Oleh: Imtenan binti Ibrahim, Mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Fatah Bogor asal Filipina
Mendengar kata singkat wanita yang memiliki sejuta makna yang terkandung dalamnya, seperti kita mendengar kehidupan seolah-olah tidak ada tanda-tanda kehidupan tanpa wanita. Ia bagai embun pagi yang tak pernah henti-hentinya memberi kesegaran.
Dengan adanya wanita shalihah, dunia akan tercipta dengan keharmonisan, kedamaian serta keberkahan baik dalam kehidupan individu maupun masyarakat.
Penghargaan kepada Wanita Shalihat
Baca Juga: Tujuh Peran Muslimah dalam Membela Palestina
Allah telah memberikan sebuah penghargaan yang begitu besar kepada para wanita-wanita yang shalihah dengan sebuah julukan “ummu warabbah albait” (ibu dan pengatur rumah tangga). Di dalam rahim setiap ibulah, wanita shalihat, berdenyut sebuah kehidupan baru.
Allah berfirman :
فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ۖ
Artinya : Sebab itu maka wanita yang shalehah, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)”. (QS: An-Nissa :34)
Baca Juga: Muslimah dan Masjidil Aqsa, Sebuah Panggilan untuk Solidaritas
Dalam ayat yang mulia di atas disebutkan di antara sifat wanita shalihah adalah taat kepada Allah dan kepada suaminya dalam perkara yang ma’ruf, serta memelihara dirinya ketika suaminya tidak berada di rumah.
Di dalam Taisir Al-Karimir Rahman dijelaskan bahwa tugas seorang isteri adalah menunaikan ketaatan kepada Rabbnya dan taat kepada suaminya.
Karena itulah Allah berfirman: “Wanita shalihah adalah yang taat,” yakni taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada.” Yakni taat kepada suami mereka bahkan ketika suaminya tidak ada (sedang bepergian), dia menjaga suaminya dengan menjaga dirinya dan harta suaminya.”
Dalam sebuah hadits disebutkan, dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasullulah Shallallahu Alaihi Wassallam bersabda, yang artinya: “Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah istri yang shalehah.” (H.R. Muslim, An-Nasa’i dan Ibnu Majah).
Baca Juga: Penting untuk Muslimah, Hindari Tasyabbuh
Pada hadits lainnya, dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu, bahwa Nabi Shallallahu Alaihi Wassallam bersabda, artinya: “Empat perkara, barangsiapa yang diberinya, maka dia telah diberi kebaikan dunia dan akhirat: Hati yang bersyukur, lidah yang berdzikir, badan yang mendapat musibah namun sabar dan isteri yang tidak mendustainya tentang dirinya dan hartanya dengan penuh kedosaan.” (H.R. Ath-Thabrani).
Beliau juga bersabda :
أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ اَلْوَدُوْدُ الْوَلُوْدُ الْعَؤُوْدُ عَلَى زَوْجِهَا، الَّتِى إِذَا غَضِبَ جَاءَتْ حَتَّى تَضَعَ يَدَهَا فِي يَدِ زَوْجِهَا، وَتَقُوْلُ: لاَ أَذُوقُ غَضْمًا حَتَّى تَرْضَى
Artinya, “Ketahuilah, akan kuberitahukan tentang wanita dari penghuni surga, yaitu yang banyak anaknya, yang penuh kasih sayang, yang mendekati suaminya. Apabila suaminya marah, dia berkata, “Saya tidak bisa memejamkan mata setelah engkau ridha.”
Baca Juga: Peran Muslimat dalam Menjaga Kesatuan Umat
Beliau juga bersabda, yang artinya, “Sebaik-baik wanita kalian adalah yang penuh kasih sayang, yang banyak anaknya, yang mau membantu dan menolong, selagi mereka bertakwa kepada Allah. Sedangkan seburuk-buruk wanita kalian adalah yang suka berhias ala jahiliah dan sombong. Mereka adalah wanita-wanita munafik, yang di antara mereka tidak masuk surga melainkan seperti burung gagak yang terkait.”
Beliau juga bersabda, yang artinya, “Empat perkara termasuk dari kebahagian, yaitu: wanita shalihah, tempat tinggal yang lapang, tetangga yang baik dan kendaraan yang nyaman.”
Ciri Wanita Shalihat
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam telah menjelaskan kepada kita tentang sifat-sifat wanita shalihah dalam kalimat-kalimat yang singkat. tetapi sekalipun begitu menunjukkan jalan untuk dilalui wanita Muslimah dalam mengarungi kehidupan berumah tangga. Sehingga dia menjadi harta simpanan yang paling berharga bagi suaminya.
Baca Juga: Derita Ibu Hamil di Gaza Utara
Beliau bersabda, yang artinya, “Ketahuilah, akan kuberitakan kepada kalian sesuatu yang bisa dijadikan simpanan oleh seseorang yaitu wanita shalihah yang apabila dia memandangnya, maka wanita itu menyenangkannya, dan apabila dia memerintahkannya, maka wanita itu menaatinya, dan apabila dia pergi dari sisinya, maka wanita itu memelihara kehormatannya.” (H.R. Ahmad).
Maka kaum wanita yang tidak mengikuti hukum-hukum Rabb-Nya dalam mendampingi suami, akan menjadi wanita yang buruk akhlaknya dan bahkan menjadi bencana bagi suaminya. Rumah mereka akan diisi kegelisahan dan kesulitan. Dalam keadaan seperti ini, simpanan dunia macam apa pun tidak akan bisa merubahnya.
Sebab simpanan yang paling berharga bagi suami adalah jika Allah memberinya isteri shalihah, yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mentaati perintah suami
Baca Juga: Kiat Menjadi Muslimah Penuh Percaya Diri
Isteri yang shalihah yaitu mentaati suami dengan cara yang baik, berlaku untuk perintah macam apa pun, kecuali jika apa yang diperintakannya kepada kedurhakaan. Jika apa yang diperintahkan suami tidak cocok dengan keinginannya, maka dia menunggu kesempatan yang tepat dan memungkinkan untuk membuat suaminya berkenan, dengan yang adil, tidak dengan cara membantah, adu argumentasi apalagi memaksakan pendapatnya.
Sebab suamilah yang berhak memegang kendali pemimpin di dalam rumah tangga, sesuai dengan apa yang dianugerahkan Allah. Jadi keputusan harus ada di tangan suami. Andaikata sang isteri menghadapi suami dengan lapang dada dan dia sudah mengerti bahwa suamilah yang menjadi pemimpin di dalam rumah dan perintahnya harus di taati, maka tidak ada buruknya jika dia meminta kepada suaminya untuk bersikap adil dalam setiap keputusannya.
Tentu saja permintaannya ini harus disertai alasan yang bisa diterima. Sebab apa pun yang ada pada dirinya adalah milik suaminya dan dia harus sejalan dengan suaminya. Dengan cara ini segala urusan akan bisa berjalan mulus, tanpa ada problem yang mengganjal kebahagiannya.
2. Membuatnya senang apabila suami memandangnya
Baca Juga: Fitnah Medsos yang Perlu Diwaspadai Muslimah
Isteri shalihah adalah wanita yang membuat suaminya senang apabila dia memandang dirinya. Tidak ada yang dilihat si suami melainkan membuat dadanya lapang dan senang.
Dia memberikan seulas senyuman yang menawan dan pandangan yang memancarkan rasa cinta, kasih sayang dan kelembutan. Isteri yang sedap dipandang, mengenakan pakaian yang rapi dan harum semerbak. Setiap kali si suami memandangnya dalam keadaan seperti itu, tentu hatinya akan berbunga-bunga. Sehingga dia merasakan seakan-akan di tangannya ada hadiah sangat berharga yang diberikan Allah kepadanya.
Dengan begitu suami tidak akan memandang kepada hal-hal yang diharamkan Allah. Ia tidak berusaha lari keluar rumah, untuk mencari kesenangan dan kebahagiaan di luar rumahnya. Sebab isterinya telah menyediakan iklim kehidupan yang nyaman untuk didiami. Setelah si suami bersusah payah sepanjang hari mencari sesuap kehidupan. Dengan cara ini berarti isteri telah membuat Rabbnya ridha, membahagiakan suami, mendapat limpahan rasa cinta dan perhatiannya.
3. Penuh kasih sayang dan memperhatikan suaminya
Baca Juga: Istri Tak Bersyukur, Sebuah Renungan Berdasarkan Dalil Syariat
Isteri shalihah adalah isteri yang mengasihi suami, yang membuatnya ridha, yang melakukan segala sesuatu yang disukainya dan menghindari apa-apa yang dibencinya. Sehingga suaminya melihat pada dirinya apa yang menyenangkannya dan mendenger darinya apa-apa yang diridhanya.
Jika suami tidak mendapatkan di dalam rumahnya seorang istri yang lemah lembut, penuh kasih sayang, selalu berkeadaan bersih, dan mengukir senyuman. Jika suami tidak mendengar perkataan yang baik, tidak mendapatkan cinta yang tulus, akhlak Islam yang mulia dan tangan yang menjulurkan cinta. Lalu di manakah dia harus mendapatkan semua itu?
4. Menolong suami dalam urusan agama dan dunianya
Isteri shalihat adalah isteri yang senantiasa mendorong suaminya kepada hal-hal yang baik dalam urusan agama dan dunia, dan menganjurkannya supaya berpegang kepada syariat Islam.
Baca Juga: Peran Perempuan dalam Mempertahankan Masjid Al-Aqsa
Isteri shalihat adalah isteri yang mendorong suaminya menjalankan ibadah fardhu maupun yang sunah, mendorongnya untuk melakukan segala sesuatu yang dapat mendekatkan diri kepada Allah, seperti silaturrahim dan berbakti kepada kedua orang tua dan menjauhkannya dari hal-hal yang dibenci Allah.
Dia juga harus selalu ingat bahawa dia akan menjadi ibu bagi anak-anaknya, yang di kemudian hari mereka akan menjadi dewasa dan menikah serta berbakti kepadanya. Dia juga perlu mengingatkan suaminya tentang sebuah hadis sahih yang bermaksud: “Berbaktilah kepada bapak-bapak kalian, niscaya anak-anak kalian akan berbakti kepada kalian.”
Dia juga harus menjalin hubungan dengan keluarga suaminya, agar memperoleh keridhaan Allah dan keridhaan suami, yaitu tatkala sang suami melihatnya menjalin hubungan dengan keluarganya. Agar dengan cara ini tidak muncul pertentangan antara dirinya dan keluarga suaminya, seperti yang banyak terjadi pada masa sekarang.
Isteri shalihah juga harus menganjurkan suaminya untuk menjauhi mata pencaharian yang haram.
Baca Juga: Keutamaan Muslimah dalam Al-Qur’an dan Hadis, Inspirasi Sifat Mulia
Isteri shalihah juga adalah yang menganjurkan suaminya untuk bangun malam untuk shalat tahajud dan juga menyertainya dalam shalat itu. Agar rahmat Allah turun kepada mereka, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
رَحِمَ اللهُ رَجُـلاً، قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى، وَأَيْقَظَ اِمْرَأَتَهُ فَصَلَّتْ، فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِيْ وَجْهِهَا الْمَاءَ، وَرَحِمَ اللهُ اِمْرَأَةً، قَامَتْ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ، وَ أَيْقَظَتْ زَوْجَهَا، فَإِنْ أَبَى نَضَحَتْ فِيْ وَجْهِهِ الْمَاءَ.
Artinya: “Semoga Allah merahmati seorang suami yang bangun di waktu malam lalu shalat dan ia pun membangunkan isterinya lalu sang istri juga shalat. Bila isterinya tidak mau bangun, lalu ia percikkan air ke wajahnya. Demikian pula semoga Allah merahmati seorang isteri yang bangun di waktu malam lalu ia shalat dan ia pun membangunkan suaminya. Bila si suami enggan untuk bangun, ia pun memercikkan air ke wajahnya.” (HR Ahmad dan Abu Daud).
Dukungan seorang istri terhadap suami dalam urusan agama ialah dengan cara mengatur dan menjaga harta suaminya, tidak menuntut kecuali apa yang diburtuhkannya, tidak membelanjakan kecuali menurut apa yang diperintahkan suami.
Al Imam Ghazaliy berkata di dalam Al-Ihya’, “Hak suami yang terpenting terhadap istrinya ada dua macam: Menjaga dan menutupi.
Isteri tidak menuntut sesuatu di luar kebutuhan dan tidak mau menerima pemberian suami jika berasal dari yang haram. Tidak selayaknya pula seorang isteri menuntut dari suaminya kecuali menurut kesanggupannya. Sebab dengan memberikan sesuatu di luar kesanggupan suami, bisa memancing kebencian suami terhadap dirinya. Sebab dengan tindakan seperti itu dia telah meletakkan suaminya di tempat yang rawan.
Isteri pemboros merupakan musuh bagi dirinya sendiri dan menjadi bencana bagi suaminya. Dengan tangannya dia akan menghabiskan harta suami. Berapa banyak seorang isteri yang menghancurkan rumah tangganya karena tidak pandai mengatur keuangan, dan berapa banyak seorang ibu rumah tangga yang mampu menegakkan kehidupan rumah tangganya karena dia pandai mengatur keuangan.
Di dalam Al Qur’an disebutkan:
فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ
Artinya: “Sebab itu maka wanita yang shalihah, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).” (QS An-Nisaa: 34).
Dalam ayat yang mulia di atas disebutkan di antara sifat wanita shalihah adalah taat kepada Allah dan kepada suaminya dalam perkara yang ma‘ruf lagi memelihara dirinya ketika suaminya tidak berada di sampingnya.
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa‘di rahimahullah berkata: “Tugas seorang isteri adalah menunaikan ketaatan kepada Rabbnya dan taat kepada suaminya, karena itulah Allah berfirman: “Wanita shalihah adalah yang taat,” yakni taat kepada Allah subahanahu wa ta’ala, “Lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada.” Yakni taat kepada suami mereka bahkan ketika suaminya tidak ada (sedang bepergian, pen.), dia menjaga suaminya dengan menjaga dirinya dan harta suaminya.”
5. Pandai mensyukuri kebaikan suami
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya: “Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur.” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Semoga kita menjadi atau mendapatkan isteri shalihat yang diridhai Allah. Aamiin. Sumber: Ummu Ibrahim Ilham Muhammad Ibrahim, Bagaimana Menjadi Istri Shalihah dan Ibu yang Sukses. (Imt/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)