Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

CHINA DESAK DIALOG PENYELESAIAN KONFLIK SURIAH

Admin - Selasa, 21 Januari 2014 - 23:06 WIB

Selasa, 21 Januari 2014 - 23:06 WIB

433 Views ㅤ

Shanghai, 19 Rabiul Awwal 1435/22 Januari 2014 (MINA) –Pemerintah  Cina mendesak terselenggaranya pertemuan untuk membahas penyelesaian perang saudara yang terjadi di Suriah, serta menegaskan masalah tersebut  harus diselesaikan melalui jalur  politik.

Menteri Luar Negeri, China Wang Yi mengatakan, ada prinsip-prinsip  dasar yang perlu dikedepankan dalam pencarian solusi konflik Suriah yakni “masa depan Suriah harus ditentukan rakyatnya sendiri, melaui  proses politik inklusif, harus dimediasi, rekonsiliasi nasional dan persatuan, dan pemberian bantuan kemanusiaan di Suriah dan negara-negara tetangganya”.

China Wang Yi mengatakan, pertemuan mendatang di Jenewa harus fokus pada proses yang berkelanjutan menandai awal dari dialog dan negosiasi di Suriah, demikian laporan Anadolu Agency dikutip Mi’raj News (MINA).

“Kami menyerukan kepada semua pihak yang bertikai di Suriah untuk melakukan upaya menuju konsensus politik,” tandasnya.

Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan

Pembicaraan yang didukung PBB tersebut dijadwalkan akan dimulai, Rabu di Jenewa, Swiss, untuk mengatur mempertemukan dangan perwakilan dari pemerintah Presiden, Bashar al-Assad dan kelompok perlawanan yang didukung negara-nagara Barat.

Sementara itu, sejumlah pengunjuk rasa menuntut agar Presiden Bashar al-Assad mengundurkan  diri, penggulingan pemerintahannya, dan mengakhiri pemerintahannya yang hampir lima dekade dari Partai Ba’ath, sementara pemerintah Suriah dilaporkan mengerahkan tentaranya untuk memadamkan aksi oembangkangan tersebut, dan sejumlah kota dilaportkan pula terkepung.

Menurut saksi, tentara Suriah menolak untuk menembaki warga sipi, l sedangkan Pemerintah Suriah membantah terjadinya pembelotan, dan menyalahkan aksi-aksi kekerasan dilakukan oleh “kawanan bersenjata ” terdiri dari warga sipil dan tentara pembelot.

Para pemberontak bersatu di bawah bendera Tentara Pembebasan Suriah berjuang dengan cara yang tampaknya semakin terorganisir, kecuali komponen sipil  oposisi bersenjata yang tidak memiliki kepemimpinan yang baik.(T/P012/E02/Mi’raj News)

Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

 

 

Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam

Rekomendasi untuk Anda