Santiago de Chile, MINA – Chili dan Kolombia telah memanggil pulang duta besar mereka dari wilayah pendudukan Israel untuk melakukan konsultasi, dengan alasan perang brutal dan sangat mematikan yang sedang dilakukan rezim Israel terhadap wilayah Palestina di Jalur Gaza.
Dikutip dari Press TV, negara-negara Amerika Latin itu mengambil tindakan tersebut pada hari Selasa (31/10), hari ke-24 perang yang sejauh ini telah memakan korban jiwa lebih dari 8.600 warga Palestina syahid.
Serangan terbaru Israel menargetkan kamp pengungsi Jabaliya di Gaza, menewaskan dan melukai sedikitnya 400 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Chili menyerukan gencatan senjata dan menyalurkan bantuan kemanusiaan ke wilayah pesisir tersebut, dan tegas mengatakan Israel melanggar hukum internasional.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Selain pengeboman tanpa henti, Tel Aviv juga memblokir pasokan air, makanan, dan listrik ke Gaza, sehingga membuat wilayah yang diblokade itu mengalami krisis kemanusiaan.
Presiden Kolombia Gustavo Petro menyebut serangan Israel sebagai “pembantaian rakyat Palestina” dalam sebuah unggahan di jaringan media sosial X.
Sebelumnya pada hari yang sama, Bolivia memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Israel atas kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan rezim Tel Aviv.
Di negara lain di Amerika Latin, Meksiko dan Brazil, juga menyerukan gencatan senjata.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Berbicara pada hari Rabu (1/11), Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mengatakan, apa yang terjadi di Gaza di tangan rezim Israel “bukanlah perang. Ini seperti genosida….”
“Sejujurnya, saya tidak tahu bagaimana seseorang bisa berperang karena mengetahui akibat dari perang tersebut adalah kematian anak-anak yang tidak bersalah,” tambahnya. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian