Beijing, MINA – China akan mengambil tindakan tegas jika Ketua DPR AS Nancy Pelosi melanjutkan rencana yang dilaporkan untuk mengunjungi Taiwan, Kementerian Luar Negeri China mengatakan pada Selasa (19/7).
Pelosi, yang berada di urutan kedua dalam kursi kepresidenan, akan mengunjungi Taiwan yang diklaim China sebagai wilayahnya sendiri pada Agustus, menurut sebuah laporan Financial Times.
Dilaporkan bahwa awalnya Pelosi dijadwalkan mengunjungi pada bulan April, tetapi harus ditunda setelah dia dinyatakan positif COVID-19.
Pelosi akan menjadi anggota parlemen Amerika berpangkat tertinggi yang mengunjungi sekutu dekat AS itu sejak pendahulunya sebagai pembicara, Newt Gingrich, berkunjung ke sana 25 tahun lalu.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
“Kunjungan Pelosi akan sangat merusak kedaulatan dan integritas teritorial China, berdampak serius pada fondasi hubungan China-AS, dan mengirim sinyal yang salah besar kepada pasukan kemerdekaan Taiwan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijiang pada briefing harian seperti dikutip Arab News, Rabu (20/7).
“Jika AS bersikeras untuk mengambil jalan yang salah, China akan mengambil langkah tegas dan kuat untuk menjaga kedaulatan dan integritas teritorialnya,” tambahnya.
China telah berjanji untuk mencaplok Taiwan dengan paksa jika perlu, dan telah mengiklankan ancaman itu dengan menerbangkan pesawat tempur di dekat wilayah udara Taiwan serta mengadakan latihan militer berdasarkan skenario invasi.
Tindakan tersebut bertujuan menghalangi para pendukung kemerdekaan formal pulau itu, dan sekutu asing – terutama AS – untuk membantunya, lebih dari 70 tahun setelah kedua belah pihak terpecah di tengah perang saudara.
Baca Juga: Setelah 20 Tahun di Penjara, Amerika Bebaskan Saudara laki-laki Khaled Meshaal
Sekretaris pers Gedung Putih, Karine Jean-Pierre menolak mengomentari kunjungan Pelosi yang diharapkan ke Taiwan.
Jean-Pierre mengatakan, dukungan Amerika Serikat untuk Taiwan tetap “kokoh,” sambil menegaskan kembali komitmen lama AS terhadap kebijakan “Satu China” yang mengakui Beijing sebagai pemerintah China tetapi memungkinkan hubungan informal dan hubungan pertahanan dengan Taipei. (T/R6/B04)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia