpin Seleka yang adalah Muslim, dipaksa mengundurkan diri di bawah tekanan internasional, tetapi milisi Kristen yang dikenal sebagai “Anti-Balaka” telah mengintensifkan serangan balas dendamnya terhadap warga Muslim yang kemudian menjurus kepada pembersihan etnis.

Sebelumnya, tentara perdamaian Chad yang berada di negeri jantung Afrika itu dalam upaya menstabilkan kekacauan, menarik pasukannya dari Republik Afrika Tengah bulan lalu.

Pasukan Chad telah dituduh oleh banyak pihak di Republik Afrika Tengah bahwa mereka berpihak kepada oposisi bersenjata Seleka.

Baca Juga: Terancam Kelaparan Massal, PBB Kirim Bantuan Udara ke Sudan Selatan

Sejak Desember lalu, ribuan umat Islam tewas dalam pembantaian yang dilakukan oleh milisi Kristen Anti-Balaka, namun tidak ada angka pasti.

Menurut badan pengungsi PBB, sekitar 173.000 orang telah terlantar, sementara 37.000 lainnya mengungsi ke negara-negara tetangga. (T/P09/R2)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Kongo dan Rwanda Sepakat Damai, Sekjen PBB Sambut Baik

 

 

 

Baca Juga: Ratusan Akademisi Seru Universitas Stellenbosch Afsel Bela Palestina

Rekomendasi untuk Anda