netanyahu.jpg">netanyahu-300x199.jpg" alt="netanyahu" width="300" height="199" />Gaza, 7 Dzulqadah 1435/2 November 2014 (MINA) – Televisi Israel, Chanel 10, mengungkapkan Senin (1/9), PM Israel Benyamin Netanyahu, tidak akan mengirim delegasi ke Kairo untuk melanjutkan negosiasi tidak langsung dengan Palestina, melanjutkan negosiasi membahas berbagai masalah yang belum disepakati pada perundingan sebelumnya yang menghasilkan gencatan senjata permanen.
Koresponden politik Chanel 10, Raviv Drucker, mengungkapkan, Netanyahu mengatakan dalam sidang tertutup kabinet hari Senin ini, sikapnya ini merupakan sebuah kekalahan besar bagi Hamas agar Hamas tidak mendapatkan apapun tuntutannya.
Akan tetapi Drucker juga mengungkapkan, dalam sidang kabinet itu Netanyahu mengatakan dengan setengah kebenaran, bahwa pemerintahan Netanyahu membebaskan dan membuka penyeberangan ke Jalur Gaza dan berkomitment akan memperluas jarak melaut para nelayan Palestina sejauh enam mil segera setelah kesepakatan gencatan senjata.
Sementara itu Qais Abu Lili, salah seorang anggota delegasi Palestina untuk perundingan Kairo yang dimediasi Mesir, dalam keterangan pers-nya menyatakan, setiap tindakan pihak Israel yang tidak mematuhi setiap item kesepakatan, berarti gencatan senjata akan menjadi batal karena syarat-syarat gencatan senjata merupakan sebuah kewajiban dan tidak dapat dilanggar.
Baca Juga: Rudal Al-Yassin 105 Hancurkan Tiga Tank Israel
Menurutnya, apa yang dikatakan Netanyahu di sidang kabinetnya, merupakan tawaran internal pemerintahannya, dan tidak akan berdampak kepada perundingan, namun mengenai isi dan jalur perundingan memang saat itu Israel sangat keras dalam bernegosiasi.
Abu Lili mengatakan, delegasi Palestina menunggu undangan dari pihak Mesir untuk semua pihak untuk mulai melanjutkan negosiasi di Kairo, dan menegaskan tetap berkomitment melanjutkan negosisasi kesepakatan dalam waktu sebulan setelah gencatan senjata berlangsung. (K01/P2)
Baca Juga: MSF: Gaza Jadi Kuburan Massal Warga Palestina dan Pekerja Bantuan
Baca Juga: AS Kembali Setujui Pengiriman Sejumlah Besar Senjata ke Israel