Washington, MINA – Kasus terinfeksi wabah virus corona (COVID-19) yang terkonfirmasi di Amerika Serikat (AS) sudah lebih dari 139.000 dan meninggal lebih dari 2.400 orang dengan Negara Bagian New York yang paling terpukul dengan lebih 1.000 meninggal.
Presden Donald Trump pada Ahad malam (29/3) mengumumkan, memperpanjang pedoman federal tentang jarak sosial sampai 30 April, setelah seorang pejabat kesehatan terkemuka memperingatkan kemungkinan lebih dari 100.000 orang bisa meninggal akibat COVID-19 di negara itu.
“Pemodelan memperkirakan bahwa puncak tingkat kematian kemungkinan akan tercapai dalam dua pekan,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih. “Oleh karena itu, dua pekan ke depan dan selama periode ini sangat penting bahwa semua orang sangat mengikuti pedoman … Kami akan memperpanjang pedoman kami hingga 30 April untuk memperlambat penyebaran.”
Periode 15 hari pertama akan berakhir pada Senin (30/3), demikian Al Jazeera melaporkan.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Di seluruh dunia, jumlah kasus COVID-19 telah mencapai lebih dari 718.000, sekitar 149.000 orang telah sembuh dan lebih dari 33.000 meninggal.
Sementara di Cina, sumber virus berasal, otoritas kesehatan di Beijing melaporkan 31 kasus baru pada Ahad sore. Angka tersebut menandai penurunan dari 45 kasus yang dilaporkan sehari sebelumnya.
Di Cina daratan, jumlah total kasus hingga saat ini naik menjadi 81.470, sementara jumlah kematian kumulatif meningkat menjadi 3.304 orang. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)