Beijing, MINA – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Geng Shuang mengatakan, langkah Presiden Donald Trump soal Yerusalem akan memicu eskalasi ketegangan global.
“Pertanyaan mengenai status Yerusalem itu rumit dan sensitif,” kata Geng. Shout China Morning Post melaporkan, Kamis (7/12).
“Semua pihak harus berhati-hati dalam menjaga perdamaian. Semua pihak harus menghindari mengguncang fondasi jangka panjang dalam memecahkan masalah Palestina, dan hindarilah masalah baru di wilayah ini,” ujar Geng.
Cina mendukung Palestina dalam membangun sebuah negara yang merdeka dan berdaulat penuh, dengan perbatasan tahun 1967 sebagai basis dan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, kata Geng.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Selama ini Cina dan Israel membangun hubungan diplomatik sejak tahun 1992. Keduanya telah memulai kerja sama militer pada tahun 1979.
Senjata dan peralatan hi-tech yang dibeli dari Israel telah membantu pembangunan militer Cina dalam beberapa dekade terakhir.
Beijing sekarang juga tertarik untuk membeli teknologi maju lainnya, terutama di sektor seperti pertanian dan energi bersih dari negara Timur Tengah.
Perdagangan antara kedua negara juga telah meningkat dengan cepat, menjadi 11,4 miliar dolar AS (sekitar Rp154 triliun) pada tahun 2015 dari hanya 1,1 miliar dolar AS (Rp14,68 triliun) pada tahun 2000.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Cina sekarang menjadi mitra dagang terbesar ketiga Israel setelah AS dan Uni Eropa, seiring Cina sedang mencoba memperluas jangkauannya ke Timur Tengah, Asia, Afrika dan Eropa, ujar Li Guofu yang merupakan seorang peneliti di Cina Institute of International Studies.
“Bukan hanya orang Palestina akan melakukan protes, atau bahkan menggunakan kekerasan,” katanya.
“Ini akan menimbulkan sentimen anti-Amerika di Timur Tengah dan memicu ekstremisme Islam, yang akan berdampak negatif pada upaya kontraterorisme global,” katanya.
Cina juga mencari dukungan untuk rencana perdamaian Israel-Palestina. (T/RS2/RI-1)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam
Mi’raj News Agency (MINA)