China Tegaskan Kembali Dukungan Ekonomi Turki

Beijing, MINA – menegaskan kembali dukungan untuk keamanan nasional, stabilitas dan , kata Menteri Luar Negeri Wang Yi.

Ia mengatakan setelah berbicara dengan timpalannya dari Turki, Mevlüt Çavuşoğlu pada saluran telepon beberapa hari lalu.

Wang mengatakan, China mendukung upaya untuk meningkatkan Kerja Sama Strategis China-Turki, menurut pernyataan tertulis dari Kementerian Luar Negeri.

Wang mengatakan orang-orang Turki yang dipimpin Presiden Recep Tayyip Erdoğan akan mengatasi kesulitan sementara mereka, menambahkan bahwa China yakin Turki akan berkembang secara stabil.

Dia menambahkan bahwa China tetap siap untuk melindungi negara-negara berkembang dan hak-hak sah dari ekonomi yang meningkat.

Sementara itu, Çavuşoğlu mengatakan, Turki siap memperkuat dialog strategisnya dengan China.

“Kami mengharapkan untuk memperdalam kerja sama berdasarkan pada kepentingan bersama dengan China dalam inisiatif One Belt One Road,” kata Kementerian Luar Negeri China.

Inisiatif One Belt One Road yang menyatukan China dengan 11 negara anggota Uni Eropa dan lima negara Balkan, telah menjadi bagian dari rencana perdagangan Beijing yang ambisius. Itu juga disebut sebagai Jalan Sutra Baru.

China telah meningkatkan investasi secara signifikan di kawasan itu sejak memperkenalkan prakarsa One Belt One Road pada 2013, yang melibatkan proyek-proyek infrastruktur besar untuk menghubungkan negara-negara Eurasia dengan China.

Secara terpisah, Menteri keuangan Turki dan rekannya dari Perancis setuju pada 17 Agustus melalui saluran telepon untuk melakukan tindakan bersama terhadap sanksi AS yang menargetkan Turki, menurut sumber-sumber menteri.

Menteri Keuangan Turki Berat Albayrak dan Menteri Ekonomi dan Keuangan Prancis Bruno Le Maire membahas kerja sama ekonomi, Departemen Keuangan dan Keuangan Turki mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Albayrak dan Le Maire setuju untuk meningkatkan kerja sama bilateral, kata pernyataan itu, menambahkan delegasi dari kedua negara akan bertemu di Paris pada 27 Agustus.

Menteri Turki juga mengucapkan terima kasih kepada mitranya dan Presiden Prancis Emmanuel Macron atas dukungan mereka.

Turki dan AS saat ini mengalami hubungan yang memanas setelah Washington menjatuhkan sanksi terhadap dua menteri Kabinet Turki karena tidak melepaskan pendeta Andrew Brunson. (T/RS2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.