Jenewa, 5 Muharram 1437/6 Oktober 2016 (MINA) – Analisis citra satelit tentang serangan mematikan terhadap sebuah konvoi bantuan di Suriah bulan lalu menunjukkan bahwa itu adalah serangan udara, seorang ahli PBB pada Rabu (5/10) menyatakan.
Namun dalam sambutannya di konferensi pers, kemudian ia melunakkannya pernyataannya dengan mengatakan itu bukan temuan konklusif. Demikian Caravan Daily memberitakan yang dikutip MINA.
Bulan lalu, serangan terhadap konvoi bantuan kemanusiaan PBB dan Bulan Sabit Merah Suriah menewaskan sekitar 20 orang di Urem Al-Kubra dekat kota utara Aleppo yang juga menghancurkan 18 dari 31 truk, gudang dan klinik.
Amerika Serikat menyalahkan dua pesawat tempur Rusia yang mengatakan berada di langit di atas daerah pada saat kejadian. Namun, pemerintah Moskow menyangkal tudingan itu dan mengatakan konvoi terbakar.
Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang
“Kami memiliki gambar yang jelas dan bisa melihat kerusakan di sana. Dengan analisis kami, ditentukan itu adalah serangan udara dan saya pikir beberapa sumber lain mengatakannya juga,” Lars Bromley, penasehat penelitian di UNOSAT.
Menurutnya, ukuran kawah raksasa yang terlihat di dalam gambar disebabkan “hampir pasti (oleh) pesawat udara menjatuhkan amunisi” sebagai lawan artileri atau mortir.
Namun, menurut Manajer UNOSAT (U.N. Operational Satellite Applications Programme) Einar Bjorgo saat dihubungi oleh Reuters, itu tidak mungkin menjadi kesimpulan 100 persen.
“Ada kerusakan yang signifikan, dan kami yakin itu mungkin serangan udara, tapi itu bukan konklusif,” katanya. “Pengamatan kami dari citra satelit mengindikasikan itu mungkin akibat serangan udara. Tapi itu daerah yang sangat rusak dan kita tidak bisa pasti menyimpulkan bahwa itu serangan udara.”
Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan pada Jumat pekan lalu bahwa dia akan membentuk dewan internal untuk menyelidiki serangan itu dan mendesak semua pihak untuk bekerja sama penuh.
Bjorgo mengatakan, UNOSAT yang meninjau gambar satelit hanya menyajikan secara komersial, belum diminta untuk berbagi analisis dengan para peneliti PBB, tapi mereka siap untuk melakukannya.
“Kami netral. Kami tidak memiliki agenda politik, kami hanya menyatakan fakta-fakta,” tambah Bjorgo.
UNOSAT telah memetakan konflik Suriah sejak perang dimulai pada 2011, mereka menggunakan citra satelit untuk memantau perpindahan penduduk dan kerusakan infrastruktur sipil. Hal ini memungkinkan lembaga PBB untuk memberikan makanan dan bantuan medis ke daerah terkepung untuk melihat hambatan dan pos pemeriksaan secara tepat waktu. (T/P001/R01)
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)