Jakarta, MINA – Kepala Puslatmas Pengembangan Generasi Lingkungan (PGL) Cicilia Sulastri mengatakan, Indonesia adalah penyumbang sampah terbesar kelaut nomor dua di dunia dan kita sering melihat di televisi ikan mati terdampar dikarenakan banyak sampah di dalam perut ikan tersebut.
Hal itu disampakannya dalam acara penutupan Pelatihan Pengelolaan Masjid Ramah Lingkungan (EcoMasjid) pada Kamis (7/11) yang di gelar tiga hari 5-7 November di Komplek Masjid Istiqlal, Jakarta oleh Pusat Pelatihan Masyarakat dan Pengembangan Generasi Lingkungan.
Hadir dalam acara 40 perwakilan masjid, pengurus masjid dan dai se-DKI Jakarta.
Cicilia juga secara resmi menutup acara EcoMasjid yang juga hadir sebagai narasumber Dr. Hayu Prabowo, Ketua Lembaga Pemulihan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (PLHSDA MUI) dan Setyo Winarso, Kepala Bidang Puslatmas Generasi Lingkungan (GL).
Baca Juga: Kunci Pembebasan Gaza dan Baitul Maqdis Ada pada Persatuan Umat Islam
“Tujuan acara ini diselenggarakan adalah sebelum menerima materi dari berbagai narasumber, para dai dan pengurus masjid diajarkan bagaimana cara melakukan konservasi air, cara pengelolaan sampah dengan baik, bagaimana cara koservasi energi dan penghijauan, penanaman pohon dan lain sebagainya,” jelasnya.
“Maka dari itulah sebagai warga negara Indonesia, terutama sebagai pengelola masjid dan dai harus berperan untuk mengelola lingkungan. Kita harus mengelola lingkungan masjid, menyebarkan dakwah yang menyelipkan misi-misi tentang pelestarian lingkungan,” imbuhnya.
Hal itu karena melihat kondisi Indonesia yang sudah tidah baik, terutama masalah sampah, lingkungan yang tercemar dan lain sebagainya. Menurut para peneliti, ikan di laut itu sudah tercemar oleh plastik-plastik, terutama yang disebut micro plastik. (L/Gun/RI-1)
Baca Juga: Dewan Gereja Dunia Kini Desak Israel Akhiri Penjajahan dan Apartheid di Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kolaborasi AWG dan Pemuda Pancasila Kota Sabang, Warga Antusias Ikuti Terapi Bekam