Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

CIPTAKAN GENERASI PENGUKIR PERADABAN DENGAN AMALKAN AL-QUR’AN

Nur Hadis - Ahad, 14 Juni 2015 - 01:58 WIB

Ahad, 14 Juni 2015 - 01:58 WIB

819 Views

Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Fatah Maos, Cilacap, Jawa Tengah, K.H. Arif Hizbullah,Lc,MA. Photo : Hadis/MINA
Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Fatah Maos, Cilacap, Jawa Tengah, KH. Arief Hizbullah, MA. (Foto : Hadis/MINA)
Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Fatah Maos, Cilacap, Jawa Tengah, K.H. Arif Hizbullah,Lc,MA. Photo : Hadis/MINA

Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Fatah Maos, Cilacap, Jawa Tengah, K.H. Arif Hizbullah,Lc,MA. Photo : Hadis/MINA

Bogor, 26 Sya’ban 1436/13 Juni 2015 (MINA) – Generasi pengukir peradaban itu generasi pengamal Al-Qur’an, demikian ditegaskan Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Fatah Maos, Cilacap, Jawa Tengah, K.H. Arif Hizbullah,Lc.,MA..

“Generasi Qur’ani itu tidak sekedar membaca Al-Qur’an, namun yang lebih penting bagaimana memahami, dan mengamalkannya, “ tegas K.H. Arif dihadapan peserta Tabligh Akbar Jama’ah Muslimin (Hizbullah) di Ponpes Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Sabtu (13/6) malam.

Menurutnya, hal tersebut pernah diterapkan pada zaman Rasulullah Shalallahu A’laihi wa salaam kepada Ahlu Shuffah, sahabat Rasulullah yang dididik di serambi Masjid Nabawi saat itu.

Kepada Ahlu Shuffah ketika itu, Rasulullah menerapkan tiga metode pembelajaran, yakni Tilawah, Tazkiyah, dan Taklim.

Baca Juga: 88 Bus Merapat, Ini Imbauan untuk Jamaah Taklim Pusat Saat Arus Pulang

Tilawah tidak tepat jika diartikan hanya sekedar membaca, namun lebih ditekankan kepada amaliyah atau pengamalannya, “ ujar Utsadz lulusan Universitas Islam Malaysia ini.

Tazkiyah,  K.H. Arif melanjutkan, dimaknai bagaimana membersihkan jiwa dari pengaruh syirik dan budaya yang merusak akidah.

“Dengan hati yang bersih inilah, pengetahuan Al-Qur’an bisa masuk ke hati para sahabat Ahlu Shuffah, ini yang diterapkan ketika itu,“ katanya.

Metode ketiga yakni taklim, di sinilah para Ahlu Shuffah diisi pengetahuan dan wawasan intelektualnya.

Baca Juga: Aat Surya Safaat Tekankan Pentingnya Literasi dan Etika Bermedia Sosial

Dia berpesan pada akhir ceramahnya, agar ketiga metode ini diterapkan sebagai basis pendidikan Islam sehingga tercipta generasi Kuntum Khaira Ummah meskipun di tempat yang sederhana.

Jama’ah Muslimin (Hizbullah) mengadakan Tabligh Akbar untuk menyambut Bulan Suci Ramadhan di Pesantren Al-Fatah, Pasirangin Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, pada 24-27 Sya’ban 1436H (11-14 Juni 2015).

Tabligh Akbar mengambil tema “Mengokohkan Kesatuan Umat Melalui Pengamalan Al-Qur’an Dan AsSunnah Dalam Mewujudkan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin”.

Acara yang diselenggarakan selama empat hari tersebut akan diisi dengan kegiatan konsolidasi para pemimpin Jamaah Muslimin (Hizbullah) seluruh Indonesia, Gerak Jalan cinta Al-Aqsha, bazar Sya’ban, digital expo khilafah, dan tabligh akbar.(L/K08/nda/ima-R05)

Baca Juga: Selama Ramadhan, Pemprov DKI Gelar Pasar Pangan Murah di 193 Lokasi

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Masuki Ramadhan dengan Hati Bersih dari Iri dan Dengki

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Kolom
Pendidikan dan IPTEK
Breaking News
Indonesia