Jakarta, MINA – Setelah menanti sekitar delapan tahun, atlet Citra Febrianti akhirnya ditetapkan oleh International Olyimpic Comitte (IOC) meraih medali perak pada Olimpiade 2012 lalu di London, Inggris.
Prestasi itu langsung diapresiasi oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali dengan bonus Rp 400 juta.
“Sebelumnya saya tahu pada tahun 2016. Saya dikatakatan mendapatkan perunggu, dapat informasi dari teman, dia mengucapkan selamat karena naik peringkat di Olimpiade 2012. Saya kira itu prank, bohongan. Saya tanya lagi ke pengurus pada saat itu ternyata iya benar, tapi pernyataan resmi belum ada,” kata Citra dalam keterangan tertulis yang diterima MINA, Selasa (22/12).
Mendapat informasi tersebut, dia langsung berkoordinasi dengan pihak terkait, seperti pengurus cabornya hingga ke Komite Olimpiade Indonesia (KOI).
Baca Juga: Komite Olimpiade Palestina Kecam Pembongkaran Akademi Olahraga di Yerusalem
“Akhirnya 19 November 2020 surat resminya keluar (dari Komite Olimpiade Internasional). Mungkin kalau tidak diperjuangkan bisa lama. Saya menghadap ke PB (pengurus besar) cabor, ke KOI dan lain-lain. Akhirnya perjuangan yang banyak lika-likunya berhasil. Awalnya nggak nyangka. Terima kasih juga Menpora,” jelas Citra.
“Ternyata yang menggunakan doping ada dua (atlet). Kalau benar iya, berarti saya medapatkan perak, karena sebelumnya saya kan peringkat empat,” tambahnya.
Citra yang datang bersama suami dan dua anaknya saat menerima apresiasi itu menjelaskan awal mula perjalanan, hingga akhirnya mendapatkan medali perak.
“Akhirnya dapat medali perak pada Olimpiade 2012 di London. Perjalanan yang cukup panjang dan banyak lika-likunya,” kata Citra.
Baca Juga: Timnas Futsal Putri Indonesia Menang Telak, Raih 7-0 Lawan Myanmar
Seperti diketahui, Citra meraih medali perak Olimpiade 2012 silam setelah International Olympic Comittee (IOC) mengirim surat resmi pada 19 November 2020. IOC mengonfirmasi bahwa Citra resmi menempati peringkat dua di kelas 53 kg.
Sebelumnya, Citra menempati posisi keempat. Namun, komisi disiplin IOC pada 2016 mendiskualifikasi peraih emas Zulfiya Chinshanlo (Kazakhstan) dan peraih perunggu Christina Lovu (Moldova) lantaran terbukti menggunakan doping. (R/R11/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Bantai Arab Saudi 2-0 di Kualifikasi Piala Dunia