China Laporkan Tiga Kematian di Shanghai Sejak Lockdown Terbaru

Para pekerja membongkar persediaan termasuk kotak masker di Shanghai pada Minggu (10/4/2022). Shanghai kota terbesar di China akan segera mencabut lockdown di lingkungan yang melaporkan tidak ada kasus positif dalam 14 hari setelah putaran pengujian Covid-19.(CHINATOPIX via AP)

Beijing, MINA – mengatakan pada Senin (18/4) bahwa hanya tiga orang yang meninggal karena Covid-19 di sejak lockdown dimulai bulan lalu, meskipun mencatat ratusan ribu kasus varian Omicron yang menyebar cepat di Mega City timur.

Pihak berwenang mengatakan, kematian pertama dari wabah sejak gelombang virus di Wuhan lebih dari dua tahun lalu adalah tiga orang berusia 89 hingga 91 tahun, semuanya memiliki masalah kesehatan mendasar dan belum menerima vaksin Covid, The New Arab melaporkan.

Pemerintah Beijing menegaskan, kebijakan penguncian keras, pengujian massal, dan karantina yang panjang tanpa virus Covid-nya telah mencegah kematian dan krisis kesehatan masyarakat yang telah melanda sebagian besar bagian dunia lainnya.

Namun, sejumlah orang meragukan angka resmi di negara dengan tingkat vaksinasi rendah di antara populasi lansia yang besar. Pejabat kesehatan Shanghai mencatat pada hari Ahad, kurang dari dua pertiga penduduk di atas usia 60 tahun telah menerima dua suntikan Covid dan kurang dari 40 persen telah menerima booster.

Unggahan media sosial yang belum diverifikasi juga mengklaim kematian yang tidak dilaporkan.

Tiga korban yang dilaporkan di Shanghai “memburuk menjadi kasus yang parah setelah pergi ke rumah sakit”, menurut laporan pemerintah. Pejabat kesehatan kota Wu Qianyu mengatakan pada konferensi pers Senin bahwa “penyakit yang mendasari” adalah penyebab langsung kematian.

Pusat bisnis timur telah dikunci di bawah penguncian sejak Maret, dengan banyak dari 25 juta penduduknya terkurung di rumah mereka karena beban kasus harian telah mencapai 25.000 – angka sederhana menurut standar global tetapi hampir tidak pernah terdengar di China.

Banyak penduduk membanjiri media sosial dengan keluhan kekurangan makanan, kondisi karantina sederhana dan penegakan hukum yang berat, mengedarkan rekaman protes dengan masa unggah yang lebih cepat sebelum dihapus oleh sensor pemerintah.

Tetapi para pejabat telah bersumpah akan terus mengisolasi siapa saja yang dites positif, terlepas dari apakah mereka menunjukkan tanda-tanda penyakit dengan infeksi tanpa gejala terhitung hampir 90 persen.

China terakhir melaporkan kematian baru akibat Covid-19 pada 19 Maret – dua orang di provinsi timur laut rustbelt Jilin – kematian pertama yang diakui setelah lebih dari setahun. (T/RI-1/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.